Mohon tunggu...
rachmat kamil
rachmat kamil Mohon Tunggu... -

Pengawas SMP Kab. BAndung BArat

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sistem Yang Diterapkan BPJS Bikin Ribed Semua

14 Januari 2014   21:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:50 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sebagai ketua Ikatan Keluarga besar Hemodialisa salah satu RS di bandung ada hal yang ingin disampaikan, Setelah terkaget kaget karena beberapa obat di ganti, obat hanya diberi jatah untuk 3 hari , tadi sudah mendengar kabar obat penambah hormon di stop dulu karena ada dua kemungkinan belum dikirim atau  memang tidak akan diberikan lagi, kecualli beli sendiri setiap cuci mencapai Rp. 300.000, was was pun terjadi.

Tampaknya sistem yang diterapkan BPJS dengan sistem plafon per-pengobatan dengan syarat yang aneh membuat rumah sakit harus ngepas-ngepasin untuk apa saja biaya yg telah dipatok bpjs. jumlahnya tidak boleh melebihi per paket pengobatan. akibatnya rs membuat kebijakan yang aneh2 dan kaku.

Harapan bpjs lebih baik dari askes terpupus sudah....

jika tiap cuci hormon tidak diberikan taruhannya HB akan merosot, stamina merosot haruskah transfusi darah terus? yang berefek jelek bagi tubuh jika terlalu sering.

kekhawatiranpun terus menghantui.... sungguh gegabah yang membuat sistem baru ini , nyawa taruhannya... jika tidak sopan bilang bodoh.. mungkin kurang cerdas..

sistem baru harusnya lebih baik dari sistem sebelumnya ini malah sebaliknya.. apakah kami harus dengan tenang dan sopan mengungkapkan ini sementara hari demi hari jiwa kami terancam. tidak bisa menunggu kebijakan dalam hitungan hari, minggu apalagi bulan. Kami ini besok harus cuci butuh hormon yang mahal itu!!! tidak bisa menunggu. kembalikan lagi ke sistem ASKES!!! sambil evaluasi.

Ikatan Keluarga Besar Hemodialisa salah satu RS di Bandung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun