Mohon tunggu...
Amung Palupi
Amung Palupi Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Seorang yang sedang mencari kesempatan dunia dengan melakukan hal yang bisa dilakukan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berbagi Cerita Menjelang Idul Adha

13 Juni 2024   10:04 Diperbarui: 13 Juni 2024   10:45 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sekarang memang tak bisa dipungkiri jika digitalisasi sudah harus saling mengisi dalam kehidupan sehari -- hari. Pernah berujar pula bahwa jangan sampai manusia berada dibelakang teknologi, karena teknologi hanyalah alat atau tools yang membantu kita dalam mencapai sebuah tujuan.

Menjelang hari raya Idul Adha sebentar lagi, tidak hanya masjid -- masjid yang menyediakan kesempatan bagi masyarakat yang sudah memenuhi syarat untuk berkorban, namun sejak beberapa tahun silam sudah banyak organisasi non profit membuka kesempatan sama bertujuan memudahkan para khalayak umum tersebut untuk menyalurkan salah satu amalan baik dalam agama.

Kaitannya dengan digitalisasi adalah hewan qurban bisa dipesan dari manapun, tak mengotak harus diberikan kepada masyarakat membutuhkan di satu wilayah, serta keamanan bisa terjamin karena uang pembelian hewan tersebut bisa ditransfer melalui rekening bank atau non tunai.

Terlepas dari beberapa kemudahan yang terjadi di jaman serba digitalisasi saat ini, ada kenangan -- kenangan serta kebiasaan yang mungkin dilupakan atau terlupakan juga tetapi sekarang menjadi penting.

Pertama adalah kebiasaan menabung. Sudah menjadi lumrah ada aturan jika ibadah qurban tak perlu dilakukan bagi yang tak mampu melaksanakan. Nahas hal ini terkadang salah ditanggapi oleh sebagian kecil kalangan dengan mengungkapkan bahwa tak perlu melakukannya karena kepentingan lain mereka masih banyak, tak mampu karena bisa menguras isi tabungan apalagi sampai mengurangi biaya perjalanan liburan yang sudah direncanakan jauh hari sebelumnya.

Kembali kepada kebiasaan orang dulu, walaupun biaya pembelian hewan qurban cukup mahal, ternyata mereka memiliki cara unik agar bisa memenuhi ibadah tersebut, yakni kebiasaan untuk menabung. Layaknya mengumpulkan uang untuk berhaji, orang -- orang inipun melakukan hal sama. Biasanya mereka sudah mengumpulkan dalam jangka waktu 10 bulan terakhir sebelum bulan haji berikutnya.

Kedua adalah bekerjasama membantu pembagian hewan qurban kepada khalayak yang membutuhkan. Biasanya seluruh masyarakat sekitar masjid diundang menjadi panitia serta hal inilah terkadang menjadi ajang silaturahmi, pertemuan untuk bersosialisasi kembali setelah melewati kesibukan masing -- masing. Beberapa diantaranya pasti ada gelak tawa karena salah mengenakan pakaian hingga peralatan seperti pisau yang dibawa untuk memotong menjadi bahan candaan bagi sebagian lainnya. Tentu hal ini bisa dilihat secara mata telanjang dan tak bisa ditemukan saat melakukan ibadah tersebut melalui cara daring.

Sayang sekali jika perkembangan digitalisasi malah menghilangkan kebiasaan baik seperti ini serta salah penerjamahan pembahasan ilmu agama sehingga menyebabkan manusia tak mementingkan kepentingan qurban yang bertujuan memberi kebahagiaan kepada masyarakat lainnya apalagi menjadi individualis dengan kemudahan pembelian hewan qurban tanpa harus bertatap muka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun