Mohon tunggu...
Amung Palupi
Amung Palupi Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Seorang yang sedang mencari kesempatan dunia dengan melakukan hal yang bisa dilakukan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kekalahan Timnas Garuda Muda di Piala Asia Kali Ini Harus Membawa Angin Segar Bagi Masyarakat Indonesia

5 Mei 2024   00:18 Diperbarui: 5 Mei 2024   00:22 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kemeriahan perayaan kemenangan oleh seluruh masyarakat hingga pecinta sepakbola tanah air terhadap timnas sepakbola Indonesia u-23 melawan Korea Selatan menuju semifinal piala asia atau AFC U23 Asian Cup 2024 patutlah dilakukan terutama karena dengan tim yang sedang berkembang bisa mengalahkan lawan dengan peringkat jauh diatas.

Dan dari kemeriahan perayaan tersebut pula juga diikuti dengan segala macam perbincangan serta pemberitaan di berbagai macam media baik daring maupun luring. Beragam analisa dilakukan oleh banyak pengamat, banyak yang bangga tetapi tak sedikit pula mengatakan jika kemenangan tersebut hanya keberuntungan dari patok usia bahkan menambahkan bila usia senior maka tak mungkin punggawa kita bisa masuk ke semifinal turnamen sepakbola bergengsi se -- Asia.

Nampaknya kaum pesimistik malam ini (29/04) ada yang merasa paling benar terhadap analisa yang dilakukan karena timnas garuda muda harus menelan kekalahan terhadap lawannya Uzbekistan dengan hasil akhir 2 -- 0. Walaupun banyak yang memberi ucapan terimakasih karena telah berjuang, tetapi bagi mereka tentu isu -- isu seperti pemain naturalisasi, gaya bermain, hingga pelatihpun nanti akan menjadi bahan kritikan di berbagai lini media.

Menarik beberapa waktu sebelum pertandingan melawan Uzbekistan di semifinal piala Asia, beragam halpun banyak terjadi mengisi sisi lain perjuangan timnas garuda di beragam media massa seperti pengaturan hak siar yang dilakukan oleh MNC hingga penyelenggaraan nonton bareng yang dilakukan oleh berbagai instansi pemerintahan serta kritikan netizen Indonesia atas baliho para pejabat daerah di papan reklame.

Blusuk ke lingkungan terpencil perbincangan kemenangan atas Korea Selatan bukanlah hal baru karena masyarakat yang saling bertutur satu dengan lainnya telah banyak melakukan hal ini setelah Indonesia berhasil mengalahkan Australia di babak fase grup beberapa waktu lalu. Seolah kemeriahan hingga ajang turnamen sepakbola se - Asia tersebut memang telah menjadi perhatian masyarakat Indonesia itu sendiri.

Saya yang tidak terlalu suka dengan pertandingan sepak bola akhirnya ikut menonton hingga memperhatikan dengan seksama setiap pertandingan setelah timnas garuda muda berhasil mengalahkan Australia. Walaupun Indonesia gagal masuk ke babak final malam ini, tetapi darisinilah saya banyak memperhatikan beberapa poin positif yang terjadi bahkan dilakukan oleh masyarakat Indonesia.

Pertama bahwa kemenangan Indonesia melawan Australia adalah pemantik serius jika pandangan umum masyarakat Indonesia yang selalu menilai timnas sepakbola selalu kalah terhadap lawan dengan tinggi badan melebihi rata -- rata punggawa muda ternyata bisa dipatahkan. Banyak sekali dari penonton di warung kopi mengatakan tak mungkin menang karena cara bermain hingga membawa isu rumah tangga perihal salah satu pemain perihal menikah dengan selebgram, tetapi kenyataannya beberapa waktu kemudian mereka terhenyak setelah sundulan Komang Teguh berhasil membobol gawang lawan.

Kedua adalah patut diakui karena dari perjuangan punggawa timnas garuda muda itulah yang bisa mempersatukan seluruh masyarakat memiliki semangat membara untuk satu suara lagi setelah terpecah perihal urusan pilpres serta dinamika dunia perpolitikan yang terjadi hingga sekarang. Walaupun terasa menjadi hambar sebab ulah beberapa oknum pejabat memasang wajah mereka mengajak nonton bareng, namun hal ini merupakan salah satu bukti masyarakat bisa bersatu demi satu tujuan yakni menyaksikan laga sepakbola.

Ketiga, selama ini kita terlalu meremehkan kerja keras pemain sepakbola timnas Indonesia, berhasil menang dibilang keberuntungan, kalah disalahkan lebih daripada koruptor kelas teri. Yang ingin saya sampaikan bahwa melajunya punggawa garuda muda hingga ke babak semifinal bukanlah karena faktor orang tuanya kaya, namun karena setiap hari berlatih sesuai dengan arahan pelatih. Berlari sana -- sini selama 90 menit, menahan amarah perihal diganggu oleh pemain lawan, rasanya hal tersebut patut dihargai oleh masyarakat umum apalagi bukan membawa nama individu.

Seperti yang dituliskan sebelumnya jika euforia serta harus menerima kekalahan dalam ajang turnamen sepakbola negara se -- Asia ini adalah sesuatu hal penting untuk menunjukkan jika bahwa seluruh masyarakat di berbagai lapisan itu bisa bersatu dan satu suara setelah pemilu akbar dilaksankan. Lalu mulailah untuk bisa menghargai segala usaha yang dilakukan oleh para pemain timnas, bahwa jauh dari kerabat, keluarga, bermain bola di negara asing bagi sebagian dari kita hal yang tak mudah. Proses berkembang butuh waktu panjang nan melelahkan, tidak ada yang instan, bahkan sejak dinipun sebenarnya sudah diajarkan jika ingin menjadi juara di kelas maka harus rajin belajar, menjadi kaya harus rajin menabung. Kalah menang itu wajar, ambil dari proses sampai ke hasil bukan malah sebaliknya lalu hanya bisa menghakimi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun