Mohon tunggu...
AMU KASIM
AMU KASIM Mohon Tunggu... PETANI -

Hidup sebagai petani di Raha, Muna Sulawesi Tenggara. Itu Saja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tulisan Ini Kupersembahkan Hanya Untukmu Tuan Guru

3 Mei 2016   14:19 Diperbarui: 3 Mei 2016   14:51 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Soekarno Mengajar, Sumber http://guru.or.id

Umar Bakri Umar Bakri

Pegawai negeri

Umar Bakri Umar Bakri

Empat puluh tahun mengabdi

Jadi guru jujur berbakti memang makan hati -- (Lirik Lagu Umar Bakri, Iwan Fals)

Bagi anda yang lahir tahun 70-an sudah tidak asing dengan sosok Umar Bakri, sosok guru yang digambarkan dengan begitu nyata oleh Iwan Fals. Mendengar Lagu ini Imajinasi kita hanyut membayangkan sosok seorang guru sederhana yang pulang pergi mengajar hanya mengendarai sepeda kumbang dengan menggandeng tas kulit yang sudah lusuh. Bayangan seorang guru jujur yang mengabdi untuk bangsa ini tanpa mengharapkan selain dari gajinya, sosok yang sempurna sebagai Pahlawan tanpa tanda jasa. Meskipun berirama contry dengan lirik yang agak jenaka, tetap saja lagu Umar Bakri sebuahSatire tentang nasib guru di zamannya.

Kesederhanaan dalam hidup, keikhlsan dalam mendidik anak serta nilai-nilai kejujuran yang telah engkau berikan yang membuat siapapun sungguh sangat menghormati Tuan Guru. Kami tidak pernah memberikan penghargaan yang begitu tinggi selain kepada profesi guru karena guru lebih dari sekedar profesi, lebih dari sekedar sebuah pekerjaan dan rutinitas hidup. Tiada pengharapan yang lebih baik selain harapan agar anak-anak kami engkau bimbing sehingga dapat menjalani hidup dengan baik.

Tuan Guru, tahukan kalian bahwa anak-anak kami sangat hormat kepada kalian, betapa takutnya seorang anak ketika tidak mampu memenuhi perintah guru walaupun hanya sekedar diperintahkan untuk membawa sapu lidi, betapa anak akan lebih memilih untuk marah kepada orang tuannya ketika belum mampu membayar uang sekolah, Tidak sedikit anak-anak sekolah yang rela berbohong kepada orang tuanya untuk ke sekolah tapi tidak pernah sampai ke sekolah hanya karena tidak sempat mengerjakan Pekerjaan Rumah yang engkau berikan

Kalau anak kami salah silahkan jewer kuping mereka, atau memukul kaki mereka ketika mereka sudah kelewat bikin pusing tuan guru, kalau kuku anak kami panjang silahkan pukul tangannya, perintahkan kepada mereka untuk berlari selama mungkin di lapangan sekolah kalau anak kami menggangu kawannya, dan kami sebagai orang tua mengganggap itu sebuah pelajaran yang akan membuat mereka mengerti bahwa jika salah maka mereka harus siap bertanggung jawab, Kalau anak kami pulang sekolah dan mengatakan bahwa kalian tuan guru sungguh kejam, maka tada lain yang keluar dari lisan kami adalah “Semua yang Guru Lakukan adalah untuk Kebaikanmu, sungguh tidak ada guru yang kejam mungkin engkaulah yang salah kepada guru, besok kamu harus minta maaf kepada Tuan Guru Nak”.

Jangan tanyakan mengapa kami begitu percaya Tuan Guru, Kami titipkan anak secara menyeluruh dan sebagai orang tua menggap bahwa anak kami adalah anak kalian juga dan ingin mereka lebih baik dari orang tuannya ini, hanya ditanganmu lah semua cita-cita orang tua dapat terwujud.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun