Ini bukan katanya, ini kenyataan bahwa Rombongan Golkar ketemu ama Bapak Presiden di Istana untuk melaporkan hasil Munaslub dan menyatakan dukungan Golkar kepada Pemerintah untuk kesekian kalinya, tapi satu yang mengganjal nih, desas desusunya katanya ada pembicaraan tentang Reshuffle Kabinet dan katanya lagi ada nama-nama orang Golkar yang diajukan untuk posisi menteri, Waduh bisa bahaya nih isu pak kalau nggak dikelola dengan baik, bisa nyenggol kiri kanan apalagi nyenggol saudara tua. Atau jangan-jangan betul adanya? Karena PPP udah ngeluh, pos menteri hanya 1 masa iya sih mau di kurangi ya.. abis dong, ada-ada saja. PKB juga udah pasang kuda-kuda dan menyiapkan tangkisan kalau-kalau menterinya ada yang diambil sama Golkar. Hanura sama Nasdem nggak mungkin diam adem ayem pasti gerah juga, Nih Golkar gimana ngomongnya ya, “anak baru kok sok jagoan, penumpang gelap, nggak keringatan kalau dapat jatah menteri apa kata dunia, apa Golkar lupa bagaimana tingkah lakunya membuat KIH pengen nonjok rame-rame KMP di pemilihan ketua dewan.
Tapi Golkar bukan sembarang Partai, Senior Bro, “Golkar itu mendukung pemerintah, dan punya banyak kader bagus kalau dipercaya jadi Menteri syukur, tidak pun syukur juga” ini pernyataan klise bangat sih, PAN juga ngomong begitu kemarin. Ikhlas nggak sih ngomong seperti itu? Apa iya nggak kecewa udah dukung dengan setulus hati nggak dikasih apa-apa, serius nih atau mungkin hanya lip service, PAN aja yang udah lama dukung pemerintah belum jelas apalagi Golkar. Tapi golkar beda bung, golkar pung suara di parlemen banyak, kalau suara PAN tidak sedikit tapi tidak sebanyak Golkar, pasti beda perlakuan dong.
Tapi keyakinan saya masih kuat bahwa orang-orang Golkar adalah orang-orang yang sadar diri dan tahu bahwa mereka pernah membuat sayatan ke tubuh PDI-P, Nasdem, Hanura dan PKB yang bekasnya masih ada dan masih terasa sakit kalau disentuh, hanya diluar yang sembuh didalam belum sepenuhnya sembuh apalagi yang dihati perihnya belum hilang sampai saat ini. Dan orang-orang Golkar juga tahu betul bahwa penumpang gelap membeli tiket bukan di loket resmi, nanti setelah ada pemeriksaan baru membeli tiket, itupun dengan bujuk rayu agar diberi diskon. Resiko Penumpang Gelap sudah pasti dapat jatah makan ala kadarnya, nggak ada asuransi, nggak dapat tempat duduk, hanya bisa gelar Koran.
Kalau hendak menikmati nikmatnya tempat duduk, harus sabar menunggu keihklasan yang punya tempat duduk mau memberi atau tidak atau menunggu sampai yang punya tempat duduk turun itupun pasti rebutan. Kalau yang berduit, tinggal bayar aja minta tempat duduk ekstra atau membayar yang punya kursi dengan bayaran berkali lipat, masih ada satu solusi yaitu dengan menggunakan pihak lain untuk memaksa yang punya tempat duduk agar angkat kaki dengan berbagai cara. Resiko terbesar dari penumpang gelap yang tidak mempunyai tiket sejak awal, belum tentu alias belum pasti diizinkan untuk bergabung dengan penumpang lain
Butuh pengorbanan besar, pengorbanan yang maknanya luas serta pengorbanan dalam arti benar-benar berkorban untuk mendapat jatah menteri, tapi semua kembali lagi kepada Presiden dalam melihat apakah dengan memasukan orang golkar ke jajaran kabinetnya mempunyai nilai plus-plus dan yakin tidak akan membuat dan menambah kegaduhan. Jadi Golkar jangan ge-er dulu ya, andai cita-cita tidak tercapai tidak merasa sakit hati, toh di kabinet sekarang sudah ada perwakilan Golkar Yusuf Kalla dan Luhut Pandjaitan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H