Mohon tunggu...
AMU KASIM
AMU KASIM Mohon Tunggu... PETANI -

Hidup sebagai petani di Raha, Muna Sulawesi Tenggara. Itu Saja

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ratusan Ribu Dollar US di Rumah Sekretaris MA Nurhadi Disita KPK, Saya Harus Bilang Wow, Gitu?

25 April 2016   12:32 Diperbarui: 25 April 2016   12:35 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi: 3.bp.blogspot.com"][/caption]Yang tidak wajar ketika KPK menemukan uang sebanyak itu di rumah saya yang hanya seorang petani, atau di rumah orang tua saya yang notabene hanya seorang pensiunan PNS golongan 2, kalau di rupiahkan ratusan ribu dollar us sama dengan milyaran rupiah, dan sudah pasti itu duitnya sendiri  mana mungkin tetangganya iseng nyimpan duit di rumah Nurhadi, Di pernikahan anaknya pun Nurhadi berani menunjukkan kekayaaanya dengan menyiapkan souvenirnya yang keseluruhan harganya mencapai ratusan ribu dollar us, emangnya orang biasa yang souvenirnya hanya gantungan kunci, ini pernikahan anak pejabat bro… yang punya banyak duit, gengsi dong ngasih ke tamu kok souvenir murah, bahwa lewat pernikahan anaknya Nurhadi memberi pesan kepada kita-kita bahwa rumor pejabat itu kaya raya ternyata benar adanya.

Mendingan Nurhadi sudah #beranijujur dengan menempati rumah yang super mewah toh dia beli rumah itu menggunakan gajinya sendiri, dibandingkan pejabat-pejabat lain yang duitnya lebih banyak di depan media pura-pura miskin, Mimik mukanya dibuat seolah-olah hari ini belum makan, tinggal di rumah jabatan kalau hajatan sederhana, udah ketangkap KPK baru wow…. Ternyata selain punya tanah punya gunung, punya laut, rumah dimana-mana tak ketinggalan istri pun dimana-mana, sekali lagi dengan menempati rumah super mewah, Nurhadi membuka mata kita bahwa siapa bilang PNS kalau udah jadi pejabat nggak bisa beli rumah mewah, kata siapa gaji Pejabat itu kecil.

Apresiasi yang tinggi harus diberikan kepada Nurhadi, karena sekali lagi dia sudah #BeraniSekali menyimpan uang tunai milyaran dalam rumahnya, kalau saya pasti takutnya minta ampun punya duit milyaran dalam rumah, segala macam perasaan campur aduk, mau keluar rumah takut nanti ada yang rampok, mau selfi di tumpukan duit nanti dituduh sombong, disimpa di bank, pasti petugas bank pertanyaannya macam-macam harus isi formulir asal usul uang tersebut, di jalan perasaan was-was seolah-olah ada yang buntutin terus, pokoke nggak enak lah nyimpain duit milyaran.  Ini Bapak Nurhadi kok santai saja punya duit milyaran dalam rumah, menjalani hidup sehari-hari biasa-biasa saja, apa tidak punya rasa khawatir seperti saya? Kalau tidak berarti duit Nurhadi kemungkinan bukan hanya yang di rumah mewahnya, masih banyak duit di tempat dan dalam bentuk yang lain, logikannya kalau hilang ya tidak mengapa masih banyak yang lain, mungkin ini masih mungkin namanya juga logika petani

Untuk membuktikan bahwa uang yang telah disita KPK adalah duit halal maka Nurhadi harus #BeraniMencariAlasan asal usul uang tersebut karena kalau hanya dari gaji dan tunjangan sangat jauh dari Masuk akal dan yang bikin rumit yang disita bukan mata uang rupiah tapi dalam bentuk dollar amerika, mungkin bisalah dipakai alasan berikut ini bahwa duit milyaran itu dari gaji dan tunjangan suami istri yang tidak dipakai sama sekali selama puluhan tahun dan baru minggu lalu di tukar dalam bentuk dollar ditambah hasil penjualan warisan barang antik dari nenek buyut di situs lelang Online, sumbangan dari pihak-pihak lain dalam bentuk uang dollar US, dan usaha-usaha lain yang hanya menerima pembayaran menggunakan dollar amerika, atau mungkin Bapak punya jawab lain?

Bapak Pejabat Negara Sekretaris MA Nurhadi yang terhormat, Saya pikir bapak masih punya kesempatan untuk #BeraniBicaraJujurTanpaTakutMati, kalau memang itu uang milayaran halal harus bisa Bapak buktikan karena ini menyangkut harga diri dan nama baik keluarga dan buktikan juga kepada kami bahwa ternyata KPK telah salah mencekal Bapak untuk jalan-jalan ke luar negeri ke Timor Leste pun Bapak sudah dilarang. Kejujuran Bapak sangat dibutuhkan oleh masyarakat biasa seperti saya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun