Mohon tunggu...
AMU KASIM
AMU KASIM Mohon Tunggu... PETANI -

Hidup sebagai petani di Raha, Muna Sulawesi Tenggara. Itu Saja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Logika “Yang Tidak Logis” Ricky Vinando dalam Kasus Jessica, Apakah Ada Hubungan Ricky Vinando dengan Jessica?

27 Mei 2016   15:53 Diperbarui: 27 Mei 2016   16:16 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, http://www.kawalengelinemegawe.com

Saya :

Pertanyaan saya, Apakah suatu keharusan dalam teori hukum bahwa pelaku harus pergi dan menyaksikan dari jauh proses kematian korban? Negasi Logikanya juga sederhana, Karena Pelaku sudah mengetahui Korban pasti mati maka kalau langsung pergi sudah pasti akan mudah ketahuan, karena mengapa tiba-tiba menghilang, mengapa langsung pergi dan tega meninggalkan teman sendiri dalam proses sakaratul maut dan proses menghilangkan diri itulah yang bisa menjadi bumerang, akan banyak saksi yang akan melihat bukan hanya CCTV dan hal ini sudah menjadi cerita klasik, kebanyakan kasus pembunuhan terungkap karena pelaku yang semula ada di TKP tiba-tiba langsung menghilang

RV :

“Sulit bagi jaksa untuk bisa meyakinkan hakim bahwa Jessica bersalah karena membunuh Mirna, sangat sulit bahkan hampir mustahil. Mengapa hampir mustahil? Karena saat menetapkan Jessica sebagai tersangka modal utama penyidik adalah kamera CCTV, dan keyakinan ayah Mirna.”

Saya

Kalau paragraf ini, anda benar-benar ngaco dan ngawur, kapan dan dimana polisi mengatakan bahwa modal utama penyidik adalah keyakinan ayah mirna. Apakah agar kelihatan bombastis tulisan anda sampai harus mengarang dan mengatakan bahwa modal utama penyidik salah satunya adalah keyakinan ayah mirna. Anda sarjana hukum, apakah  pernah ada dalam teori bahwa keyakinan orang termasuk dalam alat bukti?

RV :

Diketahui pula bahwa pelayan cafe sempat mencicipi kopi Mirna dan rasanya kebas serta panas. Ini menarik jika ditanyakan hakim kepada jaksa, mengapa pelayan cafe yang mencicipi kopi Mirna tidak juga kejang-kejang atau mati? Sedangkan Mirna kejang-kejnag dan berujung meregang nyawa? Padahal kopi yang dicicip pelayan cafe adalah kopi milik Mirna.

Saya

Logikanya sederhana saja, Apakah sama mencicipi dengan meminum? Kalau penyidik polisi menyuruh seseorang untuk mencicipi/merasakan kopi tersebut artinya polisi sudah tahu bahwa sianida tidak akan menyebabkan kematian kalau hanya sekedar dicicipi. Ini hanya untuk mengetahui bahwa rasa kopi bersianida berbeda dengan kopi yang biasanya dibuat di kafe tersebut. Kalau mencicipi menyebabkan efek yang sama dengan meminum yaitu kematian, sudah pasti pelayan akan mati juga, dan ini bisa bikin geger dan heboh, pelayan mati karena disuruh polisi mencicipi kopi bersianida. Jadi Mas Ricky beda ya antara mencicipi dengan meminum

Bersambung lagi ah…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun