Mohon tunggu...
Armin Mustamin Toputiri
Armin Mustamin Toputiri Mohon Tunggu... Politisi - pekerja politik

Menuliskan gagasan karena ada rekaman realitas yang menggayut di benak.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Puasa Ujian Kejujuran Diri (9)

27 Juni 2015   02:23 Diperbarui: 27 Juni 2015   02:23 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

BERTARUNG DOA MENUJU PILKADA

Oleh Armin Mustamin Toputiri

Sungguh luar biasa kemajuan tekhnologi saat ini. Kemajuannya jauh berpuluh kali lipat dari yang pernah terbayangkan sekitar sepuluh tahunan lalu. Bagaimana mungkin terbayangkan sebelumnya, jika misalnya seorang karib saya sesama aktifis organisasi kepemudaan sekian tahun lalu di Jakarta, tiba-tiba berkomunikasi dengan saya melalui saluran telpon, sekaligus berbicara tatap muka dengan saya. Ia ada di Makkah, sementara saya ada di Makassar.

Karib saya yang sedang menunaikan ibadah umrah di negeri Saudi Arabia sana, sekian menit berbincang dengan saya melalui program canggih dimiliki pesawat hape itu. Dia mengabari saya jika sekian parpol telah menetapkan dirinya sebagai figur unggulan yang bakal diusung mengikuti pertarungan pilkada beberapa bulan ke depan. Sebagai karib terdekatnya, jujur ia menjelaskan jika dirinya menunaikan ibadah umrah Ramadhan untuk memohonkan berkah.

Seperti kejadian sebelumnya, menjelang pertarungan pilkada, banyak kandidat menunaikan umrah. Bahkan kandidat Presiden RI, Joko Widodo, juga melakukan hal sama menjelang hari H pencoblosan Pilpres 2014. Dan karena pilkada diselenggarakan serentak beberapa bulan ke depan, sehingga saya menduga jika bukan hanya karib saya tengah menunaikan Umrah di sana. Tentu, juga ada sekian kandidat lain tengah bertarung doa di sana, berharap restuNya.

Bertarung doa, karena saya membayangkan andai ada sekian kandidat yang bakal bertarung di satu daerah yang sama, lalu sama sama-sama memohon restu ilahi di tanah suci Makkah atau Madinah, entah siapa gerangan diantara mereka bakal meraih belas kasih ilahi. Tentu karuniaNya dilimpahkan pada siapa diantara yang memiliki niat suci mau memimpin suatu daerah otonom. Allah SWT maha tahu isi hati dan niat mereka. Termasuk niat karib saya itu.

Faisal-Makassar, 09 Ramadhan 1436 H/26 Juni 2015 M

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun