JUDUL catatan ini, kira-kira berarti; "telah siap bertarung menghadapi Covid-19". Saya temukan bertebaran di halaman media sosial. Akun Twitter dimiliki FIFA. Badan pengendali internasional sepakbola yang bermarkaz di Zurich, Swiss itu. Berisi hashtag, tagar #covid19, bahkan pula telah dijadikan semacam "tagline". Maksudnya apa? Saya kurang tahu. Setelah melirik sekian video -- 28 pesepakbola tampil -- di akun Twitter itu. Ya, rupanya FIFA ikut berperan. Melawan Covid-19.
Ternyata antara Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, cara bersama Presiden FIFA, Gianni Infantino, telah menandatangan MOU. Bekerjasama, meng-"kick out" Coronavirus, pandemic yang telah mengglobal itu. FIFA, bakal menurunkan tim tangguh untuk membendung serbuan Corona yang telah membabibuta. Di antaranya, penyerang Argentina, Lionel Messi, ada juga dua kipper tangguh. Gianluigi Buffon asal Juventus, Alisson Becker, Liverpool, serta lainnya.
Di antara 28 pesepakbola diajukan FIFA, seluruhnya pemain bintang. Saya telah membayangkan pertarungan yang disokong WHO itu bakalan seru. Apalagi Tedros, lelaki asal Ethiopia itu, dikala jumpa pers di markas WHO di Jenewa, telah sesumbar menjanjikan, bakal menerapkan strategi, "A good defense is to attack". Pertahanan terbaik adalah menyerang, seperti filosofi pertaruhan yang dianut, bahkan dipraktekkan, legenda Sir Alexander Ferguson, sepanjang memanajeri MU.
"Coronavirus ini ancaman besar bagi kita. Musuh terbesar umat manusia abad ini", kata Tedros. "Sebab itu, semua kita, seisi bumi ini, harus bersatu melawannya secara ofensif. Passing game". Direktur Jenderal WHO itu berdalih, jika itulah pola terbaik diterapkan guna menghalau virus itu yang sudah seolah, mengunjuk permainan "samba". Liuknya sangat massif. Selang sebulan saja, mula kemunculannya di Wuhan, Coronavirus itu, secepat kilat menggerayang di seantero dunia.
FIFA, meski mula tujuan didirikan sebagai pengendali internasional sepakbola, pula merasa ikut terpanggil. Mengambil peran menghadapi serbuan Covid-19, pandemic yang telah mengglobal itu.
"Serbuan virus ini, telah mempertontonkan kepada kita, betapa rentannya kita. Juga betapa mengglobalnya dunia kini. Kita, tidak boleh diam. WHO, mesti didukung. Virus ini mesti kita kick out", ujar Gianni Infantino. "Setelahnya, kita akan bina harapan. Dan sepakbola akan berperan".
Baik WHO, sebagai badan kesehatan dunia milik PBB, telah menyatakan kesiapan dengan taktik ofensif, begitu pula FIFA telah siap menurunkan 28 pemain bintang yang direkrutnya dari sekian kesebelasan tangguh dunia. Keduanya, telah sesumbar, sementara lawan bakal dihadapi, Covid-19, si Coronavirus itu, tak sekalipun memunculkan wujud. Tapi, pergerakannya sangatlah masif. Sekian libero tangguh dimiliki Italia; Maldini, Bonucci, Scirea, beserta lainnya, me-lockdown diri.
Lalu, FIFA memangnya mau melawan cara apa? Nyatanya, cara menyerangnya lewat video. FIFA melalui para pemain bintangnya yang sebelumnya handal berunjuk kaki, giliranya memintai kita rajin mencuci tangan. Hanya sebatas itu. Italia saja yang punya pertahanan "catenaccio", sangat tangguh, pula dibobol Covid-19, oleh si Coronavirus itu. Italia, malah kini epicentrumnya. Sebab itu, kata Franco Baresi, "Keselarasan antara pikiran serta fisik, justru itulah pertahanan terbaik".
Makassar, 03 April 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H