[caption caption="Photo: Merdeka.com/imam buhori"][/caption]
Tidak sia-sia pengorbanan dilakukan Muhammad Fadjroel Rachman yang tergabung dalam “Relawan Dua Jari” untuk memenangkan Jokowi-JK pada pelaksanaan Pilpres 2014. Fadjroel mendapatkan imbalan setimpal dari Jokowi. Saat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Adhi Karya (Persero), 22 September 2015, sepakat menunjuk Fadjroel Rachman untuk menggantikan Imam Santoso sebagai Komisaris Utama perusahaan milik negara itu.
Jika ditilik lebih jauh, bukan hanya Fadjroel Rachman dari Tim Sukses Jokowi-JK yang saat ini ditempatkan di BUMN, tapi ada sekian nama ditebar disejumlah perusahaan berplat merah. Sebutlah sekian diantaranya, ada Cahaya Dwi Rembulan Sinaga dari PDI-P, kini ditempatkan menjadi Komisaris Independen PT Bank Mandiri (Persero). Selain itu, juga ada politisi PDI-P, Pataniari Siahaan, yang kini ditunjuk sebagai Komisais Independen di PT Bank BNI (Persero).
Politisi PDI-P atau orang dekat Megawati yang lain, adalah Alexander Sonny Keraf, mantan Menteri Lingkungan Hidup era Gus Dur itu, juga ditunjuk menjadi Komisaris Independen di PT BRI (Persero). Imam Sugema dari Megawati Institute, menjadi Komisaris Utama PT PGN (Persero). Tim Jokowi-JK, Sony Subrata, ditunjuk menjadi Komisaris Independen di PT Semen Indonesia (Persero), serta Hironimus Hilapok menjadi Komisaris PT Adhi Karya (Persero).
Selain politisi PDI-P, juga ada sekian politisi partai pengusung Jokowi-JK pada Pilpres 2014. Dari Partai Nasdem, ada Jeffry Wurangin ditunjuk menjadi Komisaris di PT BRI (Persero), dan Pamela Johanna yang ditunjuk sebagai Komisaris Independen PT Telkom (Persero). Dan dari PKB, Imas Aan Ubudiyah, ditunjuk menjadi Komisaris Independen PT Wijaya Karya (Persero). Serta politisi PPP (Mukhtamar Surabaya) Emron Pangkapi, jadi Komisaris PT Timah (Persero).
Masih ada jejeran nama lain. Diaz Hendropriyono, putra mantan Kepala BIN, Hendropriyono yang dulu adalah Tim Utama Jokowi-JK, ditunjuk jadi Komisaris PT Telkom (Persero). Bahkan ada nama Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun ditunjuk menjadi Komisaris Utama PT Jasa Marga (Persero), serta ada pengamat politik yang diketahui orang dekat Megawati, Sukardi Rinakit sebagai Komisaris Utama PT Bank BTN (Persero) meski belakangan konon ditolaknya.
Penyebaran sekian banyak mantan Tim Sukses Jokowi-JK untuk menduduki jabatan strategis di sekian BUMN mendapatkan respon negatif sejumlah kalangan sebagai bagi-bagi jatah dan balas jasa, sekalipun dipahami sebagai keniscayaan. Namun Menteri BUMN Rini Soemarno, tetap menampiknya karena semua dilakukan berdasarkan prosedur. Bahkan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, menepisnya sebagai hal lumrah, sama dilakukan pemerintahan sebelumnya.
Namun bagi pengamat ekonomi, Dawam Rahardjo, menudingnya sebagai bahaya laten yang akan menjadi bom waktu untuk siap meledak dan menghancurkan BUMN. Salah satu aspek bom waktu yang patut diwaspadai adalah hadirnya sejumlah orang tidak berkompoten serta memiliki pandangan lain di BUMN. Mudah-mudahan saja penempatan mereka sekadar bagi-bagi jatah untuk berbalas jasa, asal bukan menjadi pencari uang kelompok ataukah parpol.
Makassar, 01 Oktober 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H