Mohon tunggu...
Armin Mustamin Toputiri
Armin Mustamin Toputiri Mohon Tunggu... Politisi - pekerja politik

Menuliskan gagasan karena ada rekaman realitas yang menggayut di benak.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Puasa Ujian Kejujuran Diri (16)

4 Juli 2015   06:14 Diperbarui: 4 Juli 2015   06:14 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SURVEY ATAU BERKAH ALLAH SWT

Oleh Armin Mustamin Toputiri

Menunaikan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan tahun ini, sepertinya menjadi bahan uji bagi para pekerja politik. Sebab disaat bersamaan, dituntut pula untuk beradu argumentasi secara subjektif dalam menelorkan pasangan Calon Kepala Daerah paling diunggulkan oleh masing-masing parpol, guna diadu pada Pilkada beberapa bulan ke depan. Seorang teman aktifis salah satu parpol, berkelakar bahwa karena itu puasanya tahun ini menjadi makruh.

Dan ketika sore kemarin saya ikut menghadiri acara berbuka puasa bersama dilaksanakan di kediaman seorang kolega, ketua salah satu parpol tingkat propinsi, kelakar teman baik saya, seolah berbukti. Menunggu setengah jam lagi waktu berbuka puasa masuk, diantara sekian kolega saya para pekerja politik yang hadir, tak mampu mengelakkan diri dari perdebatan subjektif tentang pasangan figur paling diunggulkannya, bahkan dijagokan untuk menang.

Di tengah perdebatan yang sengit, saya mencoba memposisikan diri menjadi penonton dan pendengar yang baik. Sungguh, saya merasa tertarik untuk menyimak satu sesi perdebatan yang menggelikan. Kolega yang satu berpandangan bahwa mengajukan figur bakal diusung oleh parpolnya, hanya satu indikator yang laik digunakan, yakni berdasar hasil survey. “Buat apa kader yang hebat dimajukan, tapi kemungkinannya untuk menang sangat tipis”, ujarnya.

Tapi kolega yang satu segera menepisnya. Berdasar pengalaman, banyak figur yang mulanya unggiul dalam survey, tapi kenyataan kalah juga. “Untuk itu, indikator hasil survey bukanlah jaminan utama”, bantahnya. Kalau begitu, jaminan apa yang tepat dijadikan sandaran dalam mengajukan pasangan yang kelak bisa memenangi Pilkada. Bertepatan alunan adzan, tanda waktu berbuka puasa tiba, kolega satu memberi jawaban telak. “Berkah Allah SWT”. Titik.

Faisal-Makassar, 16 Ramadhan 1436 H/03 Juli 2015 M.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun