Mohon tunggu...
Abdul Muis Syam
Abdul Muis Syam Mohon Tunggu... Jurnalis - Terus menulis untuk perubahan

Lahir di Makassar, 11 Januari. Penulis/Jurnalis, Aktivis Penegak Kedaulatan, dan Pengamat Independen. Pernah di Harian FAJAR Makassar (Jawa Pos Grup) tahun 90-an. Owner dm1.co.id (sejak 2016-sekarang). Penulis novel judul: Janda Corona Menggugah. SALAM PERUBAHAN.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menyedihkan, Faisal Basri Terkena “Wabah” Stockholm Syndrome?

24 Desember 2014   21:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:32 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1419694681337553555

[caption id="attachment_343702" align="alignnone" width="600" caption="Ilustrasi/Desain-Repro: Abdul Muis Syam"][/caption]

FAISAL Basri adalah sosok yang dikenal sebagai mantan aktivis pemberani. Mahfud MD bahkan menyebutnya sebagai sosok lurus dan prorakyat. Tetapi “titel” itu rasa-rasanya sudah harus dilepaskan dari diri Faisal Basri.

Sebab, sejak ia diangkat oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said sebagai Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas (TRTKM) alias Tim Pemberantas Mafia Migas pada Minggu (16/11/2014), Faisal Basri tiba-tiba berubah “wujud”.

Ya, Faisal yang bernama asli Faisal Batubara itu kini tak lagi membara membakar semangatnya dalam membela rakyat miskin. Faisal Batubara itu kini menjelma bagai batu-apung yang amat ringan terapung-apung dan menari-nari di atas penderitaan rakyat.

Bagaimana tidak, Faisal bersama para aktivis pergerakan perubahan lainnya yang pada tahun-tahun sebelumnya sama-sama ikut menentang dan menolak kenaikan harga BBM, kini malah tunduk pada pemerintahan yang menganut neoliberalisme, ia bahkan ikut dengan tegas mendukung kenaikan harga BBM.

Praktis, para LSM dan aktivis pergerakan perubahan menjadi geram. Sejumlah aktivis, seperti Imam Shalahudin dan Galih Andreanto dari GMNI bahkan menuding Faisal Basri sudah kotor, bodoh dan rusak.

Menurut mereka, mental Faisal Basri yang diharapkan menolong rakyat miskin, malah mendukung Jokowi naikkan  harga BBM, dan itu pertanda mental Faisal Basri sudah kotor, rusak dan intoleran kepada kaum miskin, sangat menyedihkan.

Sebagai Ketua TRTKM, Faisal bahkan tak tanggung-tanggung merekomendasikan agar Pemerintah segera menghilangkan (menghapus) BBM jenis Premium RON 88 lalu beralih ke MoPS Mogas 92 setara Pertamax.

Rekomendasi tersebut menurut Salamuddin Daeng, adalah merupakan langkah yang sangat licin guna memuluskan jalannya liberalisasi migas. Mengapa demikian?

Pengamat dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) ini pun memunculkan 9 pandangan yang menjadi alasannya.

1). Menghapus BBM RON 88 berarti menghapus BBM jenis premium. Dengan demikian maka hanya jenis Pertamax yang akan dijual kedepan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun