Mohon tunggu...
Abdul Muis Syam
Abdul Muis Syam Mohon Tunggu... Jurnalis - Terus menulis untuk perubahan

Lahir di Makassar, 11 Januari. Penulis/Jurnalis, Aktivis Penegak Kedaulatan, dan Pengamat Independen. Pernah di Harian FAJAR Makassar (Jawa Pos Grup) tahun 90-an. Owner dm1.co.id (sejak 2016-sekarang). Penulis novel judul: Janda Corona Menggugah. SALAM PERUBAHAN.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ini Alasan Mengapa Golput Akan Menang pada Pileg

9 April 2014   14:21 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:52 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

HARI ini, Rabu (9 April 2014), beberapa jam lagi Rakyat Indonesia  yang telah memiliki hak pilih “diundang” untuk ke TPS terdekat di wilayah masing-masing.

Namun dari warga negara yang telah mendapat undangan tersebut, belum tentu akan menggunakan hak pilihnya, alias Golput (Golongan Putih) karena berbagai alasan. Alasannya mungkin sama kuatnya dengan alasan KPU dan pihak parpol yang berusaha agar warga negara tidak Golput sehingga Pemilu bisa dikatakan sukses.

Karena telah digaji, maka mungkin inilah salah satu alasan mengapa KPU sangat ngotot meminta kepada warga untuk tidak Golput dan agar Pemilu bisa dikatakan sukses. Begitu pun dengan parpol yang memang punya kepentingan besar dalam ajang perebutan kekuasaan yang dilakukan sekali dalam lima tahun tersebut.

Tapi adakah KPU dan pihak parpol menyadari mengapa warga negara dari setiap Pemilu belakangan ini makin meningkat jumlahnya sebagai Golput? Bahkan diprediksi kuat pada Pemilu 2014 ini Golput justru akan memenangkan perolehan suara. Mengapa?

Kita tak perlu menjawabnya terlalu panjang. Sebab, rakyat sendiri tentu banyak sudah yang merasakan dan menyaksikan, bahwa betapa selama ini kondisi bangsa dan negara sudah sangat terpuruk akibat ulah busuk sebagian besar elit parpol, baik yang ada di dewan  maupun di pemerintahan.

Korupsi merajalela; memberi keleluasaan asing dalam menguasai kekayaan alam kita; hasil-hasil pertanian kebutuhan pangan rakyat nyaris seluruhnya ternyata adalah hasil impor; menambah utang negara dan defisit APBN, adalah merupakan sejumlah kondisi Indonesia terkini yang timbul sebagai akibat dari “kegemaran” parpol penguasa beserta koalisinya yang kini kembali ikut dalam Pemilu 2014. Inilah alasan pertama mengapa warga lebih tertarik untuk Golput.

Yang kedua, sebagaimana diketahui bersama, bahwa Pemilu ini terlebih dahulu diawali dengan Pemilihan Anggota Legislatif (Pileg). Namun anehnya, yang ramai dibicarakan dan dibahas sejak dulu baik di dunia nyata maupun di dunia maya bukan para Caleg, melainkan gontok-gontokan memunculkan sosok Capres dari parpol masing-masing.

Dan itu adalah salah satu bukti, bahwa sesungguhnya maksud utama para caleg dimunculkan nampaknya lebih hanya kepada upaya untuk memenuhi dan mencapai “nafsu” kekuasaan parpolnya masing-masing, bukan untuk kepentingan rakyat. Makanya  jangan heran banyak caleg yang berasal dari artis ganteng dan cantik, atau sejumlah tokoh masyarakat yang dinilai punya pengaruh luas.

Namun hal yang mendasar mengapa warga negara cenderung lebih banyak untuk Golput adalah karena sudah jenuh dengan perilaku elit parpol yang memuakkan dan "menjijikkan". Kebanyakan mereka menjadi Caleg karena hanya ingin mendapatkan mata pencaharian yang besar. Namun ketika sudah digaji tinggi oleh negara, mereka malah merampok dan melahap uang rakyat pula. Dan kondisi inilah salah satunya yang belum dibenahi oleh para parpol.

Warga negara banyak memilih untuk Golput karena sampai detik ini mereka juga belum melihat adanya parpol yang yang bisa dipercaya, semuanya sama, yakni sama-sama hanya membutuhkan rakyat, memuja rakyat, menyanjung rakyat, mencintai rakyat, memberi uang ke rakyat hanya pada saat kampanye karena berharap kemenangan untuk kekuasaan dan memperkaya kelompok masing-masing. Sesudahnya, rakyat diabaikan, dibiarkan susah, bahkan ditindas.

Ketika Pemilu sudah berlalu, teriakan dan jeritan serta tangisan rakyat dianggap angin lalu. Rakyat sangat sulit memohon dan bahkan tak mampu untuk “melawan” ketika sejumlah parpol sudah menguasai tahta kekuasaan. Olehnya itu, pada Pemilu Pileg ini, diprediksi kuat sangat banyak rakyat yang akan menjadi Golput sebagai bentuk “perlawanan” sekaligus penolakan terhadap para parpol  korup yang tidak amanah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun