Mohon tunggu...
Abdul Muis Syam
Abdul Muis Syam Mohon Tunggu... Jurnalis - Terus menulis untuk perubahan

Lahir di Makassar, 11 Januari. Penulis/Jurnalis, Aktivis Penegak Kedaulatan, dan Pengamat Independen. Pernah di Harian FAJAR Makassar (Jawa Pos Grup) tahun 90-an. Owner dm1.co.id (sejak 2016-sekarang). Penulis novel judul: Janda Corona Menggugah. SALAM PERUBAHAN.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bakar Semangat Kemaritiman, Rizal Ramli Ajak Pelajar ”Berlayar Gratis”

25 Juli 2016   21:44 Diperbarui: 26 Juli 2016   11:05 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nenek moyangku seorang pelaut || Gemar mengarung luas samudra ||
Menerjang ombak tiada takut || Menempuh badai sudah biasa ||
Angin bertiup layar terkembang || Ombak berdebur di tepi pantai||
Pemuda berani bangkit sekarang || ke laut kita beramai-ramai

LIRIK lagu di atas tentu tidaklah cukup dengan hanya dinyanyikan agar bangsa kita dapat kembali menjadi negara Maritim yang tangguh. Tanpa ada upaya yang maksimal sejak dini, maka lagu tersebut dapat dipastikan hanya akan menjadi “penghibur lara” dalam mengenang masa-masa kejayaan bangsa Indonesia sebagai negara maritim.

Dunia sangat mengakui, bahwa nenek moyang kita adalah pelaut ulung dengan aktivitas kemaritimannya yang sangat tinggi. Sebab, wilayah kepulauan Nusantara yang terletak pada titik silang jaringan lalu-lintas laut dunia, membuat posisi Indonesia sebagai penghubung “dua dunia”, Timur dan Barat.

Kekayaan dan hasil bumi Indonesia merupakan kebutuhan yang “diperebutkan” di pasaran dunia. Hal itulah yang membuat aktivitas kemaritiman (perdagangan dan pelayaran) kita amat padat dan ramai, bahkan menjadi “incaran” untuk dikuasai oleh bangsa lainnya.

Dan sejarah memang mencatat, bahwa abad ke-9 Masehi Indonesia mengalami masa keemasan dan kejayaan sebagai bangsa maritim. Sriwijaya (tahun 683-1030) adalah kerajaan besar Nusantara yang mempunyai benteng di Kotaraja, dengan armada lautnya yang amat kuat, bernyali dan disegani oleh seluruh negara.

Bidang Kemaritiman di negeri ini tetap berjaya karena dilanjutkan kendalinya oleh Gajah Mada sebagai Mahapatih Kerajaan Majapahit (1293-1478 M).

Dengan Sumpah Palapa, Gajah Mada bertekad menyatukan Nusantara. Untuk mewujudkan itu, diangkatlah Laksamana Nala sebagai Jaladimantri yang bertugas memimpin kekuatan kemaritiman Kerajaan Majapahit. Sosok Laksamana Nala dapat diibaratkan untuk zaman ini adalah Dr. Rizal Ramli selaku Menko Kemaritiman dan Sumber Daya.

Alhasil, kemaritiman di bawah kendali Laksamana Nala, Majapahit benar-benar meraih kejayaannya melalui kemaritiman. Bahkan Majapahit menjelma menjadi kerajaan maritim yang amat besar, kuat dan tangguh, berkuasa secara luas serta termasyhur hingga ke luar Nusantara.

Masa keemasan dan kejayaan Maritim itulah yang kini amat diseriusi oleh Presiden Jokowi untuk segera kembali direbut dan diwujudkan melalui Program Poros Maritim dalam Nawacita, yakni dengan menunjuk “sosok Trisakti” Rizal Ramli selaku Menko Kemaritiman dan Sumber Daya.

Presiden Soekarno ketika meresmikan Institut Angkatan Laut (IAL) tahun 1953 di Surabaya, menegaskan: “…usahakan penyempurnaan keadaan kita ini dengan menggunakan kesempatan yang diberikan oleh kemerdekaan. Usahakan agar kita menjadi bangsa pelaut kembali. Ya..., bangsa pelaut dalam arti seluas-luasnya. Bukan sekadar menjadi jongos di kapal... bukan! Tetapi bangsa pelaut dalam arti cakrawala samudra. Bangsa pelaut yang mempunyai armada niaga, bangsa pelaut yang mempunyai armada militer, bangsa pelaut yang kesibukannya di laut menandingi irama gelombang lautan itu sendiri “.

Untuk mengembalikan masa kejayaan Maritim di negeri ini sekaligus demi mewujudkan penegasan Presiden Soekarno, yang kini sedang diupayakan oleh Presiden Jokowi, tentulah diperlukan upaya maksimal dengan diikuti berbagai terobosan di dalamnya.

Dan sebagai salah satu terobosan yang mendasar, Menko Rizal Ramli pun menggandeng Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggelar Jelajah Laut melalui program Ekspedisi Nusantara bagi para pelajar untuk berlayar gratis ke sejumlah perairan di Indonesia.

Program ini tentu saja sangat penting sebagai upaya memperkenalkan potensi sektor kemaritiman Indonesia kepada generasi muda selaku pihak pelanjut pembangunan di negeri ini.

Tujuannya, selain untuk membakar jiwa dan semangat para pelajar agar memiliki tekat yang besar dengan ikut serta sebagai generasi tangguh dalam merebut dan mengembalikan masa kejayaan Indonesia sebagai negara maritim, sekaligus mewujudkan cita-cita Presiden Jokowi dalam menjadi Indonesia sebagai Poros Maritim dunia.

Ekspedisi Nusantara bagi pelajar ini adalah kegiatan rutin yang akan digelar setiap tahun. Dan untuk tahun ini pihak Kemenko Kemaritiman bekerjasama dengan Kemendikbug serta pihak-pihak terkait di dalamnya membuka kesempatan bagi para pelajar untuk dapat memiliki jiwa maritim melalui jelajah Laut dengan menggunakan KRI Banjarmasin.

“Ekspedisi Nusantara lebih banyak anak SMA dari 34 provinsi dari Aceh hingga Papua dengan menggandeng Kemendikbud,” ujar Asisten Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan Maritim, Kemenko Maritim, TB Haeru Rahayu saat acara Maritime Arts di Museum Bahari, Jakarta Utara, Minggu (24/7/2016).

Menurut rencana, kata Haeru, tahun ini Ekspedisi Nusantara ini dimulai dari tanggal 22 September 2016 hingga 18 Oktober 2016. “Kalau tak ada halangan (kegiatan ini) akan dilepas Presiden (Jokowi) dari Tanjung Priok. Rutenya Jakarta-Enggano-Nias-Sabang-Karimun-Natuna dan sampai ke Kayong puncak Sail Karimata. Terakhir, kembali lagi ke Jakarta,” jelas Haeru

Dikatakannya, sedikitnya hampir 250 siswa SMA yang akan diajak mengarungi laut di berbagai perairan Indonesia. “34 provinsi kalau masing-masing 7 siswa, (maka) ada 238 orang. Kerjasama TNI-AL naik KRI Banjarmasin,” tutur Haeru seraya menyebutkan, bahwa para peserta terpilih akan mendapatkan berbagai fasilitas, mulai dari akomodasi, makan, hingga uang saku dari Kemenko Maritim.

Namun Haeru menyebutkan, bahwa jelajah laut sebagai program untuk memupuk dan membakar jiwa kemaritiman bagi generasi muda ini tidak hanya buat pelajar SMA, dalam jangka waktu yang sama para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia juga berkesempatan untuk ikut serta.

Bedanya, jika SMA menaiki KRI Banjarmasin, maka mahasiswa akan menaiki Kapal Perintis keliling Indonesia. Bahkan Ekspedisi Nusantara khusus mahasiswa yang juga rutin diadakan setiap tahun ini lebih banyak kuota, yakni 2.000-an mahasiswa.

“Kita juga punya buat anak muda seperti mahasiswa. Dia tidak pakai KRI, tapai pakai kapal perintis dari Aceh sampai ke Papua, melewati Kalimantan hingga Sulawesi,” kata Haeru.

Bagi para pelajar SMA dan mahasiswa yang berminat ikut Ekspedisi Nusantara, bisa segera buruan mendaftarkan diri secara online dengan melengkapi berbagai dokumen persyaratan dari orangtua dan sekolah/kampus.

“Syaratnya izin sama orangtua, lalu ditunjuk sekolah, sehat jasmani dan rohani. Kami percaya bahwa kalau dikasih kesempatan pasti bisa menunjukkan potensinya semaksimal mungkin,” pungkas Haeru.

Sayangnya Haeru tidak menyebutkan secara detail cara dan tempat pendaftarannya. Namun bagi yang berminat bisa mencari informasi lebih jelas dengan menghubungi langsung Gedung BPPT I Lt. 3 Jl. MH Thamrin No. 8 Jakarta. Atau kontak: (021) 3168111 / (021) 3141790. Email: sekretariat@maritim.go.id atau biroinfokum@maritim.go.id. Semoga kalian yang berminat bisa terpilih. Bagi yang belum, sabar saja menunggu tahun berikutnya. Mari rebut dan wujudkan masa Kejayaan bangsa Indonesia sebagai negara Maritim yang tangguh!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun