Mohon tunggu...
Abdul Muis Syam
Abdul Muis Syam Mohon Tunggu... Jurnalis - Terus menulis untuk perubahan

Lahir di Makassar, 11 Januari. Penulis/Jurnalis, Aktivis Penegak Kedaulatan, dan Pengamat Independen. Pernah di Harian FAJAR Makassar (Jawa Pos Grup) tahun 90-an. Owner dm1.co.id (sejak 2016-sekarang). Penulis novel judul: Janda Corona Menggugah. SALAM PERUBAHAN.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pencatut, Pecatur dan Pelacur Politik di Pemerintahan

21 November 2015   19:35 Diperbarui: 21 November 2015   19:35 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kedua, sejauh ini SS adalah salah satu pejabat atau menteri yang dinilai tak punya prestasi yang patut dibanggakan. Bahkan SS dianggap sebagai menteri yang lebih banyak membuat hidup rakyat makin terbebani, menaikkan BBM, mencabut subsidi listrik, dan lain sebagainya.

Olehnya itu, nama SS saat ini paling kuat disebut-sebut sebagai salah satu menteri yang akan di-eliminasi pada Reshuffle Kabinet Kerja jilid 2. Jadi kemungkinan besar, bisa diduga SS menjadikan masalah pencatutan itu hanya agar dapat terselamatkan dari eliminasi tersebut. Ini yang ketiga

Kemudian yang keempat, SS selama menjabat selaku Menteri ESDM dinilai cenderung lebih tunduk kepada Wapres JK daripada Presiden Jokowi. Hal ini dapat dilihat dari sikap keras kepala SS yang tak pernah mau menghadiri undangan rapat satu kali pun dari salah satu menteri “pilihan” Presiden Jokowi, yakni Rizal Ramli selaku Menko Kemaritiman dan Sumberdaya.

Dan kelima, pada saat ini publik mengetahui SS adalah pejabat yang pertama kali ngotot untuk melakukan perpanjangan kontrak karya dengan memberikan “lampu hijau” kepada PT. Freeport meski harus menabrak perundang-undangan atau peraturan yang telah ada.

Olehnya itu di mata publik, kelakuan SS serta SN ataupun sejumlah pejabat lain sejenisnya terkesan sebagai “pelacur” politik dalam pemerintahan, sebab dapat ditebak ada “pecatur” yang telah mengatur sekaligus bertindak sebagai beking di balik tindakan mereka yang kelihatan begitu berani dengan maksud untuk mencapai kepentingan masing-masing.

Jika benar demikian, maka tak salah kiranya jika Menko Rizal Ramli ketika ditanyai wartawan, menjawab, “Anggap aja rakyat Indonesia sedang dihibur oleh satu sinetron perang antar-geng. Nah, geng ini kadang-kadang berdamai, kadang perang, tergantung ‘hadiahnya’"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun