Dewan ini nantinya difungsikan untuk menjaga kualitas hingga menentukan harga minyak kelapa sawit dunia, sekaligus mengembangkan industri hilirnya, juga mengkoordinasi produksi dan stok produk minyak sawit di pasar global internasional.
Langkah ini disepakati dalam pertemuan antara delegasi Indonesia yang diwakili oleh Menko Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli, dengan delegasi Malaysia yang diwakili oleh Menteri Industri Tanaman dan Komoditas, Datuk Amar Douglas Uggah. Hadir pula, Kepala Bappenas Indonesia Sofyan Djalil.
Meski pertemuan yang digelar pada Sabtu (3/10/2015) itu hanya berlangsung selama 2 jam 30 menit (13.00 WIB hingga 15.30 WIB), di Hotel Fairmont, Senayan-Jakarta, namun pertemuan tersebut sangat patut dicatat sebagai sejarah baru yang akan menuju pada “Revolusi Kebangkitan Minyak Kelapa Sawit Indonesia” ke tingkat internasional.
Dari pertemuan tersebut, Rizal Ramli menyebutkan telah terjadi empat poin kesepakatan, yaitu:
1. Indonesia dan Malaysia sepakat dengan pembentukan badan kerjasama sawit dalam Council of Palm Oil Producing Countries (CPO-PC) untuk penentuan harga minyak sawit mentah, promosi keunggulan sawit beserta turunannya.
Badan ini akan dibentuk pada akhir Oktober 2015;
2. Indonesia dan Malaysia sepakat menyatukan standar perkebunan sawit berkelanjutan melalui Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan Malaysian Sustainable Palm Oil (MSPO);
3. Indonesia dan Malaysia sepakat meningkatkan kerjasama promosi praktik industri sawit berkelanjutan; dan
4. Indonesia dan Malaysia akan meningkatkan riset dan pengembangan pada industri sawit, untuk membuka potensi nilai tambah.
Mengenai dewan baru tersebut, Rizal Ramli mengaku akan secara resmi dibentuk di saat ada pertemuan Perdana Menteri Malaysia dan Presiden Jokowi, yang waktunya akan segera ditentukan secepatnya.
Rizal Ramli menjelaskan, jika Indonesia gabung dengan standar baru, maka itu akan membuat posisi Indonesia makin kuat. “Coba kalau naik lagi 100 US Dolar per ton, pasti akan signifikan sekali. Saya juga harap nanti negara-negara produsen sawit lain ikut bergabung,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Rizal Ramli sekaligus juga menyatakan rencananya untuk membuat avtur dari CPO. Ia berniat mengembangkan bahan bakar jet yang berasal dari CPO (jet fuel). Langkah tersebut sebagai upaya pemerintah mendorong hilirisasi produk sawit.
“Kami ingin mengembangkan jet fuel, bahan bakar untuk jet dari CPO. Itu lebih bagus untuk lingkungan hidup daripada avtur. Nilai tambahnya 20 kali, saya ingin 5-10 tahun yang akan datang Indonesia produsen nomor satu jet fuel,” ujar Rizal Ramli usai melakukan pertemuan dengan Pemerintah Malaysia tersebut, di Jakarta, Sabtu (3/10/2015).