[caption id="" align="alignnone" width="600" caption="Ilustrasi/Abdul Muis Syam: 14 macam foto Rizal Ramli for Capres sebagai ajakan untuk tidak Golput pada Pilpres 2014 (Sumber: photobucket.com)"][/caption] DARI data yang ada, terdapat angka pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya (Golput) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009 silam adalah sebesar hampir 30 persen. Sementara suara yang tidak sah hampir 15 persen. Jika digabung antara angka Golput dengan suara yang Tidak Sah, maka sekitar 40 persen atau terdapat 67.166.357 suara yang “hilang” dari DPT sebesar 171.265.442. Angka 30 persen Golput pada Pilpres 2009 tersebut tentu saja sekaligus dapat dikatakan sebagai jumlah “penolakan” dari para pemilih terhadap seluruh pasangan Capres dan juga kepada semua Parpol pengusung di 5 tahun silam tersebut. Lucunya, sejumlah FIGUR serta PARPOL yang mendapat “penolakan” sebesar 30 persen pada Pilpres 2009 yang lalu tersebut, saat ini malah akan kembali berlaga pada Pilpres 2014 mendatang. Kelucuan ini pun lebih diperparah lagi dengan kondisi kinerja sangat buruk yang ditampilkan oleh pemerintahan hasil produk Pemilu 2009. Yakni di antaranya, KORUPSI yang semakin merajalela; nilai RUPIAH melemas; UTANG negara yang makin membengkak, pengelolaan APBN yang mengalami banyak DEFISIT; IMPOR makin tumbuh pesat; pengedaran NARKOBA perusak generasi bangsa makin menganga akibat sentuhan hukum yang lemah; kedaulatan dan KEWIBAWAAN negara yang makin kerdil di mata negara-negara tetangga; dan lain sebagainya. Kondisi kinerja yang sangat buruk itulah kemudian membuat para “Golputers (pelaku Golput)” merasa tak menyesali diri tidak memberikan suaranya pada Pemilu 2009 yang lalu. Sebaliknya, mereka yang memberikan suaranya pada pemilu 2009 boleh jadi saat ini merasa amat kecewa atas kinerja yang amat buruk tersebut. Sehingganya, angka Golput pun diperkirakan akan semakin meningkat pada Pemilu 2014 ini. Jika ingin benar-benar menekan angka Golput pada Pemilu kali ini, maka para Parpol sebaiknya jangan berpura-pura optimis dengan menyebut bahwa angka Golput bisa ditekan. Para Parpol sebaiknya secara bijak menyadari diri untuk tidak lagi mempertahankan cara-cara atau “budaya” angkuh dan egoismenya dengan memaksakan kehendak dan seleranya sendiri-sendiri demi kepentingan kelompok masing-masing. Terutama dalam hal mencari dan mentukan pasangan capres yang akan diusung, maka para parpol seharusnya jangan pura-pura tidak melihat serta jangan pura-pura tidak mengetahui POTENSI (kekuatan) BESAR murni yang dimiliki oleh SOSOK dari LUAR PARPOL. Potensi besar murni yang dimaksud adalah potensi kepemimpinan positif dari seseorang yang memiliki integritas (integritas intelektual, moral, dan sosial), kapasitas, serta kapabelitas tinggi sesuai “cita-rasa” yang diharapkan oleh rakyat, yang tentu saja tidak terjadi secara “rekayasa” melalui “ramuan bumbu-bumbu resep” yang dipaksakan menurut selera partai politik. Hanya potensi besar yang murni yang diyakini akan memunculkan pendukung riil (bukan rekayasa atau paksaan) yang lahir dari seluruh lapisan masyarakat. Sehingga itulah, jika sosok yang memiliki potensi besar murni ini kemudian disepelekan (tidak diusung) oleh parpol, maka di situlah sesungguhnya yang memaksa pemilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya, alias Golput. Dan ingat, “kaum” yang Golput saat ini adalah rata-rata dipengaruhi oleh pemikiran idealis yang sangat tinggi, yang tak sudi negara ini dikuasai oleh parpol korup. Sehingga itu, para parpol juga jangan pura-pura tidak memahami pemikiran idealis yang dimiliki oleh kaum Golput tersebut. Sebagai contoh dekat. Rizal Ramli yang saat ini sebagai Kandidat Capres versi Konvensi Rakyat, adalah sosok yang samasekali tidak bisa disepelekan. Sebab, mantan aktivis mahasiswa yang pernah dibui karena melawan rezim Orba ini tentu saja adalah sosok yang tidak perlu lagi diragukan pemikiran idealisnya. Dan dari pemikiran idealis yang dimilikinya itu, Rizal Ramli pun berhasil menjadi tokoh nasional yang memiliki kualitas integritas, kapasitas dan kapabelitas yang sangat tinggi. Sehingga itulah, tidak sedikit rakyat dari banyak lapisan dengan sebuah kesadaran untuk mendapatkan pemimpin berintegritas, kapasitas dan kapabelitas yang tinggi, menyatakan luapan kehendaknya mendukungan Rizal Ramli agar juga dapat dimajukan dalam Pilpres 2014 tahun ini. Menanggapi derasnya aspirasi dari rakyat tersebut, Rizal Ramli pun melangkah maju sebagai kandidat Capres di Konvensi Rakyat untuk menjemput dan menyahuti restu dari langit (Tuhan) serta dari bumi (rakyat)demi perbaikan serta perubahan (khususnya peningkatan ekonomi) di negeri ini. Luapan aspirasi dan dukungan kepada Rizal Ramli ini ternyata tidaklah mengada-ngada. Dukungan tersebut di antaranya bisa secara nyata dilihat dari setiap acara debat-publik Konvensi Rakyat yang diselenggarakan di sejumlah kota besar di tanah air. Pada setiap acara tersebut, tidak sedikit pendukung Rizal Ramli dengan ikhlas dan bergotong-royong hadir, yakni sebagai bukti luapan dukungannya kepada sosok ekonom senior tersebut. Seluruh pendukung para kandidat Capres Konvensi Rakyat tersebut (termasuk pendukung Rizal Ramli), tentu saja adalah rakyat yang berasal dari semua lapisan, yang boleh jadi mereka-mereka yang hadir dan memberikan dukungannya tersebut adalah orang-orang yang berasal dari dua “golongan”, yakni pertama adalah Golput 2009 telah yang berniat untuk tidak lagi Golput 2014 karena ingin mendukung Rizal Ramli; dan kedua adalah “golongan” yang pernah memberikan suaranya pada Pilpres 2009 tetapi telah kecewa dengan kinerja parpol penguasa beserta para koalisinya dalam pemerintahan saat ini. Sehingga jika sosok di luar parpol seperti Rizal Ramli ini benar-benar bisa diusung sebagai Capres untuk bertarung dalam Pilpres 2014, maka diyakini angka Golput akan mengalami penurunan drastis. Sebab, sekali lagi, Rizal Ramli adalah sosok luar partai yang dinilai memiliki potensi besar “murni“ dan punya pendukung riil (asli) dari rakyat. Dan selain itu, Rizal Ramli memang dikenal sebagai sosok yang sangat “familiar” di kalangan kaum Golput. Kalau begitu, jangan Golput pada Pilpres 2014...!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H