[caption id="" align="alignnone" width="595" caption="Ilustrasi/Abdul Muis Syam: Grafik indeks Cawapres paling ideal, LSP."][/caption] BERBAGAI pertimbangan dan referensi kini harus terus diolah oleh parpol, baik dari internal parpol maupun dari lembaga survei dalam memunculkan calon pemimpin yang berkualitas sesuai tuntutan dan harapan rakyat pada Pemilu 2014 kali ini, bukan dengan rekayasa yang hanya akan membuat produk Pemilu menjadi tidak berkualitas dan hanya menjadi beban bagi bangsa dan negara 5 tahun ke depan. Olehnya itu, hitung-hitungan Pemilu Presiden (pilpres) 2014 harus bisa dirumuskan dan dikaji secara matang dan menyeluruh demi memenuhi kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Untuk memenuhi hal tersebut, pihak parpol dalam memunculkan sosok capres harus semaksimal mungkin dengan cermat menentukan cawapres sesuai tuntutan dan kebutuhan rakyat Indonesia, yakni pasangan pemimpin (capres dan cawapres) yang benar-benar bisa menjawab serta mengatasi seluruh persoalan bangsa dan negara ini untuk 5 tahun ke depan. Artinya, pihak parpol hendaknya tidak mengedepankan nafsu dan ambisi besarnya untuk hanya memperoleh kekuasaan semata sehingga mengenyampingkan tuntutan dan kepentingan rakyat ke depan. Parpol bisa saja kini sudah bulat menetapkan sosok bakal capresnya, tetapi parpol jangan sampai keliru menduetkan atau memasangkan capresnya dengan seorang cawapres. Sebab, dalam Pemilu, dukungan rakyat bisa saja tiba-tiba berubah setelah melihat dan mengetahui cawapres yang akan mendampingi capres yang bersangkutan. Beberapa hal yang bisa membuat dukungan rakyat jadi berubah di antaranya adalah kekuatiran, bahwa: apakah pasangan capres tersebut benar-benar mampu nantinya mengatasi persoalan bangsa dan negara yang diyakini ke depan lebih sangat rumit dibanding pada era sebelumnya? Atau apakah pasangan capres tersebut nantinya justru menjadi beban buat rakyat, dan malah makin membuat rakyat jadi susah? Dan sebagainya. Sekaitan dengan itu, untuk membantu menghilangkan sejumlah kekuatiran tersebut, Lingkaran Studi Perjuangan (LSP) pun menyodorkan hasil “studinya” terhadap sejumlah tokoh yang dinilai ideal diposisikan sebagai Cawapres guna memperkuat kemampuan Capres dalam mengatasi persoalan bangsa dan negara ketika terpilih nantinya. Dan sejauh ini sudah ada tiga sosok bakal capres yang dianggap telah siap dan serius akan bertarung dalam pilpres, yakni Joko Widodo, Prabowo Subianto dan Aburizal Bakrie. Hanya memang, sejauh ini pula ketiga tokoh tersebut belum memiliki calon pendamping yang dianggap tepat. Sehingga itu, selain membantu menghilangkan sejumlah kekuatiran rakyat, studi (survei) yang telah dilakukan LSP juga sekaligus adalah untuk membantu ketiga bakal capres tersebut dalam mendapatkan Cawapres yang tepat dan ideal. Seorang peneliti LSP, Gede Sandra, menilai ada tujuh tokoh yang layak dan ideal mendampingi tiga capres tersebut. “Menurut kami Rizal Ramli, Abraham Samad, Mahfud MD, Gita Wirjawan, Hatta Rajasa, Jusuf Kalla, dan Moeldoko yang paling ideal menjadi wapres dari ketiga capres itu,” ungkap Gede Sandra saat memaparkan hasil survei LSP, di Dapur Selera, Tebet, Jakarta, Jumat (4/4/2014). Seperti dilansir jpnn.com. Dalam menentukan para kandidat cawapres tersebut, LSP menggunakan pendekatan yang mengedepankan indikator: visi trisakti, bukti trisakti, sikap anti-KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme), kepemimpinan dan prestasi, pluralisme, jaringan internasional, efektivitas dalam menghadapi parlemen, serta keberpihakan pada rakyat. Dalam pengumpulan komponen indikator ini, LSP salah satunya memanfaatkan mesin pencarian di internet. Dan hasilnya, LSP pun menemukan dari indeks kedaulatan skala 0-100, Rizal Ramli “didaulat” sebagai Cawapres paling ideal karena memperoleh nilai indeks sebesar 88. Disusul di bawah Rizal Ramli ada Abraham Samad (63), Mahfud MD (63), Gita Wirjawan (50), Hatta Rajasa (50), Jusuf Kalla (50) dan Moeldoko (50). Rizal Ramli dinilai paling ideal, sebab rekam jejaknya di bidang ekonomi selaku ekonom senior selama puluhan tahun dalam membela kedaulatan bangsa dan rakyat amat jelas dan konsisten. Demikian pula dengan Abraham Samad dan Mahfud MD sebagai pendekar hukum. “Karena itu LSP berharap para (bakal) capres dapat mempertimbangkan ketiga nama cawapres tersebut yang bisa jadi penentu perjalanan Indonesia pasca 2014,” pungkas Gede.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H