Mohon tunggu...
Abdul Muis Syam
Abdul Muis Syam Mohon Tunggu... Jurnalis - Terus menulis untuk perubahan

Lahir di Makassar, 11 Januari. Penulis/Jurnalis, Aktivis Penegak Kedaulatan, dan Pengamat Independen. Pernah di Harian FAJAR Makassar (Jawa Pos Grup) tahun 90-an. Owner dm1.co.id (sejak 2016-sekarang). Penulis novel judul: Janda Corona Menggugah. SALAM PERUBAHAN.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dulu Soekarno Mengusir Penjajah, Sekarang Jokowi “Mengundang” untuk Dijajah

18 Desember 2014   08:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:04 3434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan cuma itu, WNA yang diberi kedudukan sebagai direksi itu tentulah nantinya akan diberi gaji dan fasilitas yang lebih besar. Jangan dulu bicara direksi BUMN, gaji WNA yang bekerja sebagai pilot di Garuda Air saja bisa dua kali lipat lebih besar dari pada pilot lokal (orang Indonesia).

Menurut data, sejak tahun 2011 saja, kapten pilot asing yang bekerja pada tahun pertama mendapat gaji US$9.000 per bulan. Gaji itu masih ditambah biaya akomodasi US$1.200. Sedangkan first officer asing menerima biaya akomodasi US$7.200. Sementara kapten pilot lokal (orang Indonesia), yang sama-sama bekerja pada tahun pertama hanya mendapat gaji total Rp43 juta.

Sehingganya, rencana “kotor” dari Menteri BUMN dan Menko Perekonomian untuk mendudukkan orang asing sebagai direksi di lingkungan BUMN adalah sangat tidak elok jika direstui oleh Jokowi. Sebab apakah itu yang disebut berdikari Trisakti? Dan apakah memang kita sudah kehabisan orang-orang dari dalam negeri kita sendiri yang bisa dilibatkan masuk menduduki jabatan tersebut?

Andai semua ini benar-benar direstui dan dilakukan oleh pemerintahan Jokowi-JK, maka itu sama halnya dengan “mengundang” orang asing untuk kembali menjajah Indonesia.

“Sudah terjadi apa yang ditakutkan oleh Soekarno. Bung Karno bilang hati-hati, nanti setelah Indonesia merdeka, Indonesia akan kembali dijajah melalui ekonomi, neokolonialisme,” lontar Dr. Rizal Ramli, sosok  yang tak henti-hentinya berjuang menegakkan ekonomi kerakyatan sesuai ajaran Trisakti sejak dulu. Dan sejak menjabat Menko Perekonomian, serta selaku Menteri Keuangan di era Presiden Gus Dur, Rizal Ramli berhasil menurunkan Utang Luar Negeri.

Wahai Tuan Baginda Presiden dan Wakil Presiden, ingatlah! Bangsa ini punya sejarah yang amat panjang pernah dikendalikan dan dikuasai oleh negara asing. Jadi berhati-hatilah, karena “kejahatan” tidak hanya datang dari niat, tetapi juga karena adanya sebuah kesempatan.

SALAM PERUBAHAN...!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun