Coba sebutkan kapal apa saja yang dimiliki Indonesia selain PELNI dan Kapal Militer. Atau coba sebutkan Ship Yard di Indonesia. Benar. TIDAK ADA. Sengaja tidak saya sebutkan shipyard kecil di Batam. Maaf, tetapi belum bisa kita banggakan. PELNI dan kapal kapal militer Indonesia pun adalah kapal kapal buatan negara lain yang bahkan lautnya hanya berupa teluk kecil.
4. Hak Asasi dan Kesejahteraan Pelaut di Indonesia Seringkali Diabaikan
Sering mendengar, pelaut pelaut Indonesia yang terlantar di luar negeri? Terutama di negara negara mongol, seperti cina dan taiwan. Atau bahkan sering terdengar pelaut pelaut kita yang bekerja ke kapal luar terjebak dalam perbudakan sampai hilang nyawa.Â
Atau di dalam negeri sendiri, setiap bulan, kecelakaan kapal kerap terjadi. Bukan hanya karena abai terhadap SOLAS, juga karena kembali ke point 2, tidak banyak pelaut yang berlayar benar benar memahami apa itu SOLAS. Pelaksana training dan sertifikasi di banyak institusi kita di Indonesia belum maksimal. Sad to say but it's the truth.
5. Tidak Ada Tindak Tegas Terhadap Perusahaan Atau Agency Nakal
Mengapa kasus nomor 4 seringkali terjadi? Benar. Belum ada filter dan tindak tegas terhadap agency agency atau perusahaan nakal di Indonesia.
Solusi Menjadikan Setiap Pelaut Indonesia Terpenuhi Kesejahteraannya
- Perbaiki Sistem
- Perbaiki Manusia-nya, Pastikan Sistem Berjalan Sesuai Dengan Visi Misi
- Tindak Tegas dan Hukuman Berat Bagi Yang Melanggar
Sebenarnya 3 solusi ini cukup mudah dilaksanakan, karena secara Internasional dan hukum penyesuaian secara nasional sudah terbentuk, seharusnya sudah tidak sulit untuk melaksanakannya. Kuncinya ada pada kualitas manusia yang menerapkannya.
Profil Penulis:
Saya Amsulistiani, ETO Trainee Kapal Pesiar AIDA.
Referensi https://amsulistiani.com/courses/
fb & ig: Amsulistiani
Jayalah Pelaut Indonesia