Mohon tunggu...
Dewi Amsika IF
Dewi Amsika IF Mohon Tunggu... Mahasiswa - MHS Unikama_210402080001

Mahasiswa Unikama

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berhati dengan Multitasking

22 Mei 2024   09:36 Diperbarui: 22 Mei 2024   09:39 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
thequietworkplace.com

Beberapa orang akan berbangga diri karena mampu mengerjakan banyak hal dalam satu waktu atau multitasking. Seseorang bahkan mungkin menikmatinya karena mengerjakan banyak hal dalam satu waktu. Orang lain mungkin akan berpikir bahwa apa yang dilakukannya itu adalah hal hebat. Bahkan tak jarang orang-orang menganggap kegiatan itu akan memberi kesan 'orang sibuk'.

Tapi sebenarnya, sulit untuk menganggap itu sebagai suatu kebanggan. Mudah untuk menikmati kegiatan melakukan banyak hal dalam satu waktu itu, tapi tidak dengan kemudian lagi. Seseorang memang hebat multitaskingnya. Bangga menjadi orang sibuk itu, tidak bisa terus dinikmati.

Karena mampu melakukan banyak hal dalam satu waktu, akan membuatmu depresi. Kenapa? Saat melakukan banyak hal dalam satu waktu, kegiatan itu akan memberikan beban kepada otak. Otak yang terlalu bekerja keras akan mengalami depresi.

Bahkan, hal hebat itu belum tentu membuatmu terlihat pintar. Melakukan multitasking memang membutuhkan kepintaran. Karena untuk melakukan banyak hal dalam satu waktu, membuatmu berpikir bagaimana caramu melakukan semuanya tanpa harus membuang banyak hal. Tetapi, karena multitasking ini juga, membuat otak yang bekerja keras menjadi menurunnnya IQ.

Hingga lama-kelamaan orang sibuk akan mengalami gangguan fungsi otak. Otak yang terus menerus harus beradaptasi dengan cepat akan menguras banyak energi. Otak yang kelelahan pun sulit untuk fokus dna kesulitan menerima informasi. Sampai hebatnya orang sibuk, semakin hebat karena bisa merusak jaringan otak fungsi kognitif .

Seseorang mungkin berpikir jika menjadi multitasking akan mempersingkat waktu pengerjaan. Memiliki pemikiran dengan tujuan tersebut adalah tidak salah. Tapi menjadi hebat hingga menjadi orang sibuk karena multitasking adalah salah. Bukan salah dalam mengerjakannya, tapi dalam metode mengerjakannya. Karena multitasking yang bisa mempersingkat waktu, juga mempersingkat waktu seseorang menuju sakit.

Hal mendesak apa hingga seseorang harus multitasking. Lakukan pemrioritasan pada yang paling mendesak. Langkah pertama agar kamu tidak selalu bermultitasking. Karena seseorang suka menunda pekerjaan, hingga tenggat pengumpulan mulai mendekat, seseorang mengeluarkan kemampuan multitaskingnya.

Tulis apa yang akan kamu kerjakan dalam beberapa hari ke depan. Melakukan pekerjaan sedikit demi sedikit akan memberi otak waktu untuk beristirahat. Selain otak, tubuh juga akan beristirahat dan kembali membawa energi baik untuk otak.

Kemudian tingkatkan kesadaran akan apa yang paling utama harus kamu lakukan. Peran apa yang saat ini kamu dapatkan. Tangungg jawab dan kewajiban apa dari peran yang kamu dapatkan. Saat kamu sadar penuh akan tanggung jawab dan kewajiban, kamu tidak akan mudah terganggu dengan pekerjaan sampaingan lainnya yang memungkinkan kamu untuk harus multitasking.

Menjadi orang sibuk yang sehat tidak harus dengan multitasking. Jangan menimbulkan ketidakseimbangan antara produktivitas dengan kesejahteraan. Multitasking memang bisa menyelesaikan tugas dengan selesai hingga membuat memiliki waktu luang. Karena multitasking juga pedang bermata dua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun