Mohon tunggu...
Dewi Amsika IF
Dewi Amsika IF Mohon Tunggu... Mahasiswa - MHS Unikama_210402080001

Mahasiswa Unikama

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cuaca Esktrem Bukan Waktunya Diam

13 Maret 2024   05:52 Diperbarui: 13 Maret 2024   05:54 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tak henti-hentinya mengingatkan Masyarakat akan cuaca yang tak menentu. Tak terkira, tiga hari lalu secara penuh, wilayah Kota Malang mengalami hujan tiada henti. Barulah kemarin, hujan berhenti terganti dengan cuaca panas berangin.

Meski hari sudah tak lagi hujan, namun dengan cuaca panas serta angin kencang, tetap mengkhawatirkan. Karena kekhawatiran warga akan adanya angin kencang. Hingga pada salah satu wilayah di Kota Malang, tepatnya di wilayah sukun, muncul angin kecil yang menurut warga sekitar berpotensi menjadi angin puting beliung.

Sore kemarin (12/03/2024) tepatnya pada pukul 15.12 WIB tepatnya di Jl Gelatik Luar Kec Sukun Kota Malang. Hari yang kala itu panas dan berangin, waktu dimana untuk anak-anak berangkat ke masjib untuk mengaji, mendapati angin yang berputar-putar pada satu tempat.

Seperti yang kita ketahui, angin juga sama halnya dengan api. Kecil menjadi teman, besar menjadi lawan. Jika angin dan panas dimanfaatkan, terutama oleh ibu-ibu, untuk menjemur pakaian sehingga pakaian bisa cepat kering. Mengingat beberapa hari sebelumnya cuaca hujan tiada henti selama hampir dua hari. Namun saat cuaca panas dan angin, hingga memunculkan angin yang berpotensi menjadi angin puting beliung.

Hal ini dikarenakan, angin puting beliung kecil mampu memberikan efek kekhawatiran yang besar bagi warga. Apalagi, beberapa waktu lalu di wilayah yang sama, yakni di Sidioarjo Jawa Timur juga terjadi angin puting beliung. Menjadikan warga sekitar Jl Gelatik Luar jika angin puting beliung menimpa mereka.

Seperti yang diketahui bahwa angin puting beliung memiliki tanda-tanda sendiri akan kedatangannya. Seperti adanya awan cumulonimbus dari pagi hingga siang hari. Sementara di wilayah Jl Gelatik Luar dengan cuaca yang panas membuat warga sedikit lega karena memperkirakan tidak akan ada angin puting beliung.

Lalu, kondisi cuaca seperti apa yang memungkinkan untuk terjadinya angin puting beliung? Satu hal yang pasti kenapa muncul angin topan. Hal ini karena adanya perbedaan tekanan dalam suatu sistem cuaca. Artinya, lapisan atmosfer bumi yang menerima suhu panas lebih besar, tetapi tekanan udaranya yang rendah. Sehingga terjadi perpindahan tekanan udara dari suhu rendah ke tempat yang lebih tinggi.

Angin topan sendiri seringnya terjadi pada siang hari atau malam hari, keika suhu udara menjadi sangat panas. Jika suhu sudah udara sudah panas, kemudian terdengar suara petir dan gemuruh, disusul dengan gumpalan awan gelap, besar dan tinggi. Sementara di Jl Gelatik Luar, meski cuaca sudah panas, karena tidak ada tanda-tanda awan gelap serta petir, maka angin topan tidak terjadi. Hanya, kala itu apa yang terjadi adalah berpotensi menjadi angin puting beliung.

Meski begitu, tidak ada salahnya untuk selalu waspada akan cuaca yang tak menentu. Karenanya melakukan antisipasi sebelum angin puting beliung berlangsung amatlah penting. Seperti menyiapkan tas bencana yang berisikan obat-obatan, alat ibadah, pakaian, dokumen penting, uang, dan yang lainnya. Bukan apa, karena angin puting beliung adalah bencara yang tak bisa dicegah, namun kehadirannya dapat kita waspadai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun