Mohon tunggu...
Hartanto Amrunofhart
Hartanto Amrunofhart Mohon Tunggu... profesional -

Pembelajar ekonomi syari'ah | 083872230003 | Twitter @amrunofhart

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sayap Kesempurnaan

24 Mei 2012   03:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:54 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13378311051108204239

[caption id="attachment_183283" align="alignleft" width="1095" caption=""][/caption]Pelajaran berharga bisa datang dari mana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja. Perenungan bisa menimbulkan air mata, sedu sedan, maupun gelak tawa. Tak terkecuali pula beberapa hari lalu ketika sembari antre obat di sebuah apotek, kami diberi kesempatan untuk menonton acara Hitam Putih di Trans7 yang mengambil tema Kebangkitan Nasional.

Lepas dari kurang nyambungnya tema yang menasional dengan nara sumber yang cenderung mengorek sisi humanis, bintang tamu yang dihadirkan mampu membuat mata berkaca-kaca tanpa sengaja melalui penuturannya.

Adalah Putri Herlina, seorang remaja cantik yang kebetulan memiliki “kemampuan berbeda”. Dia terlahir tanpa sepasang tangan sebagaimana kita melihat bayi pada umumnya. Lebih miris lagi, kedua orang tuanya kemudian tidak mampu menerima kondisinya dan menyerahkan bayi merah tersebut ke sebuah panti asuhan. Dan, adalah sepasang suami istri pengurus yayasan panti tersebut yang kemudian menyayanginya melebihi kedua orang tua kandungya. Disini, keadilan-NYA begitu terasa dimana ada sepasang orang tua yang tidak bersedia mengakui bayi yang dilahirkan dipertemukan dengan sepasang suami istri yang tanpa pikir panjang mau merawat bayi tersebut.

Masa kecil dijalani oleh Putri dengan adik-adiknya di panti yang juga memiliki kemampuan serupa. Ajaibnya, sang Putri mampu mengusir jauh rasa mindernya dengan tekad untuk mampu membantu adik-adiknya tumbuh. Dari penuturan dan tayangan kesehariannya, tidak pernah terlihat ada kekurangan yang ia rasakan. Kalau orang lain mampu melakukan sesuatu dengan kedua tangannya, maka diapun harus bisa melakukannya dengan kedua kakinya. Begitulah penuturan berulangnya dalam beberapa kesempatan.

Pun pada saat ditanya kemungkinan apabila kemudian dia dipertemukan dengan kedua orang tua kandungnya, dia lekas menjawab sudah pasti akan memaafkan. Hanya saja dia tidak bisa menempatkan kedua orang tua kandungnya tersebut lebih awal dari Bapak dan Ibu pemimpin yayasan yang telah membesarkannya.

Kesempurnaan sejatinya sangat jauh dari kita semua. Hanya perbandingan yang kadang membuat kita silau. Dengan tangan normal kita, belum tentu kita mampu mengoptimalkan kedua kaki kita,. Belum tentu kita mampu memiliki tekad sekuat Putri. Dan, belum tentu kita se-pemaaf Putri Herlina.

Karena kesempurnaan hanyalah milik Sang Pencipta yang telah menghadirkan kita semua dalam sebaik-baik bentuk.

~amrunofhart~
*matur nuwun dan mohon ijin kepada Mas Saptuari untuk fotonya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun