Kerap kali mengeja catatan
Yang merangkak di tembok-tembok kusam
Sebagian serupa teks khotbah
Yang disajikan dengan rasa pedas
O… barangkali dia baru belajar meracik bumbu
Di lapak sebelah, kalimat-kalimat bersikutan
Ditulis dengan tinta berlumur darah
Tak pernah terima dengan perbedaan
Selain mengumbar benci  tak ada lagi yang menghiasi
Semenit kemudian muncul lapak baru
ini lebih ngeri lagi
Karena mengaitkan dengan kitab suci
Padahal tulisannya lahir karena benci
Malang , 25 Maret 2015
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI