Mohon tunggu...
amrullah ali moebin
amrullah ali moebin Mohon Tunggu... -

semua proses hidup dinikmati dengan perjuangan,.,.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Bukan Sekedar Leba(y)ran

5 Juli 2016   20:08 Diperbarui: 5 Juli 2016   20:34 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Handphone terus bergetar. Broadcast masuk bertubi-tubi. Meme ucapan minta maaf mulai bermunculan di media sosial. Mengganti display picture mulai memenuhi notification. Puisi, sajak dan ungkap bijaksana terus disebar ke teman dan sanak famili melalui alat canggih berupa ponsel pintar. Tak ketinggalan hadis-hadis 'copi paste' ikut disebar dengan diakhir meminta maaf. 


Jika tanda-tanda diatas sudah mulai anda rasakan. Tak perlu menunggu sidang isbat kementerian agama. Setidaknya, pesan-pesan digital itu sudah menjadi Petanda, esok akan digelar solat idul fitri. 


Alunan takbir tak semeriah era 90an. Suara anak kecil berebut mic untuk melantukan takbir tak lagi terdengar. Agak malam sedikit suara takbir sudah mulai nyaring. Bukan lagi suara takmir masjid. Tapi, takbir dari hasil download-an mulai menggantikan suara serak para takmir. 


Eranya sudah serba digital. Sekumpulan anak kecil tak lagi ramai-ramai menyalakan obor dan berkeliling kampung diiringi tabuhan seadanya dengan suara cemprengnya bangga mengumandangkan takbir. 


Anak-anak kecil sekarang memilih duduk manis dirumah. Berkumpul dengan sanak saudaranya. Dengan bertukar pin BlackBerry, id Line, nomor WA dan tak lupa mereka akan saling bertanya sudah TH berapa di game COC-nya. Disaat yang tepat nanti anak-anak itu akan membuat clan sendiri yang isinya sesama saudara. 


Itu baru anak-anaknya. Bagimana dengan para remaja cewek? Mereka yang berkumpul malam ini dengan keluarga besarnya tak henti-hentinya mengeluarkan tongsis. Pipi tembem-nya dipaksa untuk tirus agar hasil fotonya semakin kece. Selfie bersama menjadi ritual wajib. Dengan mengenakan kerudung yang rambulnya dikeluarkan sedikit. Usai selfie-selfie, dengan hitungan sekejap foto-foto itu sud tersebar di dunia lain (baca: maya). Menunggu coment dan nitizen yang akan me-like. 


Para remaja cowok lebih kece ketimbang remaja cewek. Mereka juga tak ketinggalan untuk Selfie. Jam tangan menjadi perhatian khusus. Ditambah dengan potongan rambut under cut yang mbois itu. 


Lengkap sudah malam 1 syawal kali ini. Malam satu syawal versi digital. Malam satu syawal kekinian. 


Keesokan harinya, long dress putih dan kerudung putih sudah cempak. Tinggal pakai. Begitu juga, sarung baru dan baju koko merek ternama. Semua sudah wangi. Selanjutnya meluncur ke masjid. Sambil setengah ngantuk menunggu khotib selesai ceramah kembali, sesekali mengeluarkan handphone. Pura-puranya ngecek jam. Padahal ngecek status. Usai dari masjid, tak lupa poto-poto lagi. Di upload lagi. 


Sesampai dirumah. Ritual Sungkeman digelar. Saling cium tangan dan bermaafan. Tak lupa, saat cium tangan minta tolong ke saudara yang lain untuk memotretnya. Di upload lagi. 


Acara Sungkeman sudah selesai. Kini, makanan di meja makan sudah cemepak. Siap disaji. Sebelum disaji. Tak lupa mengeluarkan handphone-nya. Dipoto lagi. Posting lagi. Ditambah sedikit postingan kalimat "Hemm makan dulu yuks,".


Mereka telah merayakan kemenangan. Merayakan dengan cara digital. Selamat berleba(y)ran.

Tuban, 1 syawal 1437 Hijriyah.
Amrullah AM.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun