Mohon tunggu...
amrullah ali moebin
amrullah ali moebin Mohon Tunggu... -

semua proses hidup dinikmati dengan perjuangan,.,.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Karnopen Si Tukang Rujak

31 Januari 2015   21:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:02 1187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Karnopen Si Tukang Rujak

Rum, bagaimana ibu mu dirumah? Semoga cepat sembuh. Maaf aku belum bisa menjenguknya. Banyak tugas yang harus aku kerjakan disini.

Rum, apa batuk ibumu sudah membaik? Semoga saja batuknya sudah mulai berkurang. Kalau aku mengingatnya. Hatiku ikut terenyuh. Jika, ibu sehat nanti aku janji akan membawakan ikan pindang kesukaan.

Oiya rum. Tadi pagi aku datang ke polres untuk mengurus surat keterangan catatan kepolisian (skck). Nah, saat aku melintas di salah satu ruangan banyak bergerombol orang yang membawa kamera dan handicame.

Tampaknya, mereka adalah para pemburu berita. Karena penasaran aku mulai mendekat. Ternyata meraka sedang meliput seorang perempuan setengah baya yang menjadi tersangka penjual karnopen. Ngeri nggak rum. Ibu itu ternyata seorang penjual rujak yang nyambi mengedarkan karnopen.

Oiya sampai lupa. Karnopen itu semcam pil yang bisa bikin orang fly Rum. Ya, mirip ekstasi gitu efeknya. Tapi, kata orang, karnopen itu adalah obat anjing. Nggak habis pikir ya obat anjing sampai diembat juga sama manusia. harga karnopen ternyata tidak mahal rum. Informasi yang ku dapat setiap sepuluh butirnya Rp 20 ribu. Dengan sekali telan katanya sudah bisa melayang-layang.

Rum, saat dihadapan kamera ibu yang mengaku punya dua anak itu hanya bisa menundukkan kepalanya saat ditanya oleh awak media. Seolah dia menyesali perbuatannya karena harus meninggalkan keluarganya untuk beberapa tahun. Atau jangan-jangan dia biasa saja karena nanti pasti akan ada seseorang yang menjamin.

Ah, aku tidak tahu soal itu rum. Tapi, ada yang ingin ku ceritakan padamu soal karnopen di kota ku. Barang itu seolah tak pernah ada habisnya. Beberapa bulan lalu polisi juga telah mengamankan ratusan ribu pil setan itu.

Tapi mengapa pil itu masih ada? Aku curiga rum kalau itu ada pemain didalamnya. Ada mafia dibalik peredaran pil setan itu. Betapa tidak, konon bisnis harap itu juga dibakingi oleh aparat penegak hukum.

Bahkan, aparat itu pangkatnya cukup tinggi. Jadi, aparat didaerah hanya tak berkutik jika si aparat berpangkat tinggi itu meminta agar tidak menggrebek lokasiperedaran karnopen.

Jadi, tidak kaget jika bisnis ini masih terus bertahan meski dioperasi beberapa kali. Atau pengedarnya ditangkap. Ah, bisa jadi itu hanya akal-akalan saja untuk menujukkan kinerja yang produktif sehingga menangkap pengedar kelas teri. Tapi, pengedar kelas kakap selalu aman dan tanpa pernah merasakan dinginnya jeruji besi. Kadang para bandar juga menjadi mesin atm oknum aparat.

Itulah rum yang aku sesalkan. Seolah penangkapa itu hanya sebatas formalitas saja. Jadi, bisa dijamin nantinya masih akan ada remajadikota ku yang akan membelinya kepada para penjual yang masih belumtertangkap.

Semoga semua bisa bersatu untuk memberantas peredaran pil setan itu ya rum. Soalnya banyak temanku yang sudah menjadi korban keganasan pil itu.

Rum, jika kamu jadi ke kotaku titip bawakan buku Dibawah Bendera Revolisi karangan Bung Karno ya. Sepertinya menarik untuk diskusikan bersama. Apalagi, di DBR jilid II berisakan kumpulan pidato sang proklamator. Setidaknya menjadi obat rindu pada petuah-petuah bung karno.

Aku janji, nanti akan ku ajak kamu ke welut bagong di Merakurak. Masakan beda dari masakan belut lainnya. Pedasnya itu yang membuat orang kangen.

Salam

AAM

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun