Mohon tunggu...
AMRUL HAQQ
AMRUL HAQQ Mohon Tunggu... Seniman - Pendiri Media GelitikPolitik.com

Amrul Haqq merupakan penulis buku dan pendiri sekaligus pemimpin redaksi media online berbasis politik bernama GelitikPolitik.com.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ratna Sarumpaet dan Potret Politik Kita

3 Oktober 2018   22:51 Diperbarui: 4 Oktober 2018   08:45 2822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir-akhir ini publik melalui media sosial ramai membicarakan isu dikeroyoknya Ratna Sarumpaet di Bandung, beredarnya foto seorang aktivis HAM dan salah satu pimpinan Badan Pemenangan Nasional (BPN)  pasangan Prabowo-Sandiaga ini dikabarkan mengalami luka lebam diwajah setelah dikeroyok tiga orang tidak dikenal dibandara Husain Sastranegara Bandung.

Prabowo, Fadli Zon dan Amien Rais datang menjenguk Ratna. malamnya, Prabowo menggelar Konferensi Pers dan menyampaikan bahwa dirinya menyayangkan hal ini terjadi karena menjadi ancaman serius bagi demokrasi "Ini adalah ancaman serius terhadap demokrasi, dan ini ironi sangat ironi, saya diberi tahu hari ini adalah hari kekerasan internasional tapi saya harus sampaikan ini ke publik," tandasnya. 

Kemudian, Prabowo juga menyinggung kasus Novel Baswedan yang sampai sekarang kasusnya seakan hilang tanpa kabar, pun juga dengan beberapa kasus ditolaknya Neno Warisman ketika mengampanyekan #2019gantipresiden dibeberapa daerah.

Esok harinya, Polisi melakukan penyelidikan 23 rumah sakit di Bandung dan tidak menemukan pasien yang bernama Ratna Sarumpaet. Siang harinya, Ratna menggelar konferensi pers dan blak-blakan mengakui bahwa dirinya berbohong, sontak publik kaget tak terkecuali Prabowo dan Fadli Zon yang sebelumnya menyayangkan hal itu terjadi dan mendukung Ratna. 

Setelah Ratna blak-blakan dengan apa yang sebenarnya terjadi, ia langsung dicopot dari salah satu pimpinan Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Prabowo pun langsung menggelar konferensi pers kembali dan minta maaf atas kebongan Ratna dan meminta Ratna untuk bertanggung jawab atas apa yang ia perbuat.

Habis Manis, Sepah dibuang

Kini, Ratna ditinggalkan Prabowo-Sandi, Fadli Zon yang sebelumnya vokal menyuarakan hoaks atas pengeroyokan Ratna, kini ia minta maaf karena ikut menyebarkan hoaks atas isu pengeroyokan Ratna Sarumpaet, tak terkecuali Prabowo. Padahal selama ini, Ratna dikenal vokal dalam barisan oposisi.

Hoaks dan Pola Pikir Publik

Hoaks adalah senjata untuk merubah persepsi publik secara instan, dengan didukung banyak media sosial terutama aplikasi pesan berantai yang dengan cepat bisa langsung mengirim pesan baik ke personal maupun dalam komunitas. Hoaks terbukti mematikan nalar kritis, terutama jika targetnya masyarakat yang kurang mendapat pendidikan politik dan gampang terhasut dengan kabar yang masih dipertanyakan kebenarannya.

Saya melihat hal ini dari dua sisi: Pertama momentum, moment isu ini dihembuskan tepat setelah peringatan G 30 S PKI. Dimana pada tanggal 30 September, publik diajak untuk tidak melupakan sejarah dengan menonton film G30SPKI, dan sayangnya isu pengeroyokan Ratna kurang tepat dan terkesan diperlambat penyebarannya karena ditanggal-tanggal tersebut Indonesia sedang berduka atas gempa dan tsunami di Palu dan Donggala.

Kedua menengok dari sisi politis: memasuki masa kampanye, dimana para masing-masing calon berupaya merebut simpati, salah satunya dengan menggiring opini seakan-akan Ratna Sarumpaet teraniaya dan didzolimi oleh pemerintah yang sedang berkuasa, terlebih isu PKI yang belakangan sengaja dibesar-besarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun