Mohon tunggu...
AMRUL CARIYA
AMRUL CARIYA Mohon Tunggu... Guru - Guru kelas di salah satu TK Swasta di Ponorogo

Menyukai dunia anak- anak membuat saya bangga menjadi guru TK.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peningkatan Nilai Agama dan Moral (NAM) di TK Muslimat NU097 Gandukepuh

17 Januari 2023   12:30 Diperbarui: 17 Januari 2023   12:32 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat.  Anak usia dini dikatakan sebagai golden ege (usia emas) yaitu usia yang berharga dibanding usia selanjutnya. Usia tersebut merupakan usia unik dengan kharakteristik yang khas. 

Secara umum pendidikan anak usia dini bertujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai kehidupan. Pendidikan anak usia dini  tidak hanya berorientasi akademik, tetapi  menyediakan pengalaman-pengalaman belajar bagi anak. Program pendidikan anak usia dini harus disesuaikan dengan kebutuhan minat dan perkembangan anak. 

Tahukah bunda? Ada 6 aspek perkembangan yang harus dimiliki anak usia dini. Aspek perkembangan tersebut meliputi: sosial emosional (perasaan dan sikap anak), bahasa ( bahasa reseptif dan ekspresif), fisik motorik ( motorik kasar dan motorik halus), seni, serta nilai agama dan moral . NAM menjadi pondasi dalam kehidupan anak selanjutnya, sehingga  pembiasaan NAM harus dikenalkan sejak dini.

 Salah satu pembiasaan NAM di Tk muslimat NU 097 Gandukepuh adalah kegiatan sholat dhuha berjamaah setiap pagi sebelum pembelajaran dimulai. Apakah anak- anak bisa? Ada pepatah mengatakan " bisa karena terbiasa". Pembelajaran dengan praktek secara berulang- ulang setiap hari membuat anak terbiasa melakukannya. Anak -- anak lebih mudah menerima rangsangan pembelajaran dari pada orang dewasa. 

Pembelajaran ini secara langsung dilakukan anak. Ibu guru secara bergiliran menjadi imam dan anak- anak menjadi makmum. Sebelum sholat,salah satu anak maju kedepan untuk mengumandangkan iqomah. Secara tertib anak- anak akan meluruskan shof nya. Sholat dhuha ini dikerjakan 4 rakaat dengan 2 kali salam.

Setelah itu wiridan doa bersama dan melafalkan sholawat nabi serta saling bersalaman . Pembiasaan ini dilakukan setiap hari senin sampai kamis, sehingga dari rumah anak- anak membawa peralatan sholat sendiri seperti mukena, sarung, peci serta sajadah. Adapun bacaan sholat diajarkan kepada anak setiap hari jumt, sehingga pelan- pelan anak mulai memahami bacaan sholat beserta prakteknya. 

Memang hal ini tidak langsung terlihat hasilnya akan memuaskan. Anak tidak akan secara langsung tertib, tenang, dan diam dalam sekali praktek sholat. Banyak kendala yang muncul, seperti: anak bergurau, mengganggu temannya ketika sholat, berjalan -- jalan tidak mau ikut sholat, dan lain-lain. Anak akan banyak belajar dengan sikapnya, lama- lama akan terbiasa sholat dengan tertib dan tenang. 

Belum ada satu bulan pembiasaan sholat dhuha ini praktekakan di sekolahan kami, anak- anak sudah terlihat antusias sekali setiap pagi. Pembiasaan ini terbawa anak sampai di rumah. Anak terbiasa sholat tanpa paksaan orang tua. Siapakah yang tidak trenyuh hatinya melihat anak kecil kita sudah sadar untuk menjalankan sholat di rumah? Tentu membahagiakan sekali ya bunda. Semoga anak- anak kita menjadi anak yang sholih dan sholihah. Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun