Aku termenung di depan komputer. Aku hanya melihat photo cantikmu yang sedang bergandengan tangan dengan laki-laki lain. Laki-laki yang tidak ku kenal. Dalam hatiku berusaha meyakinkan kalau dia hanya teman biasa. Tapi tidak dengan pikiranku. Pikiranku melayang kemana-mana.
“Ini pasti tidak benar,” itulah yang aku katakan dalam hatiku. Aku membuka kembali photo-photo terbarumu. Dan aku melihat dirimu selalu berphoto dengan laki-laki itu. Bahkan kamu terlihat bahagia dan mesra. Apa yang terjadi dengan dirimu?
Apakah karena perbedaan jarak yang sangat jauh hingga akhirnya kamu berubah? Aku berusaha menjaga hati ini, tapi ada apa denganmu? Kenapa kamu seperti ini?
Aku ingat apa yang kita lalui selama setahun lalu. Apa yang terjadi? Kenangan setahun lalu dan janji-janji kita tidak mungkin kamu lupakan bukan?
Aku semakin tidak berdaya melihat photomu dengan laki-laki itu. Apa yang harus aku lakukan?
Memberi ucapan selamat kepadamu? Ataukah aku menanyakan kebenarannya? Aku bimbang.
Di tengah kegalauanku, aku mencoba menenangkan diri dengan bermain game. Ya … hanya itulah yang mampu menenangkan diriku.
Selama bermain game, kenangan itu terulang kembali. Kenangan satu hari sebelum kita berpisah.
***
“Sayang, mungkin besok aku akan pergi jauh deh.”
“Ye … sudah tahu. Sayangku mau pergi ke luar negeri kan? Mo melanjutkan pendidikannya? Biar sayangku makin pintar,” kata Desi pacarku manja sambil memegang hidung pesekku.