Mohon tunggu...
Amrudly
Amrudly Mohon Tunggu... -

hai saya orangnya gk jelas hidupnya. mencoba kemana saja. yang penting happy. kalau bisa ... kunjungi blog saya ya... amrudly.com gamgadget.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Laki-Laki Kurang Garam Seenaknya Muncul dan Menghilang

8 Oktober 2016   07:44 Diperbarui: 8 Oktober 2016   07:44 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin ini sudah sepuluh tahun lamanya, sejak kita pertama kali jumpa. Pada waktu itu kamu datang menghampiriku. Kamu memperkenalkan dirimu kepadaku. Aku awalnya cuek saja, menganggapmu sebagai pengganggu. Tapi kegigihanmu meluluhkan hatiku.

“Hai boleh kenalan?” itu adalah perkataan yang kamu ucapkan waktu itu. Kamu datang dengan memakai jaket kulit dengan rambu pendek baru dipangkas. Kamu datang dengan senyum dipaksakan.

Aku hanya melihat mukamu sekilas dan langsung memalingkan wajahku. Jujur, bagiku kamu itu adalah pengganggu.

“Hei, cantik-cantik kok galak bangat sih?” itu katamu mengejarku. Aku yang lagi olahraga kamu hancurkan waktu itu. Kehadiranmu menurunkan moodku berolahraga. Jangankan berolahraga, melihat-lihat berkeliling ke lapangan pun moodku langsung hancur.

Kamu mengejarku, memberikan senyuman termanismu. Berusaha untuk menyapaku. Dan lama-kelamaan aku lepas emosi.

“Kamu ini kenapa sih? Apa tidak ada kerjaan lain?” kataku dengan emosi tersulut. Meskipun aku emosi, tapi aku berusaha menjaga perkataanku.

“Huh … tidak ada sih. Lihat! Semua orang sudah punya temannya masing-masing. Aku ini sendiri dan aku perhatikan dari tadi kamu sendiri,” katanya.

“Sudah sana saja kamu! Aku ingin sendiri!” kataku dengan menambah kecepatanku.

“Jangan seperti itu. Setidaknya katakan dulu siapa namamu,” dasar kurang garam.

“Melati! Puas!” kataku membentaknya dan itu tidak menghentikan dia untuk menggangguku.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun