Mohon tunggu...
Andi Mohammad Rizki
Andi Mohammad Rizki Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Teknik Komputer Universitas Brawijaya.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sumpah Pemuda, Sebatas Tradisi Kebangsaan atau Memang Napas Perjuangan?

28 Oktober 2016   21:51 Diperbarui: 17 April 2018   22:55 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bagi bangsa Indonesia, tanggal 28 Oktober diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda. Ya, pada tahun 1928 di hari ini memang tercatat sebagai tonggak kebangkitan pemuda Indonesia dalam perjuangan mencapai kemerdekaan. Belenggu kolonial Belanda yang sudah hampir mencapai tiga abad dan penderitaan rakyat Indonesia menjadi napas utama sumpah dari mereka yang mengaku pemuda-pemudi bangsanya.

Sumpah Pemuda yang dicetuskan pada Kongres Pemuda Kedua juga menjadi salah satu pondasi perjuangan bangsa Indonesia. Bergabungnya berbagai pergerakan pemuda menjadi semangat untuk menyatukan napas perjuangannya. Satu kesatuan yang membakar semangat ke-Indonesia-an, rasa nasionalisme, dan kebangsaan para pemuda.

Cita-cita berdirinya Negara Indonesia tertuang pada tiga hal pokok yaitu Tanah Air Indonesia, Bangsa Indonesia, dan Bahasa Indonesia. Tiga hal pokok ini mungkin yang menjadi salah satu bukti ke-Bhinneka-an bangsa Indonesia. Berbeda-beda namun tetap satu, satu tanah airnya, satu bangsanya, dan satu bahasanya.

Namun kondisi terkini bangsa sedikit berbeda dengan apa yang dicita-citakan Sumpah Pemuda. Berbagai polemik kebangsaan, dari politik hingga munculnya pergerakan-pergerakan yang mengancam kesatuan Negara Republik Indonesia. Bahkan sedang hangat menjadi perbincangan adalah kasus “penistaan” agama oleh Gubernur DKI Jakarta yang sering disebut Ahok. Banyak pro dan kontra bermunculan dari kasus ini. Mereka yang pro dengan Ahok menggaungkan kepentingan politik untuk menjatuhkan salah satu pihak karena kondisi politik, khususnya Ibukota yang sedang tidak stabil dalam rangka menghadapi Pilkada. Sedangkan mereka yang kontra beralasan bahwa hukum harus ditegakkan karena bangsa kita mengakui kehidupan beragama. Mereka merasa tidak terima dengan perkataan yang disampaikan oleh Ahok.

Benar atau salah? Tidak mudah memang. Kalau kita berpandangan bahwa ada kepentingan politik yang “memboncengi” kasus ini, bisa saja benar. Namun, mereka yang membela agama mereka pun juga tidak bisa disalahkan, apalagi jelas sekali kultur di Indonesia masyarakatnya masih menjunjung tinggi adat dan keagamaan. Satu hal yang dikorbankan jelas, persatuan Indonesia.

Berbicara persatuan tidak bisa lepas dari perbedaan. Bangsa kita terdiri dari berbagai suku, agama, ras, dan bahasa. Bangsa kita dipisahkan oleh lautan yang luas, membentuk bentangan Negara yang terdiri dari pulau-pulau. Menjadikan bangsa kita sarat dengan perbedaan. Hal ini disadari oleh bapak-bapak bangsa kita, namun bukan berarti harus menjadi kelemahan bukan? Lalu apa maksud dari Bhinneka Tunggal Ika?

Boleh saja mereka mengatakan bahwa mumpung sedang memasuki masa Pilkada, sarat kepentingan politik dibalik kasus “penistaan” ini. Boleh saja mereka mengatakan bahwa mumpung sedang hangatnya pembelaan agama, menjadi momen untuk membawa kepentingan lain seperti masuknya ideologi-ideologi radikal. Berarti, boleh pula kita menggunakan momentum Sumpah Pemuda ini untuk menengok kembali cita-cita dan impian pemuda-pemudi yang berkumpul pada 28 Oktober 1928 saat itu.

Bung, bangsa kita bukan milik satu agama, bangsa kita bukan milik satu suku, bangsa kita tidak hanya memiliki satu bahasa. Bangsa kita terdiri dari berbagai agama, suku, ras, dan bahasa. Bangsa kita adalah bangsa yang besar, bangsa yang menghargai sejarahnya, dan bangsa yang menjunjung tinggi peradaban. Jika memang kau tidak senang dengan “penghinaan”, kenapa kau hina balik? Jika memang ingin menggunakan jalur hukum silakan lakukan, kawal proses hukumnya bukan provokasinya.

Sampai kapanpun bangsa kita adalah bangsa yang sarat dengan perbedaan. Namun ingat, tetaplah menjadi satu kesatuan, Negara Republik Indonesia. Selamat hari Sumpah Pemuda, semoga sumpah kita pemuda-pemudi Indonesia benar menjadi napas perjuangan bukan sekedar tradisi kebangsaan, benar menjadi pengingat kembali kesatuan bangsa kita.

Andi Mohammad Rizki

Pemuda Indonesia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun