Mohon tunggu...
Amr Mar iy Pikoli
Amr Mar iy Pikoli Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Sociology Student at University of Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menuju Masyarakat yang Lebih Toleran

16 November 2023   16:23 Diperbarui: 16 November 2023   16:26 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Intoleransi adalah salah satu pandangan bahwa nilai-nilai toleransi itu merupakan sesuatu yang tidak penting serta mengabaikan rasa empati kepada individu atau kelompok yang berbeda. Intoleransi juga dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan masalah kesehatan bagi individu yang mengalaminya.Intoleransi juga merupakan sikap yang dimana seseorang mengabaikan seluruh nilai yang ada dalam toleransi,  yaitu perasaan empati, simpati dan sifat saling menghargai antar individu atau antar kelompok. Sikap intoleransi yang terus dilakukan hanya dapat menimbulkan konflik yang berujung pada perpecahan  dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang jika dibiarkan terus menerus terjadi dapat membahayakan keamanan dan ketertiban negara karena dapat memicu konflik antar suku atau lebih parahnya dapat memecah belah Indonesia. Sebab itu mengapa toleransi itu penting dalam kehidupan yang penuh keberagaman seperti di Indonesia, tiap individu diharuskan memiliki sikap toleransi agar dapat menciptakan kedamaian dan ketentraman negara.

Adapun beberapa faktor penyebab intoleransi dalam kehidupan bermasyarakat. Mulai dari faktor status ekonomi, faktor pendidikan, hingga status sosial. Semuanya dapat menimbulkan sikap intoleransi atau tidak pengertian dalam hidup berdampingan di dalam masyarakat. Intoleransi salah satu penyebab konflik dan ketidakadilan. Sudah seharusnya kita memerangi prasangka dan diskriminasi yang dapat merugikan individu dan kelompok tertentu, intoleransi hanya memperkuat pemisahan antar kelompok dan merugikan kemajuan sosial. Kita harus berusaha untuk menciptakan masyarakat yang inklusif dan terbuka bagi semua orang, saat kita menghargai perbedaan, kita memperkaya budaya kita dan memungkinkan berbagai pandangan untuk bersatu demi tujuan yang lebih besar.

Sedangkan toleransi adalah landasan penting dalam masyarakat yang multikultural. Dalam dunia yang terus berubah, penting untuk memahami dan menghargai perbedaan antarindividu dan kelompok. Toleransi juga merupakan sikap saling menghargai dan menghormati antara satu sama lain dalam hal keyakinan, pendapat, kepercayaan, yang harus kita lakukan untuk menghindari perpecahan di sekitar kita. kita harus menghargai dan menghormati apa yang kita terima di sekitar kita yang harus kita taati. Toleransi bukan hanya tentang menghormati keyakinan agama atau budaya, tetapi juga tentang menerima keragaman pendapat dan pandangan hidup.

Dengan menjadi lebih toleran, kita dapat menciptakan lingkungan di mana setiap orang merasa dihargai dan diterima. Tetapi toleransi bukanlah bentuk kelemahan, melainkan tanda kedewasaan sosial. Ketika kita mampu melihat kehidupan dari perspektif orang lain, kita dapat membangun jembatan yang menghubungkan perbedaan-perbedaan tersebut. Keberagaman bukanlah penghalang, tetapi sumber kekayaan budaya dan intelektual. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk merangkul dan merayakan perbedaan tersebut, bukan menolaknya.

Namun, toleransi bukan berarti kita harus setuju dengan semua pandangan atau tindakan. Ini lebih tentang sikap terbuka, dialog yang konstruktif, dan kemampuan untuk menemukan kesamaan di tengah perbedaan. Dengan menjaga toleransi, kita membangun fondasi untuk perdamaian dan stabilitas dalam masyarakat. Toleransi memberi kita kesempatan untuk tumbuh dan belajar sebagai individu dan sebagai komunitas.

Mengenai contoh kasus yang kami ambil, yaitu intoleransi yang secara tidak sadar dilakukan oleh oknum instansi pendidikan, sehingga memberikan dampak pandangan buruk terhadap intansi pendidikan yang berbasis agama islam lain. bahkan mungkin beberapa orang pun bisa memberikan penilaian bahwa orang yang memeluk agama islam tidak memiliki sikap toleransi yang tinggi. dengan contoh kasus tersebut bisa disimpulkan bahwa sekecil apapun tindakan intoleransi atau toleransi dapat berdampak terhadap individu atau kelompok lain.

Oleh sebab itu, kami mengambil tema ini agar masyarakat memiliki kesadaran betapa pentingnya toleransi, sekecil apapun toleransi akan memberikan dampak terhadap individu lain. toleransi pun tidak hanya mengenai agama, suku, dan ras tapi mengenai segala aspek perbedaan yang ada. seharusnya juga orang indonesia meng implementasikan dengan kesadaran penuh tanpa paksaan semboyan mereka yang berbunyi “Bhineka Tunggal Ika” yang memiliki arti Berbeda beda tapi tetap satu.

Jadi dapat disimpulkan, intoleransi adalah sebuah paham atau pandangan yang mengabaikan seluruh nilai-nilai dalam toleransi yaitu perasaan empati kepada orang atau kelompok lain yang berasal dari kelompok, golongan, atau latar belakang yang berbeda. Intoleransi dapat diwujudkan tidak hanya dalam bentuk pandangan atau pemikiran, tetapi juga tindakan. Intoleransi bersifat merusak dan mengganggu perdamaian, persatuan, serta kesatuan sebagai sesama anak bangsa. Sedangkan toleransi adalah nilai yang mendasar dalam masyarakat yang beragam, yang membantu mempromosikan kerjasama, pemahaman, dan perdamaian.

Salah satu cara menghalangi tumbuhnya intoleransi adalah dengan memupuk toleransi di tengah masyarakat. Salah satunya adalah dengan menghargai segala bentuk perbedaan yang ada dan memperlakukannya sebagai ajang untuk semakin erat bersatu sebagai anak bangsa. Oleh karena itu, intoleransi tidak boleh tumbuh dan berkembang di Indonesia serta penting untuk memupuk sikap toleransi dan menghargai perbedaan untuk menciptakan dunia yang lebih inklusif dan harmonis. Sebab itu, penting juga untuk memahami dan menghormati keberagaman individu dan toleransi terhadap perbedaan, baik itu dalam hal budaya, agama, etnis, atau orientasi seksual. Intoleransi yang berlebihan dapat mengarah pada konflik dan ketidakharmonisan sosial.

Penulis:  Meilia Sabrina Rahmawati, Adinda Khayla F, Aldi Rifki Ardiansyah, Ika Vijayanti Lailatul Fitria , Belia Paramita, Choirunnissa, Intan Dela Puspitasari, Fairuz Caesar Jibrilian S, Amr Mar’iy Pikoli, Nela malinda. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun