Mohon tunggu...
Amrin Zuraidi Rawansyah
Amrin Zuraidi Rawansyah Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Domisili di perhuluan Kapuas.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Tugu Cidayu, Nanga Taman

19 Desember 2012   13:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:21 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru sekitar duapuluhan kilometer, kuajak si Biroe singgah. Cari tempat strategis. Warkop yang bisa melihat Tugu Cidayu dengan sudut pas.

Sekeliling bawah tugu, bundaran semen setinggi kira-kira dua kaki. Lalu ada tiga bidang dinding yang melekat pada inti tugu. Masing-masing bidang pada bagian atas terpotong serong, melancip ke kanan. Masing-masing berisi ornamen khas Cina, Dayak dan Melayu. Itulah sebabnya dinamakan Tugu Cidayu. Kemudian menyeruak helai-helai hijau. Puncaknya kuning. Bunga. Penglihatanku, bunga dan lidah api.

Dari banyak-banyak tugu di Kalbar yang pernah kulihat, tugu ini salah satu yang favorit. Sebab mewakili roh kontekstual. Membumi. Mengingatkan pada ujaran mendiang Sultan Hamid tentang "Tiga Tungku", yakni Kalbar yang khas dengan tiga puak besar Dayak, Melayu dan Cina. Entah bagaimana tugu-tugu lain di Borneo? Teracuni jugakah oleh dongeng nasionalisme bambu runcing?

Hahkaulahhh...

18.12.12
Catatan Perjalanan. Tugu Cidayu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun