Menanggapi berita disalah satu harian terbitan medan Kamis, 26 Mei 2016, dengan judul utamanya "Jalan di Parhutuan Kelurahan Pegagan Julu I Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi mengalami putus total. Akses menuju permukiman sekitar pun terganggu. "
Ehmmm... semakin iba dengan kampung sendiri, jangankan saat - saat sekarang ini, lebih dari 30 tahun jalan ke kampung ini tidak pernah terselesaikan.
ya memang betul, penulis sendiri dari kecil hingga seumuran sekarang masih merasakan hal yang sama, terlebih jika pulang ke kampung halaman. Desa ini terletak di Kelurahan pegagan julu I, kecamatan sumbul, kabupaten dairi.
"SEDIKIT PENGALAMAN SEMASA SEKOLAH"
Semasa sekolah masih teringat dimana sepatu ditenteng ditangan hingga melewati 1,5 km (jalan alternatif), menuju jalan ber-aspal hitam, darisana sepatu baru bisa dipakaikan (dikenakan) menuju sekolah, tentunya dengan mencuci kaki yang sudah berlumpur saudara- saudari sekalian. kaki - kaki ini pun hanya dibersihkan diselokan jalan, dan dapat kita bayangkan jika air selokan tidak ada (irigasi macet)??, what the hell..... kaki yang penuh dengan tanah itu hanya dibasuh dengan rumput jelata dipinggir jalan. Ada yang lebih ngeri lagi saudara - saudari??
Dengan 71 tahunnya Indonesia merdeka (nanti), kita dapat merasakan bahwa sepertinya kampung ini mengalami nasib tragis seperti buah simalakama, yang jika ditinggal maka penduduk harus memikirkan lahan mereka yang ada disana, dan jika tidak maka semakin lengkap penderitaannya yang belum berakhir sampai sekarang, mulai dari sarana dan prasarana, sanitasi, mobilisasi, dan yang lainnya.
"TIAP TAHUN TIM SURVEI KABUPATEN DATANG KE KAMPUNG"
Ya betul sekali, tapi hanya datang saja saudara - saudari, saya sendiri tidak mengerti tujuan mereka hanya berkoar - koar, yang anehnya lagi setiap mereka datang penduduk disana menyambut mereka bak raja daud, tetapi tidak ada realisasi yang nyata akan perubahan kampung ini. Mereka hanya berjanji - dan hanya berjanji layaknya orangtua kepada anaknya (jika tidak dipenuhi tak apa - apa).
Di berita terbit itu juga ada tulisan seperti ini : "Dijelaskan, jalan berkonstruksi beton plat amblas akibat luapan air. Lapisan tanah berubah lunak membuat bangunan rubuh. Peristiwa dimaksud terjadi pekan kemarin."
Bayangkan, jika sempat jalan kampung ini berkonstruksi beton, wau sekali bukan??
Terakhir, kepada pemerintah kabupaten dairi, jangan hanya membuat retorika-retorika yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, jadilah pengayom rakyat seperti mottonya "bekerja untuk rakyat" jilid 2. Sehingga pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat dairi, terutama saat ini untuk desa parhutuan kelurahan pegagan julu I yang jalannya amblas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H