Mohon tunggu...
Amrina Wijaya
Amrina Wijaya Mohon Tunggu... -

Adakah pantas saya memantaskan diri sendiri?\r\nSaya Amrina Wijaya. Bocah 15 tahun yang tidak lebih dari penyampah biasa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gerimis, Kidungmu Buatku

17 Februari 2011   12:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:30 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dari sini kusampaikan salam padamu, Langit. Salam dua tubuh yang dinaung pilu dalam wadah memoar lawas. Dua kalbu yang terkikis duka dan waktu.
Kauhanjurkan airmata yang tiap bulirnya makin mengingatkan pada kotaku dulu. Tetesmu membaur di jejalan, di pusat perbelanjaan, bahkan di raga bocah yang bermain kapal-kapalan.
Tak bisa pula kulebur ingatan tentang sesap kopi dan kotak jajanan yang nyaris kosong. Tuan berkacamata persegi dengan ulas senyum yang tanpa ia sadari membuatku nyaris tercekik mati.
Aku merindu, Langit.
Jangan kaupindahkan mega mendungmu pada pelupuk mataku, Langit.
ARW
10-11 9 2010

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun