“Jika Negara tidak menempatkan pekerja/buruh sebagai faktor kunci sebuah industri, maka ekonomi negara pun akan runtuh bersamanya. kecuali negara sedang mempersipakan barisan robot yang akan mengendalikan semua industri di indonesia”
Meski tak se soleh "Uwais Alqarni" vidio di atas sontak mengingatkan saya pada seorang pemuda berasal dari yaman, pesan ibunya untuk cepat kembali pulang mengalahkan suara hati dan kerinduanya untuk menunggu dan berjumpa dengan Baginda Rasulullah yang sedang berada di medan perang, dan saat musim haji tiba, uwais menggendong ibunya berjalan kaki dari Yaman ke Mekkah! Dia pun berjalan tegap menggendong ibunya tawaf di Ka’bah. Ibunya terharu dan bercucuran air mata. di hadapan Ka’bah, uwais berdoa. “Ya Allah, ampuni semua dosa ibu-ku, “lantas bagaimana dengan dosamu?” tanya ibunya heran. uwais menjawab,” Cukuplah ridho dari Ibu yang akan membawa aku ke surga. Karena ke solehan uwais alqarni Sehingga Baginda Rasulullah berpesan kepada Ali dan Umar, seraya berkata, “suatu ketika apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit, bukan orang bumi.”
Di tengah arus perubahan sosial, anak-anak indonesia masi mempertontonkan kepatuhanya kepada orang tua melalui vidio tersebut, meski dalam konteks yang berbeda vidio tersebut mengandung unsur humor dan menghibur, nilai positifnya bahwa masi ada anak indonesia yang mampu menundukan malu dan egonya di depan publik demi seorang ibu, anak dalam vidio ini menyampingkan slogan perjuangan “ tak ada jalan kembali pulang hingga kami menang” demi menghargai ibunya, fenomena gerakan perubahan selalu di motori anak muda, ‘parlementer jalanan’ adalah proses dan eksistensi guna menterjemahkan apa yang tersirat dalam pikiran dan ruang Batin, maka mari kita maknai aksi jalanan pemuda dan mahasiswa adalah sebuah proses kelana generasi muda menemukan jati diri, terlepas dari untung ruginya “Omnibus Law”. jika kita merefleksi sejarah masa lalu maka tidak ada satupun peristiwa Perubahan di bangsa ini tanpa keterlibatan Pemuda, Peristiwa Proklamasi, Rengas Dengklok, Hingga Reformasi 98 kesemuanya di gagas oleh anak muda, bisa di bayangkan jika tidak ada pemuda yang progresif Seperti Sukarno, Hatta, Moh. Yamin, R.C Senduk, Johanes Leimena, Sutan Syahrir dan masih banyak lagi, maka di pastikan tidak ada negara yang kita sebut sebagai Indonesia, karena sejarah indonesia adalah sejarah anak muda.
Perkara Omnibus Law adalah perkara “komunikasi” dan “Momentum”. Point-point dalam Pasal membutuhkan ruang dan kajian ekstra serta bebas dari segala kepentingan agar kita menemukan sisi objektifnya.
Komunikasi, Satu undang-undang yang sekaligus merevisi beberapa undang-undang adalah sebuah perkara yang tidak mudah ini membutuhkan extra effort untuk dapat di terjemahkan hingga ke level yang paling bawah teruatama para pekerja, jika keliru dalam menentukan model komunikasi maka ini sarat terjadinya benturan kepentingan dan bisa menyebabkan kegagalan dalam proses implementasinya,
Yang kedua adalah soal momentum di tengah Pandemi dimana rakyat lagi fokus bertahan hidup Pemerintah dan DPR malah sibuk membicarakan Omnibus Law, ini menimbulkan kecurigaan seluruh elemen masyarakat tentang banyak hal, tidak hanya tentang kebijakan Omnibus Law tapi juga tentang benar tidaknya “Virus Corona”
Untuk Para Pejuang “Parlementer Jalanan” bisa kah sedikit bergeser dari metode gerakan klasik, dan merapikan barisan aksi agar tidak selalu"Chaos" perketat barisan aksi agar tidak mudah di susupi, jangan mati sekarang, karena Perjuangan kita Masih panjang, sedikit anak mudah yang progresif di negeri ini, masih banyak metode yang bisa di lakukan dan target tetap tercapai. Salam Hormat untuk kalian yang berada di garis depan perlawanan.
Untuk Aparat kemanan, kita sama-sama anak bangsa tujuan kita sama, posisi juang kita saja yang berbeda, tidak perlu Barikade yang ketat, Water Canon Penyemprot, Pentungan apalagi Senjata, Cukup Panggil ibu-ibu kami dan kita bicarakan semuanya baik-baik.
Rasulullah' Perna Berpesan, "Aku pesankan agar kalian berbuat baik kepada para pemuda, karena sebenarnya hati mereka itu lembut. Allah telah mengutus aku dengan agama yang lurus dan penuh toleransi, dan para pemuda bergabung memberikan dukungan kepadaku. Sementara para orang tua menentangku.''
Semoga saja “Omnibus Law” akan membawa kebaikan bagi seluruh rakyat indonesia.