Mohon tunggu...
Inview
Inview Mohon Tunggu... Freelancer - Indonesia View

Cara lain melihat Indonesia dari yang tidak penting menjadi penting. Ditulis dengan bebas dan tetap dalam kaedah jurnalistik.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Stop TV Perusak

18 September 2015   19:06 Diperbarui: 18 September 2015   19:58 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stop TV Perusak!

            Era Reformasi merupakan era informasi dan teknologi. Dimana media massa berkuasa saat ini. Untuk menjadi presiden juga ditentukan oleh pecitraan media. Hampir semua konten yang ada di televise nasional sekarang tidak lebih dari sampah. Televise sekarang hadir dalam berbagai bentuk, model dan merek. Tayangan dalam televise mulai dari haram jadah sampai akhlak ada di televise. Oleh karena itu perlu kehati-hatian dalam melihat tanyangan televise. Berikut ini kita bahas beberapa konten perusak dalam tayangan televise.

  1. Iklan

Iklan merupakan tayangan wajib tv nasional. Dari tayangan porno sampai tanyangan penipuan juga ada didalamnya. Tayangan iklan misalnya kue untuk anak, apa hubungannya kue anak dengan gadis yang mengobarkan aurat. Apa ini ingin mencipkan habits anak-anak agar berpakai seperti bintang iklan. apalagi iklan sabun mandi, shampo dan alat-alat kosmetik wanita, sudah diluar dari wajar.

Iklan itu bagaikan mata kuliah kalau kami dikampus, diulang sekali itu biasa saja. Tapi kalau diulang berkali-kali itu bego banget. Iklan juga seringkali penipuan, coba lihat iklan promo yang banyak bintang sampai-sampai dalam bintang ada bintang. Bintang pertama pajak ditangung pemenang, kalau mau kasih seharusnya kasih saja ngapain pake pajak-pajak segala. Bintang kedua, selama persediaan masih ada, ini sudah mulai menipu. Kita tidak tau berapa jumlah yang disediakan, satu juga persediaan. Bintang selanjutnya hati-hati penipuan. Ininih, maling teriak maling. Dan masih banyak iklan yang tidak berbobot lainnya ditelevisi.

  1. Film

Film juga menayangkan pornografi, apalagi dalam film drama Korea dan Barat. Ciuman dan adengan porno adalah unsur yang harus ada didalamnya. Hal yang sama juga ada dalam ditayangkan kisah-kisah pacaran yang romantis Senetron, ada juga senetron yang membuat ibu-ibu menangis ketika nonton. Senetron paling laku di Indonesia, sehingga anak-anak yang sering nonton senetron kebawa arus. Lagi putus cinta, gunci kamar diam sediri. Supaya datang bala bantuan sebagai mana yang dilihat dalam senetron. Pakaian yang digunakan dalam senetron sering kali adalah pakaian ala orang primitif, berpakaian tapi telanjang. Hal ini juga diikuti oleh anak-anak.

Misalnya magrib anak-anak ke masjid untuk shalat dan ngaji sampai jam 10:00 WIB untuk anak di daerah Sumatra zaman dulu. Sekarang anak-anak akan nonton Ipin dan Upin walaupun kelihatan Islami namun jam tayang pas magrib. Sehingga tidak jauh beda juga dengan senetron yang ditonton oleh kakaknya. Zaman dulu adek maupun kakaknya selalu ke masjid untuk shalat magrib dan mengaji. Namun di era sekarang semua berubah, shalat tidak ada lagi dan masjid juga sudah tidak dikenal lagi oleh anak-anak, apalagi mereka baca Al-Qur’an. Maka dari itu musibah besar bagi umat Islam atas hadirnya televise perusak moral bangsa.

  1. Lagu

Lagu-lagu yang ditayangkan justru goyang oplosan yang tidak pantas untuk dilihat anak-anak. Namun apadaya televise menayangkan itu. Lagu-lagu dangdutpun berbagai macam bait-baitnya. Mulai dari goyang dumang, sampai belah duren juga tidak luput dari tayangan. Pacarku 5 langkah adalah pembohongan pablik, sedekat-dekat rumah minimal 20 langkah. Tapi dalam lagu dangdut Cuma 5 langkah. Belah duren jelas lagu porno yang tidak pantas ada dan didengarkan oleh anak-anak.

Semua penyanyi dangdut pasti pakai baju primitif, yang ketinggalan zaman. Karena sering tayang akhirnya anak-anak menjadi habits, yang dia hafal lagu-lagu lupa terhadap ayat-ayat Al-Qur’an. Akhirnya anak-anak lebih kenal dengan Citata daripada Aisyah Ra istri nabi . Lebih kenal dengan JKT48, Koboy Junior, Wali Band daripada kisah pemuda dalam gua karena menyelamatkan imannya.

  1. Lawak

Lawak atau komedi boleh-boleh saja ditayangkan guna untuk menghiburkan. Namun pelecehan terhadah orang yang rendah. Hanya untuk orang ketawa mereka rela melecehkan orang yang umurnya lebih tua. Hal ini juga akan membuat anak-anak kita ikut-ikutan melecehkan kita, anak-anak sulit untuk diatur karena mereka melihat tayangan yang jelas tidak mendidik. Banyak ketawa dalam Islam juga dilarang, namun sangat disayangkan acara seperti Saur, sebelum subuh yang biasanya kita bermunajab kepada Allah tapi dengan tayangan saur tersebut kita malah nonkrong didepan televise dan ketawa.

Anak-anak biasanya ke masjid untuk shalat shubuh berjamaah dan mendengarkan tausiah, sekarang justru anak-anak tidak lagi demikian. Kerena mereka ngantuk dan harus tidur karena nonton bola tadi malam sampai jam 3 pagi dan bahkan ada yang tidak tidur dan ada yang mengerikan tidurnya sampai subuhnya diwaktu shalat zduha, itupun kalau mereka shalat.

  1. Infotaiment

Infotaiment seperti sebritis, silet, kiss, gossip dan dan lain-lain menurut data kementrian adalah puncak pencerai suami Istri. Akibat nonton infotaiment istri rata-rata gugat cerai. Kenapa demikian karena konten yang dicerita, perselingkuhan para artis, ganti-ganti pacar. Itulah yang digosipkan. Tidak ada etika dan jelas melanggar kode etik jurnalistik. Membongkar aib orang jelas bukan akhlak seorang muslim, jangan bilang-bilang ke orang lain ya, tapi obrolnya di televise. Tapi jangan bilang orang. Kelihatan banget gobloknya. Maka kelihatanlah habis nonton gossip pulang suami dari kerja dicurigai macam-macam, itu semua karena tayangan yang merusak.

  1. Berita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun