Mohon tunggu...
Inview
Inview Mohon Tunggu... Freelancer - Indonesia View

Cara lain melihat Indonesia dari yang tidak penting menjadi penting. Ditulis dengan bebas dan tetap dalam kaedah jurnalistik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tentang Feminisme

10 September 2015   09:31 Diperbarui: 10 September 2015   10:00 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Feminisme, biasanya para tokohnya disebut Feminis. Feminimisme merupakan sebuah gerakan perempuan yang menuntut emansipasi atau kesamaan dan keadilan hak dengan pria. Feminisme berasal dari bahasa Latin, femina atau perempuan. Istilah ini mulai digunakan pada tahun 1890-an, mengacu pada teori kesetaraan pria dan perempuan serta pergerakan untuk memperoleh hak-hak perempuan. Sekarang ini kepustakaan internasional mendefinisikannya sebagai pembedaan terhadap hak hak perempuan yang didasarkan pada kesetaraan perempuan dan laki-laki.

            Yang menjadi pertanyaan, mengapa femenisme itu lahir. Feminisme lahir karena mereka tidak terima terhadap perlakuan hak di barat. Wanita di Barat ditindas. Sehingga lahirlah gerakkan ini. Peradaban Yunani hanya memandang wanita sebatas seksual saja. Peradaban Romawi lelaki punya hak untuk mengambil nyawa Istrinya. Prostitusi dan ketelanjangan sudah menjadi barang yang biasa disana. Paradaban Babilonia para wanita ditolak semua haknya berdasarkan hokum bible. Jika seorang pria membunuh wanita maka bukan dia yang dihukum, tetapi istrinya yang dihukum mati.

            Pertanyaannya, kejadian seperti diatas terdapat dalam Islam tidak?. Kita lihat lebih dekat lagi, peradaban India wanita hanya boleh hidup semasa suaminya hidup. Jadi kalau ingin menikah di India, wanita harus melihat pria dulu. Kira-kira siapa duluan, kan begitu. Peradaban Mesir lebih parah lagi, wanita dianggap sebagai Iblis. Lebih parahnya lagi, peradaban Arab sebelum kedatangan Islam. Wanita baru lahir langsung di bunuh. Sekarang malah kebalik belum tau pria atau wanita sudah duluan dibunuh dengan oborsi. Sangat menyedihkan.

            Maka dari kejadian itu para wanita barat menuntut pada abad ke 18 dan puncaknya abad ke 20. Mereka menuntut untuk kesetaraan gender karena kejadian diatas. Di Indonesia, ikut-ikutan stress ala barat. Sehingga dibuatlah lagu “wanita di jajah pria dari dulu, dari dulu wanita di jajah pria.” Kira-kira sejak kapan di Indonesia ada pria menjajah wanita. Sangat tidak masuk akal. Karena tidak ada, aksi gila ini juga terpengaruh oleh wanita-wanita muslimah. Sehingga mereka juga menuntut untuk disetarain. Entah apa yang mau disetarakan.

            Mereka mengataka barat mengankat derajat wanita, Islam menjajahnya. Astafirullah. Barat itu benar, Islam gak benar. Dan berbagai macam kata lainnya. Seolah-olah barat itu tuhan, yang harus dipuja-puja. Ternyata yang dipuja adalah hal yang salah. Mereka terjebak terhadap gerakkan feminism, yang katanya mengankat harkat martabat wanita. Tapi justru lebih dari peradaban sebelumnya. Wanita hanya menjadi barang pemuas nafsu pria saja, tidak lebih.

            Bagaimana tidak, barat memberikan kebebasan pada wanita, justru melecehkan wanita. Para wanita berdadan untuk apa? Jawabannya agar diperhatikan oleh lawan jenis. Berdadan hanya untuk memuaskan nafsu pria. Karena itu bohong besar, barat mengangkat harkat wanita. Tetapi mengakat rok wanita. Wanita karir saat ini menjadi tren topic di Televisi. Wanita harus kerja agar sama dengan lelaki, agar tidak di jajah.

            Antenanya terlalu pendek kalau berpikir demikian, bagaimana tidak. Wanita itu tugas dirumah. Walaupun anda lulusan S3, doctor. Tapi tugas anda adalah mendidik anak-anak anda. Lebih baik anak kita di didik oleh doctor daripada pembantu lulusan SD. Dia tau apa? Mau menjadikan anak kita sama seperti dia. Kalau yang lulusan doctor mendidik anak, pasti anaknya sukses. Karena ibunya S3 yang mendidiknya, bukan lulusan sembaragan.

            Bukan tidak boleh wanita bekerja, Islam membolehkannya. Tapi tidak sembarangan. Karena Islam telah mengangkat harkat wanita. Jadi wanita bekerja itu dibatasi. Wanita haknya menerima dari sang suami. Suami sudah menjadi tugas, ketika istrinya meminta dia harus penuhi selama kepada hal yang baik. Bukan untuk foya-foya dan sebagainya.

            Tapi wanita karir sekarang telah melewati batas hal yang dilarang. Mereka rela jadi sales. Yang ternyata tidak jauh dari jualan dirinya. Anda pernah membaca lowongan kerja untuk wanita. Dibutuhkan pekerja wanita, berpengalaman minimal setahun, dan berpenampilan menarik. Kalau sudah berpenampilan menarik, maka anda sedang untuk ekploitasi. Jadi bintang iklan juga sama. Sales juga demikian. Hal yang sama juga dialami oleh penyiar. Seorang wanita memang perlu memikirkan dirinya, agar tidak dadan untuk orang lain selain suaminya.

            Inilah yang jadi masalah, masa untuk suaminya tidak pernah berdandan. Tapis pas keluar agar berpenampilan menarik mau berdandan. Sangatlah terbalik, terus apa masalah jika suami yang setuju. Masak belum tau masalah, sales, penyiar, bintang iklan itu satu paket. Sekaligus anda menjadi barang jualan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun