Mohon tunggu...
Inview
Inview Mohon Tunggu... Freelancer - Indonesia View

Cara lain melihat Indonesia dari yang tidak penting menjadi penting. Ditulis dengan bebas dan tetap dalam kaedah jurnalistik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tentang Feminisme

10 September 2015   09:31 Diperbarui: 10 September 2015   10:00 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Jadi barat sangatlah salah mengangkat harkat martabat wanita. Oleh karena itu kaum feminism terus mengolak agar gerakkannya bertambah banyak. Ingatlah bahwa kaum Yahudi dan Nasrani itu tidak ridha dengan keislaman kita. Oleh karena itu mereka berusaha menjauhkan kita dari ajaran Islam. Sebutkan saja yang lagi trend digugat mulai dari hijab, hokum waris, saksi wanita, kesetaraan gender, sampai poligami.

            Inilah hokum Allah yang akan gugat oleh kaum feminism dalam Islam. Terus bagaimana Islam memandang wanita. Apakah benar Islam membuat wanita tertindas. Mari kita lihat pandangan Islam mengenai hal ini. Islam telah mengangkat harkat martabat wanita sebagai ratu. Bagaimana bisa demikian padahal wanita tidak sebebas pria, pria bisa kerja sedangkan wanita dibatasi.

            Apakah anda bisa berjabat tangan dengan ratu Ingris. Hanya orang tertentu saja yang bisa, alias orang-orang yang terdekat dengannya. Begitu juga dengan wanita Islam. Dia hanya boleh berjabat tangan kepada sanak familinya saja. Hal ini sangat jelas Allah jelaskan dalam Al-Qur’an surat An-Nur ayat 31.

@è%ur ÏM»uZÏB÷sßJù=Ïj9 z`ôÒàÒøót ô`ÏB £`ÏdÌ»|Áö/r& z`ôàxÿøtsur £`ßgy_rãèù wur úïÏö7ã £`ßgtFt^Î wÎ) $tB tygsß $yg÷YÏB ( tûøóÎôØuø9ur £`ÏdÌßJè¿2 4n?tã £`ÍkÍ5qãã_ ( wur úïÏö7ã £`ßgtFt^Î wÎ)  ÆÎgÏFs9qãèç7Ï9 ÷rr&  ÆÎgͬ!$t/#uä ÷rr& Ïä!$t/#uä  ÆÎgÏGs9qãèç/ ÷rr&  ÆÎgͬ!$oYö/r& ÷rr& Ïä!$oYö/r&  ÆÎgÏGs9qãèç/ ÷rr& £`ÎgÏRºuq÷zÎ) ÷rr& ûÓÍ_t/  ÆÎgÏRºuq÷zÎ) ÷rr& ûÓÍ_t/ £`ÎgÏ?ºuqyzr& ÷rr& £`Îgͬ!$|¡ÎS ÷rr& $tB ôMs3n=tB £`ßgãZ»yJ÷r& Írr& úüÏèÎ7»­F9$# Îöxî Í<'ré& Ïpt/öM}$# z`ÏB ÉA%y`Ìh9$# Írr& È@øÿÏeÜ9$# úïÏ%©!$# óOs9 (#rãygôàt 4n?tã ÏNºuöqtã Ïä!$|¡ÏiY9$# ( wur tûøóÎôØo £`ÎgÎ=ã_ör'Î/ zNn=÷èãÏ9 $tB tûüÏÿøä `ÏB £`ÎgÏFt^Î 4 (#þqç/qè?ur n<Î) «!$# $·èÏHsd tmr& cqãZÏB÷sßJø9$# ÷/ä3ª=yès9 cqßsÎ=øÿè? ÇÌÊÈ  

Artinya: Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara pria mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan pria yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.

            Maka selain orang yang disebut dalam ayat diatas adalah orang asing. Maka tidak boleh menampak perhiasan atau mendandan untuk orang asing. Mengenai hijab kita akan menjawabnya pada pertemuan selanjutnya. Yang pasti Islam telah sempurna mengatur kehidupan antara pria dan wanita. Bahkan wanita mendapatkan nilai lebih daripada pria. Sampai-sampai surga itu dibawah telapak kaki ibu. Pernah dengar mubalig mengatakan surga dibawah kaki bapak. Karena memang tidak ada dalil yang mengatakan demikian. Yang ada itu dibawah kaki ibu.

            Dalam berbagai kesempatan wanita dibatasi, namun dibagian terntu wanita lebih unggul dari pada pria. Sebutkan saja hadits lainnya. “Ketika Shahabat bertanya kepada Rasulullah kepada siapakah yang harus mendapatkan cinta dan kasih sayang. Rasulullah menjawab ibumu, kemudian kepada siapa lagi, lalu ibumu dan kepada siapa lagi, tetap Rasul menjawab ibumu, dan kepada siapa lagi, baru bapakmu.” Dalam hal ini sang ibu mendapatkan penghargaan medali mas, perak, sampai perunggu dari anaknya. Sang ayah harus puas dengan hadiah harapan saja.

            Maka dari itu walau dibuat berbagai alasan bahwa wanita itu, harus sama dengan pria atau lebih dikenal sekarang dengan kesetaraan gender. Tetap saja tidak bisa. Yang melahirkan anak itu tetap wanita bukan pria. Jadi secara biologis wanita itu tidak sama dengan pria. Begitu juga dengan psikologi. Wanita tetap tidak sama dengan pria.

            Misalkan wanita itu bisa berpikir dalam sekejab banyak hal. Wanita bisa memasak, nonton televise dan anak lagi dimana. Dia tau itu semua. dia juga tau cara mengatur hal itu dalam waktu yang sama. Namun pria tidak bisa. Karena pria itu focus satu tujuan. Oleh karena itu wanita dan pria itu memiliki jalur yang berbeda. Lihat saja, lulusan bahasa lebih banyak wanita disbanding pria. Matematika pria lebih banyak dari wanita. Dan seterusnya. Karena pria hanya bisa focus satu tujuan sedang wanita bisa focus banyak tujuan.

            Ketika lagi jalan berdua. Suami lihat wanita lain, sang Istri tau. Tapi kalau Istri lirik pria lain. Sang suami tidak tau. Mata ke suami, tapi pengliahatannya ke kakang itu. Wanita cerewet itu hakikatnya. Wanita perlu cerewet. Sedangkan pria tidak bisa cerewet. Maka kalau suami pulang di kantor diajak ngomong. Dia diam saja. Karena kata-katanya sudah habis ditempat kerja. Begitu juga dengan anak kecil SD. Pulang dari sekolah. Dek gimana sekolahnya. Jika dia cowok akan menjawab ya biasa aja. Gimana pelajarannya, ya sama seperti kemarin. Singkat padat.

            Coba kalau dia cewek, pasti ceritanya panjang. Oh, ya tadi di sekolah. Guru itu ganteng banget. Ada teman yang ganggu dia. Sampai dia beli eskrim juga diceritain. Tanpa harus banyak Tanya. Perempuan harus cerewet. Karena dari cerewet inilah masa depan kecerdasan anak-anaknya. Ketika anak kecil menanyakan kenapa daun itu hijau. Kelau sang bapak akan menjawab dari sononya juga sudah demikian. Jangan banyak Tanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun