Mohon tunggu...
Amran Rusid
Amran Rusid Mohon Tunggu... -

Graduated from University of Indonesia, University of Edmonton, Canada & University of Wollongong, Australia. Dosen Fakultas Ekonomi , jurusan Management & Tehnik Industry, Universitas Trisakti. Ketua Yayasan Sahabat Museum.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Ternate-Tidore Day-2 : Istana Sultan Ternate, Rumah Wallace, Pantai Sulamadaha

3 Desember 2012   03:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:16 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Plesiran Tempo Doeloe
Ternate-Tidore Day-2 :
Istana Sultan Ternate, Rumah Wallace, Pantai Sulamadaha
Jum'at 20 Nopember 2009

Selesai sarapan pagi, semua peserta plesiran dengan mengenakan kostum seragam berwarna merah marun sudah bersiap diloby hotel untuk perjalanan di hari ke 2. Tidak tampak wajah kelelahan dari para peserta termasuk para oma yang sudah berusia 80-an walaupun kamarinnya kami menjelajah seharian penuh di Ternate. Semua ceria dan siap tempur lagi. Pagi ini tujuan pertama kami adalah Keraton (Kedaton) Sultan Ternate atau Istana Sultan Ternate

Istana Sultan Ternate

Terletak di Salero kota Ternate, istana ini masih berdiri megah yang menggambarkan simbol kejayaan Ternate di masa lalu. Istana ini dibangun oleh Sultan Muhammad Ali pada tahun 1893. Lokasinya terletak disebuah bukit tidak jauh dari pantai dengan berlatar belakang Gunung Gamalama dan bagian depannya mengarah ke laut. Keraton berarsitektur kuno ini tampak berwibawa berkat panji-panji besar yang berkibar di halamannya. Sebelum memasuki halaman depan istana terdapat sebuah gerbang yang dinamakan ngara upas Di bagian depan istana samping kanan dan kiri terdapat tangga dengan anak tangga berjumlah 27 buah. Ketika Batmus menaiki tangga istana sampai diatas didapati beranda terbuka yang dinamakan balkun, ditopang oleh pilar-pilar besar. Memasuki ruang tamu melalui sebuah pintu terdapat sebuah prasasti bertuliskan huruf Arab yang menjelaskan tentang pendirian istana.Bunyi prasasti tersebut adalah : " Dengan keputusan dari Yang Maha Agung yaitu Sri Paduka Sultan , Penguasa dari negeri-negeri ini, Pelita hati dan Raja Di Raja antara dua samudera, Yang Maha Rakhman Muhammad Ali, putra Sultan dengan Rakhmad Allah Maha Rakhman, beserta para Pembesar Negeri bangunan ini didirikan semasa persekutuan persahabatan dengan Wakil pemerintah Inggeris, Mackansie, dibawah lindungan Allah Yang Maha Pengasih untuk Yang Mulia penguasa dari Ternate, diats bukit Santosa. Pula diwajibkan kepada seluruh anggota keluarga Sultan untuk selalu menghuni dan mmeliharanya, dana pabila ada salah satu keturunan menolak untuk memenuhi kewajiban ini, maka Rakhmad Allah beserta Pesuruhnya akan dicabut daripadanya hingga dihari Pembalasan. Sekian

Dibelakang ruang tamu terdapat ruang makan para tamu istana dan selanjutnya kami sampai disebuah pendopo yaitu tempat pertemuan Sultan dengan rakyatnya atau sebagai tempat pementasan kesenian istana. Banyak dipajang perabot-perabot istana yang sangat terawat dan ada suasana dan perasaan teduh dan sakral diruang dalam dan pendopo istana Sultan ini. Wajah-wajah serius para peserta mulai kembali santai setelah kami keluar istana Sultan dan bergerombol di lapangan sambil foto bersama dan juga mengabadikan pemandangan yang indah ke arah laut. Pada waktu itulah Pak Steve mulai melontarkan becandaan. Sejak itulah guyon-guyon mulai bertebaran terutama di bus 2 yang jagoannya adalah bu Hera, Pak Kale, Pak Liliek dan Mas Lutfi. Hampir 1 jam berkunjung ke Istana Sultan Ternate, plesiran dilanjutkan ke Rumah Wallace.


Rumah Wallace

Dari Keraton Sultan Ternate, kami mampir diRumah Wallace di Jl.Alfred Russel Wallace, Kota Ternate. Alfred Russel Wallace (1823-1913) adalah seorang ilmuwan penjelajah yang sempat mampir di Ternate pada bulan Januari sampai Maret 1858. Beliau adalah seorang naturalis, penjelajah, pengembara, ahli Antropologi dan akhli Biologi dari Inggris yang mengusulkan teori tentang seleksi alam dimana di kemudian hari malah membuat Charles Darwin, ilmuwan pujaannya lebih terkenal dari dia dengan teori evolusinya. Dalam penjelajahannya di Nusantara ia menemukan garis imajiner yang membagi flora dan fauna Indonesia menjadi 2 bagian besar yang kemudian dikenal dengan garis Wallace. Alfred Russel Walace dianggap ahli terkemuka abad ke-19 dalam penyebaran species binatang dan terkadang dikenal sebagai Bapak Biografi Evolusi. Di Rumah Wallace ini kami masih menemukan sebuah sumur yang disebut Sumur Wallace yang sekarang tidak berfungsi lagi. Selesai menjelajah Rumah Wallace rombongan plesiran mampir di Mesjid Kesultanan Ternate untuk memberi kesempatan pada peserta muslim untuk Shalat Jum'at. Selesai shalat perjalanan dilanjutkan dengan makan siang di Rumah Makan Sari Bundo, Ternate. Habis makan siang, jam sudah menunjukkan pukul 2 siang dan kami sekarang menuju ke Pantai Sulamadaha.


Pantai Sulamadaha

Sulamadaha memiliki kawasan pantai dengan pasir berwarna hitam dan panorama yang sangat indah ke Pulau Hiri. Kawasan ini sudah ditata dengan baik sehingga menjadi tempat favorit masyarakat Ternate terutama para remajanya untuk berlibur di akhir pekan. Di utara Pantai Sulamadaha terdapat kawasan untuk berenang, snorkeling dan diving yang sudah dibuatkan jalan yang dibeton yang medannya berliku, menurun dan menanjak dengan di kiri kanan terdapat batu cadas yang besar-besar. Lebar jalan yang dibeton tersebut hanya kira-kira 1,5 meter saja sehingga tidak dapat dilalui kendaraan roda 4. Disamping turunan tajam dan tanjakan yang nyaris tegak lurus maka peserta yang hobby berenang, snorkeling dan diving terpaksa berjalan kaki untuk sampai kelokasi selama 15 menit. Peserta lanjut usia menunggu cukup lama di tempat parkir yang untungnya banyak terdapat kios penjual aneka ragam gorengan panas. Panitia plesiran sudah mempersiapkan life-jacket (baju pelampung) untuk teman-teman yang akan berenang di laut yang pasir dasar lautnya disini putih dan bersih, sehingga banyak yang terjun ke laut walaupun untuk pertama kalinya berenang di laut, bahkan ada peserta yang saking nafsunya berenang di laut terjun dengan pakaian lengkap. Sebagian peserta lainnya memilih berperahu-ria di sekitar pantai ke arah Pulau Hiri. Hampir 2 jam lamanya kami menghabiskan waktu di Pantai Sulamadaha ini, dan menjelang magrib kembali ke hotel dengan mampir terlebih dahulu membeli oleh-oleh. Malam hari selesai makan malam di hotel sebagian besar peserta sudah masuk ke kamar dan tidur, akan tetapi sebagian lagi melanjutkan pintong ke karaoke club sampai menjelang tengah malam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun