Mohon tunggu...
Am Hadi
Am Hadi Mohon Tunggu... PL -

Penulis iseng

Selanjutnya

Tutup

Bola

Aksi Protes Wasit Terjadi Lagi, Salah Wasit atau Salah PSSI?

24 Juli 2016   20:24 Diperbarui: 24 Juli 2016   20:34 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Eksperesi pemain Persela usai kalahkan PBFC

Torabika socer championships hari ini memainkan pertandingan antara Persela Lamongan vs Pusam Borneo FC yang berakhir dengan kemenangan tuan rumah Persela dengan skor 1-0. Namun bukan jalan pertandingan yang ingin saya bahas kali ini, adalah aksi-aksi protes yang di luar batas kewajaran terhadap wasit yang menarik perhatian saya, mulai dari nyanyian hinaan terhadap wasit, sampai aksi protes pelatih bahkan sampai masuk kedalam lapangan, bahkan pemain PBFC sempat hampir "merajuk" namun beruntung pertandingan tetap bisa berlanjut.

Kejadian ini bukan yang pertama kali, beberapa minggu yang lalu juga ada kejadian menarik terkait protes terhadap wasit pertandingan antara Mitra Kukar vs Surabaya Bayangkhara United nyaris berakhir sebelum pertandingan usai akibat aksi "merajuk"  dari kedua kesebelasan.

Ada juga aksi pelatih PSM Makasar yang melancarkan protes keras, bahkan sang pelatih menuduh kekalahan timnya sudah di atur oleh mafia bola. Aksi protes dan aksi merajuk ala klub-klub indonesia bukan tanpa sebab, setidaknya ada 3 penyebab aksi-aksi tersebut terus terjadi.


1. Buruknya kualitas Wasit

Saya sempat bertanya-tanya dalam hati bagaimana sih cara PSSI merekrut dan melakukan pelatihan terhadap wasit ?, kok sepertinya tidak ada wasit yang benar-benar bisa menjalankan tugasnya dengan baik, wajar saja kalau kita sangat jarang melihat wasit dari Indonesia memimpin sebuah laga resmi FIFA bahkan pertandingan di Turnamen setingkat AFF saja sangat sulit melihat wasit kita beraksi di lapangan.

2. Kurangnya perlindungan terhadap wasit

Salah satu penyebab buruknya kualitas wasit adalah mental dan psikologis wasit yang sangat tertekan saat memimpin jalannya pertandingan, intimidasi pemain, penonton, offisial bahkan mungkin pengurus PSSI, baik itu dilakukan sebelum pertandingan, saat pertandingan berlangsung, hingga setelah pertandingan usai benar-benar telah merusak mental para wasit, wajah-wajah tertekan, raut -raut muka takut dalam mengambil keputusan terlihat jelas, dan akhirnya keputusan "main aman" yang di ambil oleh sang pengadil di lapangan, dan kejadian ini sudah berlangsung sangat lama bahkan sejak Ligina I kejadian intimidasi ini terus dan terus terjadi, seolah-olah PSSI membiarkan hal tersebut tanpa ada solusi, tanpa ada regulasi yang benar-benar keras melindungi kinerja sang wasit di lapangan. 

Bagaimana mungkin wasit bisa memimpin dengan baik kalau dirinya merasa tidak aman dan tidak nyaman saat memimpin pertandingan, terkait aturan perlindungan terhadap wasit ini kita bisa mencontoh Liga Inggris, yang mana wasit bisa memberi kartu merah langsung kepada pemain yang melakukan protes keras, bahkan pelatih dan offsial dilarang mengomentari dengan keras keputusan keputusan wasit dilapangan. Atau contoh paling dekat adalah Turnamen Piala Jendral Sudirman Cup, wasit terlihat lebih enjoy saat memimpin pertandingan, itu terjadi karena ada aturan yang sangat keras oleh pihak Mahaka selaku operator Turnamen, protes dengan mendekati wasit satu kali saja di denda 5 juta , bahkan tim yang melakukan aksi WO di denda 500 juta, hasilnya bisa kita lihat contoh bagaimana Wasit  Iwan Sukoco begitu enteng mengeluarkan kartu merah terhadap pemain tuan rumah sekalipun.


3. Tidak adanya budaya malu

Aksi pelatih PBFC saat memprotes wasit hingga memasuki lapangan adalah contoh yang sangat buruk buat sepakbola Indonesia, tidakkah dirinya malu mempertontonkan aksinya, bahkan anak TK saja tau kalau keputusan wasit baik benar atau pun salah sudah tidak bisa lagi di ganggu gugat, kenapa bisa seorang pelatih asing yang seharusnya memberi contoh yang baik malah menunjukan dirinya seolah-olah pelatih yang tidak tau aturan, rasa malu yang hilang seperti ini sudah menghinggapi hampir seluruh pelatih dan offisial semua klub di Indonesia, kalau tidak ada aturan keras terhadap sikap seperti ini tidak mustahil aksi bodoh dan memalukan akan terus terjadi di semua ajang  kompetisi di Indonesia.

Dari tiga catatan diatas saya jadi bertanya-tanya, buruknya kinerja wasit Indonesia salah siapa ?. Salah wasit kah atau salah PSSI yang tidak mampu memperbaiki kinerja wasit dan membuat aturan terhadap Protes dan intimidasi terhadap wasit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun