“ Tanggal 11 Oktober, 12 Oktober, 13 dan 14, aku sedang mabuk.
Aku mabuk pada hari – hari itu. Aku mabuk.
Berlebihan.
Aku sedang mabuk ( saat kecelakaan itu ).
Aku sedang mabuk saat ini.
Aku sedang mabuk saat ini, nona Block.
Karena aku adalah seorang alkoholik “.
Monolog diatas adalah ucapan Kapten William "Whip" Whitaker dalam film Flight. Sosok Whip yang menjadi tokoh utama dalam film tersebut berhasil diperankan tanpa cacat olehDenzel Washington ( selanjutnya saya sebut DW ). Whip digambarkan sebagai seorang pilot heroik yang mempunyai masalah ketergantungan alkohol dan narkoba, dimana alkohol adalah air minum dan kokain merupakan kopi untuknya. Kharisma, ketenangan, kepiawaian seorang pilot berpadu dengan kepribadian keras, kesombongan dan kekasaran seorang pemabuk berhasil ditampilkan dengan sempurna oleh DW di film ini.
Berkisah tentang seorang mantan pilot Angkatan Laut yang beralih menjadi pilot penerbangan komersial bernama William "Whip" Whitaker, film ini diawali dengan adegan Whip terbangun oleh dering telepon genggamnya di sebuah kamar hotel di kota Orlando bersama seorang pramugari bernama Katerina Márquez ( selanjutnya saya sebut KM ). Setelah menggunakan kokain untuk menyegarkan diri, ia pun menerbangkan pesawat dengan kode penerbangan Southjet 227 ( selanjutnya saya sebut SJ 227 ) tujuan kota Atlanta. Dengan kondisi cuaca yang tidak bersahabat, penerbangan sang pilot mengalami kendala sejak take off. Setelah pesawat yang dipilotinya berhasil melalui sebuah turbulensi dan stabil, maka whip pun menyerahkan kendali pesawat kepada copilot Ken Evans. Sambil mengucapkan salam kepada para penumpang, Whip mencampurkan minuman keras ( selanjutnya saya sebut miras ) ke dalam jus jeruknya lalu tidur.
Sementara itu di waktu bersamaan, di sebuah apartemen di kota Atlanta, seorang pecandu bernama Nicole sedang menyuntikkan heroin ke tangannya dan mengalami Over Dosis ( selanjutnya saya sebut OD ). Saat hampir tiba di tujuan, goncangan keras membangunkan whip yang terlelap di kursi pilot. Ternyata pesawat sedang menukik tajam dan tidak bisa dikendalikan karena kerusakan pada sistem kendali pesawat. Setelah mencoba berbagai cara tanpa hasil, akhirnya whip pun melakukan manuver membalik pesawat sehingga kini posisinya berbalik drastis dari atas ke bawah. Aksi Whip ini berhasil membuat pesawat stabil dan ia pun mencoba membalikkan kembali pesawat tersebut pada posisinya semula untuk melakukan sebuah pendaratan darurat. Setelah menabrak atap sebuah gereja, pesawat Whip pun mendarat di tanah lapang di belakang gereja tersebut.
Terbangun dengan cedera ringan di sebuah rumah sakit ( selanjutnya saya sebut RS )di Atlanta, Whip disambut oleh teman lamanya saat masih bertugas di Angkatan Laut bernama Charlie Anderson ( selanjutnya saya sebut CA )yang kini mewakili serikat pilot di perusahaan penerbangan tempat Whip bekerja. CA mengatakan bahwa aksi heroik Whip telah menyelamatkan 96 orang dari keseluruhan 102 orang yang berada dalam pesawat naas tersebut di atas. CA juga memberitahukan Whip bahwa sesuai prosedur, maka Whip akan langsung diinvestigasi oleh lembaga pemerintah yang menangani kecelakaan seperti yang dialaminya yaitu National Transportation Safety Board ( selanjutnya saya sebut NTSB ). Petugas NTSB mengabarkan kepada Whip bahwa KM sang pramugari termasuk diantara mereka yang tewas dan Ken Evans sang copilot pun berada dalam kondisi koma.
Saat menyelinap ke tangga RS untuk merokok, Whip bertemu Nicole yang berhasil selamat dari OD. Setelah mendapatkan alamat Nicole, Whip pun berjanji akan mengunjunginya sekeluarnya dari RS. Paginya, Whip dijemput dan dikeluarkan dari RS oleh teman sekaligus bandar narkobanya, Harling Mays ( selanjutnya saya sebut HM ) dan pergi ke rumah kebun ayahnya untuk menghindari media. Saat bertemu dengan CA dan pengacaranya Hugh Lang (selanjutnya saya sebut HL ), Whip mendapat informasi bahwa NTSB melakukan tes toksikologi saat ia tidak sadarkan diri di RS dan hasilnya adalah positif bahwa Whip mabuk saat itu. Hal ini dapat menyebabkan Whip dipenjara dengan pasal mabuk dan pembunuhan tanpa sengaja. HL berjanji untuk menggagalkan hasil tes toksikologi tersebut namun hal ini malah menyebabkan Whip pergi dengan kesal, lalu ia pun mencari Nicole. Saat mengetahui bahwa Nicole berhutang dengan pemilik apartemennya, Whip membayar hutangnya dan menawarkan Nicole untuk tinggal di bersamanya.
Hubungan Whip dan Nicole pun berlanjut, tetapi Nicole mencoba untuk tetap bersih dan sadar, sementara Whip makin larut dengan alkoholnya sehingga Nicole akhirnya meninggalkan Whip. Saat media menemukan rumah kebunnya, Whip yang mabuk pergi menemui mantan istri dan putranya, namun melihat polah Whip mereka menghubungi polisi untuk mengusirnya. Whip memohon untuk tinggal di rumah CA dan berjanji untuk tidak mabuk hingga sidang pemeriksaan NTSB.
Malam sebelum sidang, CA dan HL menempatkan Whip dalam sebuah kamar hotel yang dijaga ketat untuk memastikan ia tidak mabuk. Mini bar di kamarnya tidak terdapat minuman keras, tetapi tanpa sengaja Whip mengetahui bahwa kamar sebelahnya tidak terkunci dan menemukan banyak minuman keras di mini bar kamar tersebut. Keesokannya, CA dan HL menemukan Whip dalam keadaan teler. Mereka lalu menghubungi HM yang membawakan kokain untuk membangunkan Whip agar mampu menjalani sidang NTSB.
Dalam sidang, Ellen Block ( selanjutnya saya sebut EB ), kepala penyelidik NTSB, mengungkapkan bahwa penyebab kecelakaan SJ 227 adalah kerusakan pada bagian belakang pesawat yang berfungsi untuk mengarahkan pesawat tersebut. EB juga memuji keberanian Whip dan mengatakan bahwa dalam tes simulasi pesawat, tak seorang pun bisa selamat melakukan aksi Whip tersebut. Di saat sidang akan berakhir, EB mengungkapkan fakta ditemukannya 2 botol miras kosong di tempat sampah pesawat dan Whip menyadari bahwa ia yang menghabiskan isi botol - botol tersebut. EB menyatakan bahwa hanya awak pesawatlah yang bisa mendapatkan miras dan karena hanya tes toksikologi KM saja yang menunjukkan adanya kadar alkohol, maka EB pun bertanya kepada Whip apakah menurutnya KM minum miras saat bertugas. Tidak ingin menodai nama baik KM, Whip pun membuat pengakuan sebagaimana yang disebutkan pada awal tulisan ini.
13 bulan kemudian, Whip yang diganjar hukuman 5 tahun penjara, mengatakan kepada teman - temannya di penjara bahwa ia senang bisa sadar dan tidak menyesali pengakuan yang dibuatnya walaupun mengakibatkan ia mendekam dipenjara. Flight berakhir dengan kunjungan putra Whip yang hendak mewawancarai Whip guna membuat artikel untuk permohonan kuliahnya yang bertemakan seseorang yang mengagumkan yang tak pernah ditemuinya sebelumnya.
Untuk menyegarkan kembali ingatan pembaca, Robert Zemeckis ( selanjutnya saya sebut RZ )yang menyutradarai film ini merupakan sutradara papan atas di Hollywood dengan karya – karyanya antara lain trilogi Back to the Future, Forrest Gump, Contact, Cast Away dan Real Steel.
Dengan pemasukan melebihi 146 juta USD, film Flight adalah kali pertama RZ bekerjasama dengan DW dalam sebuah film. Dan walaupun menurut RZ budjet pembuatan film ini yaitu " hanya " 31 juta USD merupakan yang paling kecil diperolehnya sejak tahun 1980, akan tetapi tidak mempengaruhi etos kerja seorang RZ.Terbukti bahwa kerjasamanya dengan DW memang merupakan sebuah karya yang sangat bermutu.
Khusus mengenai penampilan DW di film ini, saya nyaris kehabisan kata – kata untuk mengungkapkan impresi saya. Meskipun gagal menyabet Oscar tahun ini untuk kategori aktor terbaik, penampilan DW dalam Flight benar - benar brilian. Saya tak bisa membayangkan orang lain memerankan Whip Whitaker selain DW, tak seorang pun. Dalam sebuah wawancara DW mengatakan " Saya sama sekali tidak minum selama pembuatan film ini. Biasanya saya minum segelas wine setelah syuting, tapi untuk kali ini saya takut kebablasan dan saya benar - benar ingin bersih. Saya ingin memberikan 100 persen kemampuan saya dan fokus ". Saat ditanya bagaimana caranya ia membuat terlihat seperti seorang pemabuk dalam Flight, ia berkata " Saya banyak makan. Saya makan apa yang saya mau dan saya makan larut malam. Saya tahu saya memerankan seorang peminum dan pengguna narkoba. Ia tidak akan pergi ke gym dan akan kurang tidur. Saya ingin buang jauh - jauh gengsi saya. Harus begitu karena itulah yang saya perankan. Tidak ada versi bagusnya ".
Yang juga patut diacungi jempol adalah penampilan John Goodman ( selanjutnya saya sebut JG ) sebagai HM, sahabat Whip Whitaker sekaligus “ apoteker “ pribadinya. Pemilihan lagu “Sympathy for the Devil” dari The Rolling Stones untuk tiap kehadiran solo JG dalam film ini juga memberikan nuansa kontras yang unik dan benar – benar mewakili karakter tokoh HM.
Selain JG, yang mencuri perhatian saya adalah penampilan James Badge Dale sebagai pemuda pasien kanker di RS tempat Whip dirawat. Ia hanya tampil 4 menit dalam film ini, tetapi berhasil membuat saya melupakan sosok DW dalam adegannya saat berbincang dengan Nicole dan Whip di tangga RS. Inilah cuplikan monolognya tentang kehidupan dan Tuhan :
“ Kalian bodoh bila tidak percaya Tuhan.
Saat kalian menyadari semua kejadian acak dalam hidup kalian adalah kendali Tuhan, hidup akan terasa jauh lebih mudah.
Kita menghabiskan seluruh waktu kita untuk mengendalikan semua hal yang terjadi dalam hidup kita, itu omong kosong.
Pesawatmu terjatuh ?
Diluar kendalimu.
Tuhan memberikanmu kanker ?
Itu diluar kendaliku.
Apakah Tuhan memberiku kanker ?
Betul sekali Tuhan memberikanku kanker.
Kalian tahu, menurut kalian apakah Tuhan akan memberikanku kanker bila aku memintanya ?
Kurasa tidak, karena aku memohon pada – Nya untuk menyembuhkanku dan apa yang terjadi ?
Diluar kendaliku juga “.
Untuk anda para penikmat film bermutu, para penyuka drama Hollywood, para penggemar DW, para pemabuk dan mantan pemabuk, saya rekomendasikan film ini sebagai sebuah tontonan wajib !
Ulasan ini saya akhiri dengan sebuah monolog dari Whip Whitaker saat ia berada di dalam penjara,
“Aku juga meminta maaf pada semua orang yang telah mencoba menolongku selama ini tetapi tidak bisa atau tidak mau aku dengarkan.
Orang - orang seperti istriku, kalian tahu.
Mantan istriku dan putraku.
Dan lagi, seperti kubilang, kalian tahu, sebagian dari mereka tidak akan pernah memaafkanku.
Sebagian lagi akan memaafkanku.
Tapi setidaknya aku tidak mabuk.
Aku berterima kasih pada Tuhan untuk itu. Aku bersyukur untuk itu.
Dan ini akan terdengar sangat bodoh datang dari seorang lelaki yang berada dalam penjara,
tetapi untuk pertama kalinya dalam hidupku,
aku bebas ".
Skala Nilai : ****
Salam Damai Itu Indah,
AD
Track of The Day : Locked Out of Heaven ( Bruno Mars )
Keterangan Skala Nilai :
*Bagus
**Lumayan
***Cangcing
****Wajib Nonton Ulang
Ulasan film berikutnya :
* TED
* ARGO
* THE CAMPAIGN
sumber gambar : www.paramount.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H