Lihat ke Halaman Asli

Zyrka Rizkya Supyadisasmita

Mahasiswi Universitas Amikom Yogyakarta

Sektor Pariwisata Indonesia Terkena Dampak Covid 19

Diperbarui: 14 April 2021   10:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Padakembang, Tasikmalaya ( Wisata Alam )

Tasikmalaya, Sejak diberlakukannya karantina pada Maret 2020 akibat wabah Covid-19, berasal dari Wuhan Cina, membuat perekonomian dunia termasuk Indonesia salahsatunya, merasakan penurunan sektor pariwisata, yang merupakan sektor paling besar terkena dampaknya, karena wabah tersebut.

Sejujurnya, sayapun tergerak hatinya untuk bisa membantu sedikitnya sektor pariwisata bagi wilayah saya sendiri, dengan cara mengunjungi daerah wisata, seperti perbukitan, pedesaan, tempat-tempat alam lainya yang berlokasi tidak jauh dari tempat tinggal saya, dan tentunya menggunakan protokol Covid-19, selain melepas penat selama diberlakukannya Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB), hal ini juga bisa membangun perekonomian mereka yang terbelakang.

Seperti yang diketahui tiap Tempat wisata maupun yang ada hunian hotel, home stay, villa, mulai dari yang standar hingga bintang 5 sekalipun, hampir tidak berpenghuni, ratusan kamar kosong, pelayanan berkurang, di antaranya pada tempat wisata populer tepatnya pada pulau Jawa seperti Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Malang.

Adapun di luar itu, pulau Bali, dimana tingkat pariwisata domestik atau manca negara yang terbilang tinggi, terpaksa harus menutup rapat untuk wisata manca negara, samapai ketidak pastian untuk bisa berjalan normal kembali, namun semua berusaha sekuat mungkin untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di tanah air.

Pada Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), April 2020, mencatat total kerugian Industri Pariwisata Indonesia mencapai Rp.85,7 triliun, termauk sektor pariwisata yang meliputi usaha biro perjalanan seperti Tour Gauide, mereka benar-benar terpuruk karena jumlah wisatawan yang surut seketika, baik asing, maupun domestik, dikarenakan layanan penerbangan terhenti dari berbagai manca negara, serta terbatasnya penerbangan dalam negri.

Pada awalnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah menargetkan pada tahun 2020, sebanyak 17 juta orang, akibat adanya virus Covid-19, semua harus di revisi termasuk target potensi penerimaan devisa negara, berjumlah Rp.275 triliun, karena dari sektor pariwisata tidak dapat dicapai akhirnya semua harus dihitung kembali.

Dilansir dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio, menyebutkan, Potensi pada jumlah kerugian tersebut dari hasil penerimaan para wisatawan saja hanya mencapai dua juta orang, dengan perhitungan  belanja 14.000 dolar AS per orang pada per pengunjung, belum lagi kurangnya jumlah potensi kerugian belanja dari 15 juta wisatawan asing lainya.

Dengan penurunan kapasitas penginapan, para pengusaha lainya tentu mengalami kerugian besar, berdampak pada nasib karyawan, beserta jenis-jenis usaha lainya, hal tersebut  berhubungan dengan usaha penginapan khusunya hotel, restoran, tour guide, transportasi.

Hal tersebut mendorong setiap orang untuk mementingkan dirinya sendiri, terlihat dari kurangnya rasa sosial kemanusiaan dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Harapan Sektor Pariwisata Dunia

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline