Hidup adalah jejaring. Manakala takdir menempatkanmu pada satu titik cahaya. Maka cepat atau lambat kamu akan terhubung dengan titik cahaya yang lain. Tetapi, cahaya itu... Ada yang gemerlap indah, juga ada yang berpendar lemah. Dan kuat-lemahnya cahaya itu, tergantung kamu yang menapaki.
Saat ini jejaring bukan hanya ada di dunia nyata. Melainkan juga merambah ke dunia maya atau internet. Dunia maya bukan lagi tempat yang asing bagi kita yang tidak mau dicap kejam alias ketinggalan jaman.
Dunia maya dapat diibaratkan dengan pisau. Jika orang yang menggunakan pisau adalah orang bodoh, maka jangan harap akan mendapat kebaikan. Perilaku kejam seperti membunuh bisa saja ia lakukan. Akan tetapi jika pisau itu berada di tangan yang tepat, semisal berada di tangan perempuan shalihah maka pisau itu dapat menjadi perantara bahagianya suami dan anak-anaknya melalui masakan lezat yang dimasak perempuan shalihah tadi.
Facebook, Twitter, Path, dan sosial media yang lain adalah ‘desa’ kecil yang berada di dunia maya. Banyak orang-orang yang tersesat dan tidak dapat bertahan hidup dengan layak di desa tersebut hanya karena mereka tidak tahu rambu-rambu lalu lintas di dalamnya. Nah, agar kita tidak tersesat dan selamat sampai tujuan, yuk, cermati rambu-rambu di bawah ini:
1.Jangan Asal Menampilkan Informasi Pribadi
Saat menulis informasi pribadi di kolom pendaftaran entah itu Facebook, Twitter, Path, dll, kita diminta mengisi nomor ponsel atau alamat email konfirmasi untuk kelengkapan data. Berhati-hatilah, jangan memberi informasi pribadi yang terlalu lengkap. Boleh dilengkapi asalkan diprivasi demi keamanan kita dan akun kita. Ya kan? Sebab dunia maya merupakan salah satu ladang subur untuk melakukan berbagai macam modus jebakan dan penipuan. Saya sendiri dulu pernah terjebak oleh spam di salah satu email saya yang merupakan notifikasi dari Facebook—jadi begini—saat saya mengklik spam tersebut, saya tiba-tiba terkoneksi ke salah satu situs amoral, dan isi dari situs amoral tersebut secara otomatis ter-share ke timeline akun Facebook saya. Saat itu citra saya menjadi buruk walaupun hanya sementara.
2.Jangan Asal Konfirmasi Pertemanan
Di Facebook seringkali kita menganggap sepele saat mengkonfirmasi permintaan pertemanan. Kita sering tidak sadar mengkonfirmasi karena ingin memiliki teman dan kenalan yang banyak. Orang-orang yang tanpa kita kenal atapun memang tidak kita kenal plus menggunakan informasi pribadi yang tidak jelas dan asal-asalan seringkali me-mudharat-kan kita. Seperti kelalaian saya dulu, dengan asal mengkonfirmasi permintaan pertemanan, beranda saya kemudian menjelma alun-alun yang sesak dengan orang-orang tak dikenal dan nakal. Sungguh membosankan! Jadi periksa terlebih dahulu akun-akun yang menambahkan kamu sebagi teman.
3.Jangan Asal Nulis Status atau Berkomentar
Jejaring sosial merupakan salah satu tempat yang nyaman untuk berkespresi. Kita sering tanpa berpikir panjang memuntahkan kalimat-kalimat bualan, cacian, keluhan, amarah, dan beragam ekspresi yang kemudian menjadi bumerang bagi kita sendiri. Contoh saat kita menulis status dengan ekspresi marah, disana orang yang berkomentar pasti akan menanggapi dengan respon yang tidak mengenakkan bagi kita sebagai pemilik akun dan komentar tersebut seringkali memicu pertengkaran sengit yang berkelanjutan.
Lagi pula, sangat baik dan positif jika disana kita melakukan kegiatan berdiskusi, bertukar pikiran, dan banyak hal lain yang menguntungkan.
4.Jangan Asal Unggah Foto
Jejaring sosial sebagai wadah untuk berbagi atau share dengan orang lain, kerap kali disalahgunakan oleh mereka dengan mengunggah foto-foto yang kurang sopan, memamerkan aurat dengan bangganya. Padahal... Ada satu cerita miris, ada seorang gadis belia yang sangat cantik. Kecantikannya itu mengundang banyak lelaki untuk mengomentari foto-fotonya yang boleh dikatakan “ulala...”, Tak berapa lama waktu kemudian gadis belia itu mati. Meninggalkan salah satunya, berupa foto-foto yang penuh dengan maksiat. Akhirnya karena foto-foto itulah yang menjadi pernatara bagi dirinya tidak tenang di alam kubur. Na’udzubillah.
5.Jangan Lupa Waktu
Kini setiap saat kita seolah memiliki alarm yang terotomatisasi di otak untuk selalu mengingat internet. Jalan pikiran kita telah bercabang. Satu sisi kita memperhatikan dunia nyata di sekitar kita, tapi di sisi lain, pikiran kita juga disita oleh dunia maya. Sehingga sangat tidak jarang, bahkan merupakan fenomena yang sudah biasa terjadi di tengah kehidupan kita saat ini, adalah kita mulai sering mengabaikan dunia nyata ketimbang dunia maya yang baru kita tapaki itu. Contohnya, kita bisa tahu bagaimana keadaan saudara dan teman-teman yang berada jauh dari kita sehat atau tidak. Tetapi kita lupa bahwa tetangga kita sedang berada dalam kesusahan dan musibah. Jadi ayo kita jaga waktu. Jangan sampai lupa pada orang-orang dilingkungan kita.
Semoga bermanfaat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H