Lihat ke Halaman Asli

fiimazayaki

universitas airlangga

Wacana Pendidikan Nasional dalam Dinamika Kebudayaan Lokal dan Nasional

Diperbarui: 22 Agustus 2024   09:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Wacana pendidikan nasional sering kali dibicarakan dalam konteks modernisasi dan globalisasi. Namun, penting untuk mengingat bahwa pendidikan tidak dapat dilepaskan dari dinamika kebudayaan lokal yang ada di masyarakat. Pendidikan nasional yang ideal adalah yang mampu mengakomodasi dan mengintegrasikan nilai-nilai kebudayaan lokal dalam kurikulumnya. Ini penting agar pendidikan tidak hanya berfungsi sebagai sarana pengetahuan, tetapi juga sebagai alat untuk mempertahankan identitas budaya dan kearifan lokal.

Dalam praktiknya, seringkali terjadi ketegangan antara standar pendidikan nasional dan kebutuhan lokal. Misalnya, kurikulum nasional yang seragam terkadang tidak mempertimbangkan keberagaman budaya yang ada di Indonesia. Padahal, setiap daerah memiliki kekayaan budaya yang unik dan seharusnya diakomodasi dalam sistem pendidikan. Pengabaian terhadap budaya lokal dalam pendidikan dapat menyebabkan alienasi budaya di kalangan generasi muda, yang pada akhirnya dapat mengikis identitas lokal.

Namun, di sisi lain, terlalu menekankan kebudayaan lokal dalam pendidikan juga berisiko mempersempit wawasan peserta didik terhadap dunia luar. Oleh karena itu, perlu ada keseimbangan antara pendidikan yang berbasis nilai-nilai lokal dan pendidikan yang menyiapkan generasi muda untuk bersaing di tingkat nasional dan internasional.

Pendidikan nasional harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menghargai dan memelihara kebudayaan lokal tanpa mengabaikan pentingnya pengetahuan global. Dengan demikian, peserta didik dapat tumbuh menjadi individu yang berakar pada budayanya sendiri, tetapi juga terbuka terhadap perkembangan global.

Masyarakat dan pemerintah perlu bekerja sama untuk mengembangkan kurikulum yang inklusif, yang mampu merangkul keberagaman budaya lokal sambil tetap mempertahankan standar pendidikan nasional yang tinggi. Dengan cara ini, pendidikan dapat menjadi sarana untuk memperkuat identitas nasional sekaligus memperkaya kebudayaan lokal.

Melalui pendekatan ini, pendidikan nasional tidak hanya berfungsi sebagai penggerak kemajuan, tetapi juga sebagai penjaga warisan budaya yang berharga bagi generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline