Lihat ke Halaman Asli

Zwetriz Perdana Betha

Autoimmune Survivor

Jiwa Raga

Diperbarui: 14 Maret 2024   23:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Raga bingung, mengapa lidahnya menjadi kelu setiap Jiwa menyapanya. Sekali lagi, Raga hanya bisa tersenyum dengan mata berbinar dan tubuhnya mematung.

"Raga, kamu les bahasa disini juga? Kenapa kita baru ketemu sekarang ya, aku udah 3 bulan disini." cecar Jiwa tak berhenti.

"Enggak, aku nemenin Didi kesini, katanya mau ketemu temennya yang kerja disini." Raga menjawab dengan penuh gugup. Sial, umpatnya dalam hati.

Raga masih berusaha menenangkan jantungnya yang berdegup kencang namun tetap saja baginya terasa menderu dan bising.

"Ooo.., aku keatas dulu ya. Eh, jangan lupa hari minggu besok, anterin Mama Astrid ketemu mamaku ya, biasaaa..arisan. Bye!"

Raga, kamu bodoh sekali, kenapa ga nawarin buat anterin Jiwa pulang, rumah kalian kan searah. Dasar ga peka sama perempuan. Raga mengutuk kebodohannya sendiri sekali lagi.

Selalu saja, setiap bertemu Jiwa, Raga seperti kehilangan roh dalam tubuhnya, terasa melayang menjauhi bumi. Padahal sudah 5 tahun ini mereka berteman akrab.

Ya, sejak Raga pindah dari Malang ke Bogor menemani mamanya yang sudah tak betah di Malang setelah kepergian suami tercintanya, Papa sambung Raga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline