Lihat ke Halaman Asli

Ramadhan Dulu & Sekarang

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nggak terasa sebentar lagi lebaran tiba,perasaan puasa baru dimulai tapi kenapa ya sudah mau lebaran? Waktu berjalan begitu cepat,sedih dan bahagia. Sedih karena meninggalkan bulan yang suci ini dan bahagia karena sebentar lagi hari raya idul fitri .

Setiap tahun entah kenapa saya merasa nuansa bulan ramadhan tidak seperti ramadhanbeberapa tahun yang lalu,apalagi dua tahun belakangan ini, kurang ramadhan banget? Apa itu maksudnya KURANG RAMADHAN BANGET ? Ya,pokoknya kurang ramadhan banget,tidak seperti jaman saya SD dan SMP dulu,suasana ramadhan begitu terasa,ramadhan banget deh .

Ketika saya masih MI (setara dengan SD ) bulan puasa begitu terasa nuansa islaminya. Abis sahur,musholla masih tutup belum ada orang saya dan teman-teman sudah berada di Musholla. Setelah sholat subuh berjamaah,biasanya kami akan terkantuk-kantuk sambil menunggu wiridan selesai. Setelah semua jamaah pulang barulah saya dan teman-teman mengaji Al-quran,dengan perasaan malas dan ngantuk kami mengantri satu-persatu. Barulah setelah mengaji kami berjalan-jalan,eits jalan-jalannya bukan seperti jalan-jalan ala anak gaul sekarang ya,jalan-jalan yang dimaksud adalah berjalan kaki mengelilingi jalanan kampung yang masih sejuk dan asri karena banyak persawahan,saat berjalan-jalan kami akan bertemu dengan anak-anak dari kampung lain. Saat weekend tiba biasanya kami akan gowes sampai ke laut.( Rumah ane dekat pantura sodara-sodara ). Suasana laut begitu ramai dan ketika itu remaja cowok nggak pake celana pensil,berponi lempar . Masih pake sarung dan peci karena baru selesai mengaji dari masjid atau musholla. Kalo ada yang pacaran paling mentok ngobrol sambil senyum senyum.

Kegiatan PESANTREN KILAT dan PONDOK RAMADHAN begitu populer,saya tidak pernah mengikuti pesantren kilat,tapi pondok ramadhan nggak pernah absen.

Selesai sholat tarawih kami akan berebut tanda tangan dari Mbah kyai atau Uztadz yang menjadi imam karena sekolahan memberi buku agenda ramadhan yang bertujun untuk mencatat semua kegiatan yang diikuti selama satu bulan . Nggak Cuma waktu selesai tarawih saja berebut tanda tangan,waktu tadarus dan mengaji kami juga harus meminta tanda tangan. Mau tidak mau kami juga harus mendengarkan ceramahyang dilakukan saat selesai melaksanakan sholat tarawih,karena ada kolom yang isinya adalah MATERI CERAMAH.

Buka bersama di Musholla,nah ini yang seru kami akan berebut ta’jil di musholla meskipun itu hanya gorengan dan es yang rasanya ngalor ngidol.

Tadarus sampai malam banget,saya dan teman-teman betah sekali tadarusansampai larut malam,di sekitar musholla ada banyak pohon mangga,dan itulah camilan saat tadarusan,padahal kami sudah dilarang untuk mengambil dan itu nggak mempan,ketika itu entah kenapa saya hobi sekali menggigit bagian paling bawah mangga yang masih menggantung di atas pohon. Bukan saya saja,banyak juga yang melakukan itu ketika ditanya sang pemilk kami tidak ada yang mengaku. Hahaha.

Saat liburan tiba,saya dan teman-teman akan seharian berada di musholla. Biasanya setelah sholat ashar baru akan pulang ke rumah masing-masing . Di musholla kami akan bermain segala macam permainan jaman dulu yang tidak ada di jaman sekarang,mulai dari petak umpet,main karet, ular tangga,dakon dsb. Otomatis sholat ya nggak pernah absen wong hampir seharian di musholla,tidur siang di musholla,mandi di musholla . Sekarang ? Ke musholla saja jarang.

Masak-masakan.
Biasanya acara masak-masakan ini akan dilakukan setelah selesai sholat ashar,saya dan teman-teman masak beneran loh (pamer ) ,dan menu favorit adalah oseng-oseng kangkung alias tumis kangkung,betapa joroknya ketika itu ,air yang digunakan adalah air kamar mandi . Dan kangkungnya adalah kangkung liar yang tumbuh di pinggir kali. Entah kenapa semuanya doyan makan,padahal masakan dimasak jam 4 sore dan dimakan setelah selesai maghrib.

Khataman Al-quran di malam ganjil.
Saya sangat rindu khataman di musholla,acara khataman akan diadakan di malam malam ganjil.

Dulu,orang yang tidak berpuasa bersembunyi sembunyi,takut ketahuan dan malu. Meskipun tidak puasa karena sedang menstruasi,menyususi,sakit dan hal hal yang dibolehkan untuk tidak berpuasa.

Warung-warung dan penjual makanan hanya akan buka pukul 4 atau setengah 5 sore.

Kami ngabuburit di masjid dengan mengaji Al-quran dan mendengarkan tausiyah-tausiyah guru ngaji,imam masjid atau kyai .

.

Ketika saya sudah lulus STM dan memasuki dunia kerja,semua itu berbeda. Nggak ada lagi acara berebut tanda tangan,tadarusan sampai larut malam,bahkan sholat tarawih saja jarang karena kesibukan kerja. Buka puasa di musholla atau masjid sudah lama saya tinggalkan,ngabuburit di tempat kerja,buka puasa di tempat kerja.

Saya merindukan bulan ramadhan beberapa tahun lalu,sekarang benar benar berbeda. Orang tidak puasa terang-terangan minum atau makan dan merokok seenak udelnya,buat saya inilah yang paling membuat bulan tamadhan kurang terasa,saya terganggu sekali,sangat sangat terganggu . Banyak warung tetap buka,penjual makanan di pinggir jalan tetap berjualan seperti biasa,remaja remaja berpacaran seperti biasa. Kemarin di musholla dekat rumah sudah melaksanakan khataman dan saya tidak bisa ikut menyumbangkan satu ayat Al-quran pun dikarenakan kesibukan (sok sibuk banget ni ye ). Saya jarang menemukan anak-anak/ remajayang ngabuburit di masjid,sekarang ngabuburitnya main game online,yang gedean dikit buber sama pacarnya,acara jalan pagi setelah subuh banyak dilaksanakan para kawula tua. Tadarusan paling mentok sampe jam 10.

Meskipun rasanya kurang ramadhan banget,saya sangat bersyukur karena bisa bertemu bulan yang suci ini dan semoga di tahun depan saya bisa bertemu lagi. Semuanya kini telah berbeda karena kedaan yang tak lagi sama,semoga kaum muslimin dan muslimat mendapat barokah di bulan puasa tahun ini,nggak cuma dapat langsing doang. Akhir kata apabila ada salah-salah kata saya minta maaf ya..minal aidin walfaidzin mohon maaf lahir dan batin .

Kita pasti akan merindukan kalimat “Assholatu jami’ah “
dan ini tentunya

Asyhadu anla ilaha illallah, astaghfirullah,
Allahumma inna nas’aluka ridloka wal jannah, wa na’uzubika min sakhotika wannar,
Allahumma innaka afwuwun karim tuhibbul afwa fa’fuanna yaa karim

.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline