Lihat ke Halaman Asli

Uji Publik Capres Muda: Anies dan Melanie Bintangnya

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13959062681081917405

[caption id="attachment_300869" align="aligncenter" width="490" caption="foto koleksi edo"][/caption]

Uji publik calon presiden dengan rentang usia 40 sampai 60 tahun, baru saja dilangsungkan kemarin di HotelSari Pan Pacific Jakarta. Penyelenggara uji publik yang bertema Mencari Pemimpin Muda Berkualitas ini, adalah The Habibie Center dan Hanns Seidel Foundation.Hadir sebagai narasumber: Ali Masykur Musa, Anies Baswedan, Dino Patti Djalal, Gita Wirjawan dan Irman Gusman.

Panitia mengatakan bahwa selain lima orang tersebut, sebenarnya panitia juga mengundang Joko Widodo, Mahfud MD dan Yusril Ihza Mahendra. Namun ketiga tokoh tersebut berhalangan hadir karena ada acara yang lain. Jadilah kelima narasumber yang datang semuanya peserta konvensi Partai Demokrat.

Setiap narasumber diberi kesempatan memaparkan visi dan misinya selama 15 menit. Mereka tampil sesuai urutan abjad. Uji publik ini menghadirkan lima panelis yaitu Indria Samego, Hamdi Muluk, Eddy Pratomo, Zamroni Salim dan Melanie Subono, dan sebagai moderator adalah Latief Siregar dari Sindo Trijaya FM.

Tentu tidak mudah memaparkan visi dan misi, memaparkan mau dibawa kemana negeri ini dan bagaimana caranya bila menjadi presiden, hanya dalam lima belas menit. Namun, secara umum semua narasumber dapat memanfaatkan waktu yang singkat tersebut, kecuali Dino Patti Djalal yang masih ingin menyampaikan gagasannya tetapi waktu sudah habis.

Visi dan misi yang disampaikan bagus-bagus. Ini beberapa visi yang sempat saya catat: Ali Masykur Musa menyampaikan bahwa pada dasarnya Indonesia menghendaki adanya keadilan. Dipaparkan pula beberapa strategi untuk mencapai keadilan tersebut. Anies Baswedan menekankan hal pertama yang akan ia lakukan jika jadi presiden adalah mengembalikan kepercayaan rakyat kepada penegak hukum. Dino Patti Djalal menyampaikan konsep Nasionalisme Unggul, rakyat Indonesia harus memiliki semangat juara dan rasa nasionalisme unggul agar bisa mengentaskan diri dari ketertinggalan. Gita Wirjawan menyoroti perlunya memperhatikan supply side bila tidak ingin dua puluh tahun ke depan, konsumsi Indonesia yang diperkirakan mencapai 360 ribu trilyun bukan produksi dalam negeri. Irman Gusman menyampaikan tentang demokrasi di Indonesia yang menurutnya not bad.

Nah, di antara semua narasumber, juaranya menurut saya, adalah Anies Baswedan. Penjelasannya runut dan sistematis dan menggugah semangat audiens. Pertanyaan dari panelis, misalnya tentang birokrasi juga dia jawab dengan tangkas. Anies berani menyatakan akan “memotong” pegawai negeri yang tidak berkontribusi. Selanjutnyan negara akan membantu memberikan kompensasi sesuai assesment. Dengan tegas Anies mengatakan bahwa tugas pemimpin adalah mengembalikan kebanggaan birokrasi yang bertugas mensejahterkan bangsa. Harus dibuktikan bahwa berada di birokrasi bisa sejahtera, dan aman untuk keluarga. Untuk ketegasan dan ketangkasan Anies, beberapa kali hadirin menghadiahinya dengan tepuk tangan yang meriah.

Semenatara narasumber yang menonjol dengan data adalah Gita Wirjawan. Penjelasannya kerap didukung oleh data. Terutama data di bidang ekonomi yang memang bidang keahliannya.

Untuk panelis, yang jadi juaranya adalah Melanie Subono. Setiap panelis memberi pertanyaan sesuai bidangnya. Indria Samego di bidang politik mempertanyakan bagaimana nantinya hubungan antara presiden dengan legislatif. Hamdi Muluk menanyakan tentang reformasi birokrasi. Eddy Pratomo menanyakan tentang politik luar negeri. Zamroni Salim menanyakan tentang kesiapan pengambilalihan freeport. Melanie mewakili kaum muda dan perempuan, menanyakan tentang dua langkah yang akan dilakukan untuk melindungi Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Bedanya Melanie dengan panelis lain, ia bicara singkat saja, to the point tapi tajam. Panelis lain yang juga tidak berpanjang lebar adalah Hamdi Muluk. Tapi masih kalah singkat dibanding Melanie dan memang beda gaya. Melanie cuek. Ia bilang, “Kalau speak-speak begini, semua bagus. Tapi apa step-stepnya.” Hahaha, Melanie, kalau saja kemarin saya mengajak anak saya, maka ia akan bilang,”Gue suka gaya loe.”

Untuk pertanyaan Melanie, lagi-lagi buat saya jawaban Anies yang berkesan. Anies akan merekrut orang yang paham masalah TKI, yang bisa membela TKI. Proses rekrutmen dan pengiriman TKI harus dibereskan. Dan yang terpenting adalah memastikan bahwa rakyat Indonesia bisa sejahtera di negeri sendiri. Tidak seharusnya banyak orang Indonesia menjadi TKI.

Hadirin kembali bertepuk tangan untuk Anies.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline