Lihat ke Halaman Asli

Ada yang Muallaf, Terus Kenapa?

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sorry! Judulnya jangan dibaca dengan nada sinis, tetapi anggap sebagai pengingat supaya kita tidak terlalu membanggakan seseorang yang menjadi muallaf (baru memeluk Islam), khususnya di forum terbuka seperti Kompasiana ini. Mengapa?

Namanya juga blog umum, sudah pasti berisi manusia dari berbagai latar dan tentu dengan daya serap yang berbeda pula. Bermaksud baik saja kadang bisa dipelintir apalagi kalau sampai beritikad buruk.

Muallaf dan murtad, dua kata 'panas' ini akan terasa lebih pas jika disampaikan HANYA dalam forum terbatas, (baca: kalangan sendiri atau sekeyakinan). Menjadi tidak menarik lagi ketika dua kata tersebut malah menimbulkan polemik, karena itu tadi, penyampaian yang bukan pada tempatnya dan rentan menyinggung perasaan rekan beda iman.

Btw, setidaknya kita semua harus lebih mawas dan berpikir ulang saat berbagi kegembiraan di muka umum. Istilah kerennya, Think Before Speaking. Apa yang kita yakini benar belum tentu disukai orang lain, begitu pun sebaliknya. Lain cerita soal tulisan kultum/ tausiah yang bertujuan untuk memperkuat ukhuwah, tidak akan ada pihak yang hatinya gundah.

A : "OMG! Si anu akhirnya muallaf lho, sesuatu banget deh!"

B : "Terus kenapa? Masalah? Apa gue mesti bilang 'WOW', gitu?"

Dijamin bakalan mumet sendiri kalau ternyata endingnya begini. So, utamakan kualitas daripada mengagungkan kuantitas.

Salam Pedez




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline