Lihat ke Halaman Asli

(Tidak) Ada Calo di Samsat

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_186905" align="alignleft" width="300" caption="Gedung Samsat, Jak-Tim"][/caption] Kisruh rekening gendut para perwira polisi yang pernah dibahas oleh majalah Tempo, membuat saya sebagai bagian dari masyarakat jadi tergelitik dan iseng untuk ikut melakukan reportase kecil-kecilan secara amatir, tentunya di wilayah yang 'basah' pula ( Kantor Samsat). Maklumlah, saya bukan seorang wartawan professional, tapi mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat untuk pembaca sekalian. Memasuki pintu gerbang gedung SAMSAT yang megah, di areal parkir anda akan langsung menjumpai banner besar dengan tulisan yang mencolok, "HARI GINI PERCAYA CALO?". Saya jadi nyengir sendiri kalau ingat itu, soalnya waktu sampai di dalam gedungnya, seseorang berpakaian rapi (bukan seragam polisi) dengan 'malu-malu' malah mendekati saya seraya menawarkan jasa 'service cepat' untuk pengurusan STNK. Kebetulan saat itu saya memang ingin memperpanjang STNK yang sudah hampir expired. Ongkos jasa yang ditawarkan bervariatif antara 20 ribu hingga 50 ribu tergantung negoisasi kedua belah pihak. Kebetulan saya sendiri lebih tertarik untuk ikut antri saja ketimbang memakai jasa mereka. [caption id="attachment_186978" align="alignright" width="300" caption="Benarkah?"][/caption] Sambil menunggu antrian, saya iseng mengkalkulasi pendapatan para calo itu. Katakanlah 20 ribu dikalikan 100 orang saja yang sudi memakai jasanya. WOW!! 2 juta, cooooyy... Itu cuma dalam sehari, kira-kira bisa beli kripik berapa karung ya dalam sebulan? Wkwkwk.. Sebenarnya, di lain sisi jasa mereka memang kadang menguntungkan untuk kita yang terburu-buru. Selisih waktu antara orang yang ikutan antri dibandingkan lewat calo lumayan jauh, bisa sampai 1 jam. Tapi semestinya untuk menghilangkan calo tersebut, maka sistem antrian harus dirombak ulang. Ini karena pengalaman saya empat kali ke samsat sama sekali belum ada perubahan yang berarti dalam segi antri mengantri. Saya tiba di gedung Samsat sekitar jam 10 pagi, maksudnya sih untuk menghindari jam istirahat petugas Samsat. Eh, ternyata tetap saja kebagian nomor urut hampir 700an. Gile beneeeerr... Dasar nasib apes, akhirnya STNK saya selesai juga jam 13.30 siang karena gak mau lewat calo. Dan anehnya nomor antrian banyak yang tidak urut saat pemanggilan lewat speaker oleh petugas. [caption id="attachment_187002" align="alignleft" width="300" caption="Nomor antrian yang menguji kesabaran.."][/caption] Sekedar saran untuk Samsat, menurut pengamatan saya yang awam, antrian itu seharusnya tidak terlalu membludak jika tertata dengan lebih rapi, inovatif dan tanpa calo. Ambil contoh seperti antrian di Bank, sangat indah dilihat walaupun nasabahnya juga ribuan. Emang sih, yang datang tidak sebanyak orang ke kantor Samsat. Ah, mungkin juga karena budaya antri belum terlalu merasuk di hati masyarakat, jadi yang penting siapa cepat dia lewat. Masa kalah sama bebek? Oleh karena itu perlu ada tindakan lebih tegas terhadap 'pasien' yang nakal. Padahal masyarakat itu sebenarnya baik-baik koq, buktinya mau taat bayar pajak. Hehehe.. *Baca juga artikel lainnya...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline